Di sebuah ruangan terdapat sepasang orang dewasa yang berhadapan dengan seorang pria yang dibatasi oleh sebuah meja yang cukup besar. Pembicaraan mereka kali ini terlihat sangat serius. Meskipun lebih banyak pria tua itu yang berbicara dan sepasang pria dan wanita yang ada di hadapannya lebih banyak diam dan memperhatikan dengan seksama.
"jadi bagaimana dokter"
"maaf nyonya, tapi memang benar bahwa putri anda mengidap penyakit tersebut"
Mendengar pernyataan dokter wanita yang ada di hadapan wanita itu hanya bisa diam. Seharusnya ia bisa mempersiapkan ini ketika di Jeju karena hasil yang di dengarnya sama apa yang telah mereka lakukan di Jeju. Namun ia hannyalah seorang ibu yang berusaha berpikiran yang baik tentang anaknya apapun kenyataannya.
"untuk saat ini keadaan putri anda masih dibilang tidak mengkhawatir. Mengingat penyakitnya yang sudah dideteksi lebih awal jadi kita masih ada waktu untuk menghentikan penyebarannya. Untuk cara pengobatannya terdapat dua metode yaitu kemoterapi atau langsung dengan operasi. Tapi untuk saat ini kami lebih menyarankan agar melakukan kemoterapi secara berkala"
"tapi putri saya bisa sembuh kan dok?"
"untuk itu saya sebagai dokter saya hanya bisa berusaha karena kesembuhan, kesakitan semua ada di tangan Tuhan. Saya hanya sebagai media Tuhan untuk menyembuhkan orang"
"baiklah kalau begitu kami permisi"
Mereka berdua keluar dari ruangan tersebut menuju ke sebuah ruangan tempat orang yang baru saja mereka tanyakan keadaannya menunggu mereka ditemani sang kakak. Dan tanpa sadar ada seorang pemuda yang sempat berhenti dan memperhatikan Seulgi sampai ada temannya yang memanggilnya.
Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya terdiam. Sampai mereka pada ruangan yang dituju. Namun sebelum masuk sang pria menahan lengan sang wanita.
"Seulgi, aku tahu ini pasti berat untukmu tapi kau harus kuat menghadapi semua ini demi anak-anak dan ingatlah selalu ada aku dan Joohyun yang akan selalu ada di sampingmu"
" terima kasih Junmyeon oppa, entah apa yang terjadi padaku sekarang jika aku tidak bertemu denganmu dan juga Joohyun eonnie"
"tidak masalah, mereka juga anak-anakku Seulgi"
Sebenarnya mereka pergi ke Seoul bukan hanya untuk berlibur saja, tetapi juga untuk memeriksakan keadaan Yeji. Hal ini karena beberapa waktu yang lalu kesehatan Yeji menurun dan saat diperiksakan Seulgi tidak percaya dengan hasil pemeriksaan dan ingin melakukan tes ulang di Seoul sehingga sampailah mereka di rumah sakit ini.
Junmyeon membuka pintu dan mempersilakan Seulgi masuk terlebih dahulu kemudian disusul dirinya. Di dalam telah ada anak-anak yang tengah asik mengobrol tanpa sadar ada orang yang masuk.
"eomma, daddy, bagaimana hasilnya? Adik baik-baik saja kan eomma? "
"maafkan eomma, Yeji"
Yeji langsung terdiam mengetahui bahwa dirinya saat ini benar-benar sakit. Namun ia masih berusaha tetap tersenyum agar ibunya tidak semakin merasa bersalah.
"tidak eomma, ini bukan salah eomma. Mungkin ini memang ujian buat Yeji"
*
*
*
*
Clek
Sebuah pintu kamar terbuka. Seorang pria masuk ke dalam kamar itu. Di dalam masih gelap karena ini memang masih pagi buta dan sang pemilik kamar masih menikmati mimpi indahnya di dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
Fanfiction"Mungkin ini memang jalan terbaik untuk kita. Jika memang kita ditakdirkan bersama, kita pasti kembali bersama"