Sekedar informasi ini adalah chapter terpanjang di cerita ini.
Jaebum pun mendengarkan semua yang mereka katakan sampai akhir. Saat dilihatnya Jimin yang berjalan ke arahnya ia segera bersembunyi dengan merapatkan diri ke tembok, dan berhasil. Ia masih berdiam diri di sana, mungkin saja Seulgi juga akan lewat. Namun tidak, kemudian ia memutuskan untuk menghampiri Seulgi.
"jadi ini jawabanmu untuk pertanyaaku Seul?"
Kalimat itu terlontar begitu saja dari mulutnya saat dia telah di hadapan Seulgi meski jarak mereka jauh. Seulgi terdiam mendengar suara itu. Perlahan ia mulai menegakkan kepala menatap Jaebum. Jaebum semakin mendekat mengikis jarak di antara mereka. Seulgi masih diam di sana sampai jarak mereka tinggal 2 langkah.
"Jae-Jaebum"
"jawab aku Seul"
Jaebum menatap tepat di matanya dengan tatapan tajam mengintimidasi dan jangan lupa wajah juga nada bicaranya yang datar membuat Seulgi sedikit takut. Ia tahu Jaebum, biasanya jika dia marah maka akan seperti ini. Namun satu hal yang menjadi pertanyaannya apa Jaebum marah? Kenapa?.
"Jae aku-"
"JAWAB SEUL-"
"IYA"
Seulgi berbicara sambil menunduk. Tangannya mulai bergetar dan dirasa matanya memanas.
"Iya, aku menerimamu kembali. PUAS"
Seulgi menatap Jaebum dengan sebulir air mata yang menghiasi pipinya dan juga mata berkaca-kaca. Lain dengan Jaebum yang masih menampilkan wajah datarnya. Namun tak lama ia benar-benar mengikis jarak di antara mereka. Ia meraih tubuh Seulgi dan memeluknya begitu erat seakan takut jika terlepas. Pertahan Seulgi runtuh. Ia membiarkan semua air mata yang ia tahan membanjiri wajahnya bahkan ikut membasahi pakaian yang Jaebum kenakan. Ia tak peduli jika sang pemilik marah, yang ia inginkan kini hanya merasakan pelukan hangat yang sudah lama tak ia rasakan selama 8 tahun, salahkan Jaebum yang membutnya ketakutan.
"terima kasih Seul, terima kasih"
Sesekali Jaebum mencium pucuk kepala Seulgi yang hanya sedagunya.
"hisk hisk hisk...... kau jahat.. hisk hisk.... aku takut hisk"
Jaebum terkekeh mendengar lirihan yang disertai rengekannya.
"hey, kenapa malah menangis?"
"hisk hisk..... aku kira hisk.... hisk.... kau marah padaku hisk"
"aish sudah dong nangisnya. Kau juga aneh kenapa aku marah padamu coba?"
Seulgi tidak menjawab, dia masih fokus mencoba menghapus air matanya dengan mengusapkan wajahnya pada pakaian Jaebum. Sampai akhirnya Jaebum melepas pelukan itu dan menghapus sisa air matanya dengan menangkup wajah Seulgi dengan kedua tangannya dan mengusap air mata itu dengan ibu jarinya. Ia menaikkan wajah Seulgi sehingga kini dia dapat melihat wajah Saeulgi yang sedang menatapnya dengan kedua mata yang memerah.
"aku mencintaimu dan kuharap kau tahu. Dulu, sekarang hingga kita beruban dan menua bersama aku akan selalu bersamamu sampai maut memisahkan. I love you"
Jaebum mengakhiri kalimatnya dengan mencium kening Seulgi lama. Saat diperlakukan seperti itu Seulgi memejamkan matanya dan mulai kembali meneteskan air matanya.
"I love you too"
*
*
*
*
Seulgi menatap pantulan dirinya dari cermin besar yang ada di hadapannya. Sempurna itulah kata yang keluar untuk penampilannya, ini pun berkat kerja keras penata rias yang meriasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
Fanfiction"Mungkin ini memang jalan terbaik untuk kita. Jika memang kita ditakdirkan bersama, kita pasti kembali bersama"