Sore ini jalanan di sebuah kota kecil di Pulau Jeju tampak ramai, hal ini merupakan hal yang wajar mengingat saat ini memang waktunya bagi para pekerja dan pelajar untuk pulang. Begitu pula di sebuah taman kanak-kanak yang terlihat banyak anak kecil yang keluar dari area sekolah.
Seorang anak berjalan dengan pelan sambil menatap anak-anak lainnya yang sedang berlari pada pria dan wanita yang seperti menunggu mereka di depan gerbang yang diyakini anak itu sebagai orang tua mereka.
"Enak sekali mereka bisa dijemput orang tuanya, aku juga ingin tapi eomma sangat sibuk dan appa juga masih bekerja di jauh", guman anak tersebut dalam hati.
Jujur dia merasa iri pada teman-teman barunya, mereka dijemput orang tua mereka setiap hari. Dia juga ingin begitu, seperti saat dia masih tinggal di rumah bersama ayahnya. Ia rindu saat-saat seperti dulu, dia dulu selalu dijemput ibunya karna dulu ibunya hanya di rumah dan tidak bekerja seperti sekarang. Dulu biasanya kalau ayahnya bisa pulang lebih cepat, ayahnya juga akan menjemputnya bersama sang ibu kemudian mereka akan bejalan-jalan bertiga, kadang ke pusat perbelanjaan, taman bermain dan juga taman kota yang memiliki lampu yang sangat indah di malam hari.
Anak itu terus berjalan menyusuri trotoar yag mulai banyak orang yang berlalu lalang. Dia terus berjalan dengan malas menuju apartemen ibunya yang memang dekat dengan sekolahnya sambil menundukkan kepalanya menatap sepasang sepatunya. Jauh dari belakang ada segerombol pelajar sekolah menengah yang berlarian di trotoar tersebut. Tanpa sengaja salah satu dari mereka menabrak anak kecil tersebut hingga ia jatuh tersungkur.
Pelajar yang menabraknya tadi tetap berlari tanpa berniat membantu atau pun minta maaf pada anak itu. Tidak jauh dari situ terdapat seorang wanita yang berjalan di belakang anak itu segera membantunya.
" kau tidak apa-apa nak? " tanya wanita itu sambil berjongkok di dekat anak itu.
" ah tidak apa-apa ahjumma" jawab anak itu sambil mencoba berdiri.
Terlihat kelapak tangannya yang dia gunakan sebagai penyangga tubuhnya saat jatuh berdarah.
"ommo tanganmu berdarah nak, mari ahjumma obati dulu" tawar wanita itu sambil membantu dia berdiri.
" tidak perlu ahjumma, aku-"
"jangan begitu, jika dibiarkan lukanya bisa infeksi, ayo ikut ahjumma tenang saja aku bukan orang jahat" wanita itu menampilkan senyum ramah pada anak itu. Anak itu hanya menurut dengan wanita itu. Dia membawa anak itu duduk di bangku taman sekitar situ.
"duduk disini dulu ya" wanita itu mulai membuka tas yang dia bawa, ia mengeluarkan sebuah kotak yang tidak terlalu besar dari tasnya yang mnyerupai kotak obat menurut penglihatan anak itu. Ternyata benar di dalamnya terdapat beberapa obat-obatan. Wanita itu mulai menatap anak yang ada dihadapannya itu dengan senyum yang ramah.
"tahan ya mungkin akan sedikit sakit" Wanita itu mulai membersihkan lukanya. Sesekali anak itu meringis saat wanita itu membersihkan lukanya dengan kapas ditangannya. Wanita itu tersenyum gemas pada anak manis dihadapannya.
"siapa namamu? " tiba-tiba saja wanita itu bertanya pada anak itu yang membuatnya dari tadi menatap tangannya yang diobati beralih pada wanita dihadapannya. Merasa di perhatikan wanita itu kenatap balik anak itu dengan sebuah senyuman. Anak itu segera berdiri dari duduknya yang membuat wanita itu kaget.
