Sebuah mobil melaju membelah jalanan di pagi hari. Di dalamnya terdapat Hyunjin yang duduk di kursi penumpang dan juga Joohyun yang mengemudi. Joohyun akan berangkat ke rumah sakit jadi sekalian mengantarkan Hyunjin ke sekolah karena memang searah.
Joohyun melirik Hyunjin yang sedari tadi diam. Sebenarnya ia merasa ada yang aneh dengan Hyunjin.
“Hyunjin sepertinya hari ini barang bawaanmu banyak, apa ada jam tambahan?”
“oh ini, iya mommy. Nanti akan ada jam tambahan jadi nanti tidak perlu menjemputku, biar aku naik bus saja waktu pulang”
“yakin mau pulang sendiri?” joohyun sedikit ragu dengan keputusan Hyunjin.
“tentu mommy, Hyunjin sudah besar sekarang”
“baiklah kalau itu maumu. Nah kita sudah sampai”
Joohyun memperlambat laju mobilnya dan menghentikannya tepat di depan gerbang sekolah.
“baik mommy, aku turun dulu. Sampai jumpa”
Salam Hyunjin sambil mencium pipi kanan Joohyun. Setelah Hyunjin turun Joohyun melambaikan tangannya yang dibalas hal yang sama oleh Hyunjin. Joohyun kembali melajukan mobilnya. Seketika senyum yang ada di wajah Hyunjin menghilang tergantikan dengan wajah sedihnya.
“maafkan Hyunjin, mommy daddy eomma”
Bukannya masuk ke area sekolah tapi dia berjalan menjauhi sekolah. Ia berhenti di halte bus. Ia duduk di bangku yang disediakan dan mengeluarkan sebuah jaket dari dalam tasnya. Ia memakai jaket itu dan kembali melanjutkan jalannya sampai ia memberhentikan sebuah taksi. Ia memasuki taksi itu.
“ke bandara ajhussi”
Sopir itu mengangguk dan kembali menjalankan taksinya. Tak butuh waktu lama mereka telah tiba di bandara. Hyunjin turun setelah memberikan beberapa lembar uang kertas pada sopir taksi tersebut.
Ia melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangan kirinya. Jam itu menunjukkan pukul 08.00. Hyunjin segera berjalan ke tempat boarding pass. Setelah 30 menit berada di sana. Kini ia berjalan menuju jalur masuk ke pesawat karena telah ada pemberitahuan bahwa 15 menit lagi pesawat akan lepas landas.
Hyunjin menyerahkan tiketnya pada petugas yang berjaga di pintu masuk kemudian dia masuk ke pesawat. Saat telah di dalam pesawat dia di bantu oleh pramugari untuk mencari tempat duduk. Hyunjin mendapatkan tempat duduk di dekat jendela bersebelahan dengan seorang wanita tua. Dilihat dari wajahnya yang murah senyum sepertinya nenek itu orang yang ramah menurut Hyunjin.
“kau sendirian nak?” nenek itu mencoba membuka obrolan dengan Hyunjin.
“nde”
“berani sekali anak seusiamu naik pesawat sendiri. Kau kenapa ke Seoul?”
“aku ingin menemui appa adikku”
Dengan polosnya Hyunjin berkata begitu sehingga menyebabkan nenek itu mengerutkan keningnya. Ayah adiknya? Bukankah juga ayahnya? Itu lah yang nenek itu pikirkan. Saat akan kembali bertanya di lihatnya Hyunjin yang sudah menutup matanya yang membuat dirinya mengurungkan niatnya. Mungkin dia masih mengantuk, itu pikirnya.
Sebenarnya Hyunjin tidak tidur, dia hanya menutup mata mencoba menghindari obrolan dari nenek itu. Bukannya dia tidak ingin mengobrol tapi ia tahu nenek itu pasti akan bertanya lebih lanjut tentang tujuannya pergi ke Seoul. Sekaligus dia ingin menenangkan dirinya daru ke gugupan yang luar biasa yang tengah dialaminya. Mencoba berpikir semua akan baik-baik saja.
Selang beberapa menit dirasa pesawat akan lepas landas karena ia merasakan guncangan kecil yang terjadi. Tak sampai 5 menit kini guncangan itu menghilang. Hyunjin menyamankan duduknya dan mencoba untuk tidur sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
Fanfiction"Mungkin ini memang jalan terbaik untuk kita. Jika memang kita ditakdirkan bersama, kita pasti kembali bersama"