" annyeonhaseo, Im Hyunjin imnida" anak yang bernama Hyunjin itu membungkuk pada wanita dihadapannya seperti apa yang telah diajarkan ayahnya jika memperkenalkan diri.
Wanita itu semakin tersenyum lebar melihat tingkah Hyunjin yang menurutnya sangat menggemaskan. Ia menarik tangan Hyunjin untuk duduk kembali di sebelahnya.
"kau tidak perlu seperti itu, cukup bilang namamu tidak masalah" wanita itu mengacak rambut mangkok Hyunjin dan kembali mengobati luka Hyunjin.
" emmm tapi kata appa kita harus begitu jika mamperkenalkan diri" jawab polos Hyunjin, wanita itu tertawa geli mendengar penuturan polos anak yang berusia sekitar 4 tahun dihadapannya.
"kau memang anak yang pintar. Dan perkenalkan namaku Kim Joohyun panggil Joohyun imo"
"baik imo"
"bagus, nah sekarang sudah selesai" Hyunjin memperhatikan tangannya yang telah dibalut rapi dengan perban kemudian menatap joohyun.
" gamsahamnida imo"
" sama-sama, apakah kau mau es krim?" Hyunjin yang mendengar makanan kesukaannya disebut segera mengangguk semangat tapi melemah setelah memperhatikan langit yang mulai gelap. Joohyun yang melihat perubahan raut wajah Hyunjin mengerutkan kening.
"wae?"
"emm...maaf imo, Hyunjin tidak bisa, ini sudah hampir malam dan Hyunjin takut eomma nanti khawatir" Joohyun mengulas sebuah senyum kecil di wajahnya.
"tidak apa-apa, bagaimana kalau kita beli es krim sebentar kemudian imo akan mengantarkanmu pulang?" Hyunjin sedikit berpikir kemudian dia mengangguk.
"baiklah imo"
Mereka beranjak dari kursi taman menghampiri kedai es krim tidak jauh dari sana. Setelah mendapat se krim strawberi kesukaan Hyunjin, mereka berjalan beriringan dengan bergandengan tangan menuju apartemen Hyunjin. Jaraknya memang tidak jauh hanya butuh 15 menit jalan kaki mereka sudah sampai di depan gedung apartemen yang tidak terlalu mewah. Saat mereka akan menuju pintu lobi, seorang wanita keluar dengan tergesa dari dalam terlihat dari raut wajahnya wanita itu khawatir. Melihat seorang wanita yang sangat Hyunjin kenal dia segera memanggil wanita itu.
"EOMMA"
Wanita yang merasa mendengar suara seseorang yang dikhawatirkannya itu segera mencari sumber suara karena dari tadi dia fokus pada ponselnya. Setelah menemukan asal suara dia segera memasukkan ponselnya pada sakunya dan menghampiri Hyunjin. Hyunjin pun begitu dia langsung berlari kearah ibunya dan memeluknya meninggalkan Joohyun yang menatap mereka.
"Hyunjin kau dari mana saja? Eomma khawatir padamu" wanita itu melepaskan pelukannya dan menatap Hyunjin. Ia perhatikan seluruh tubuh Hyunjin dari ujung kepala menuju ujung kaki, tapi ia berhenti setelah melihat tangan Hyunjin, ia meraihnya dan mengusapnya pelan.
"ini kenapa hm?" tanya ibunya dengan lembut.
" tadi saat jalan aku terjatuh" ibunya Hyunjin kaget dengan penuturan anaknya.
"terjatuh? kok bisa? Apakah parah? Dan siapa yang mengobatinya? "
"tadi aku tidak jalan dengan benar, eomma tidak perlu khawatir ini tadi cuma lecet dan tadi udah diobati oleh Joohyun imo" Hyunjin kemudian mengalihkan pandangannya kemudian menunjuk seseorang " itu dia joohyun imo" pandangan ibunya mengikuti kemana Hyunjin menunjuk kemudian dia terkejut saat melihat wanita yang ditunjuk anaknya.
"Dokter?"
TBC
Cast
Bae Joohyun as Kim Joohyun
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.