15

1.2K 136 5
                                    

“eomma Yeji takut”

Yeji yang semenjak memasuki ruangan itu menggenggam tangan ibunya akhirnya berani mengangkat suaranya.

“tidak apa-apa, eomma akan selalu menemani Yeji, jadi Yeji jangan takut”

“mari nyonya”

Seorang suster memotong pembicaraan antara ibu dan anak itu. Ia juga mengambil alih kursi roda yang digunakan Yeji dari tangan Seulgi. Sementara Seulgi hanya menurut dan mengikuti masuk ke dalam ruangan.

Kini Yeji telah dikelilingi oleh dokter dan beberapa suster, tidak lupa Seulgi yang juga ada di  sampingnya. Dokter itu mulai menyuntikkan sebuah cairan pada infus dan memasangnya pada tangan kiri Yeji.

“argh”

Yeji meringis saat tangannya dipasang selang infus. Tidak terjadi apa-apa sampai sejauh ini. Cairan yang ada di kantong infus pun tinggal sedikit. Namun saat Yeji menggerakkan sedikit tangannya ia merasa nyeri yang luar biasa pada tangannya.

“argh”

“kenapa sayang?”

“tidak eomma tanganku ini sedikit sakit saat digerakkan” sambil menunjuk tangan kirinya dengan dagunya.

Seulgi mengusap pelan tangan kiri Yeji. “tahan ya, sebentar lagi selesai”. Yeji hanya menganggukkan kepalanya.

Tak berapa lama kini Yeji telah kembali ke ruangannya. Dia masih ditemani oleh Seulgi yang selalu ada di sampingnya. Karena sekarang sudah waktunya makan siang jadi Seulgi menyuapi Yeji. Saat akan menyuapinya lagi Yeji tiba-tiba menutup mulutnya.

“kenapa Yeji?”

“muntah”

Mengerti jika Yeji ingin muntah, Seulgi segera mencarikannya wadah. Yeji segera memuntahkan cairan yang ada di perutnya bercampur dengan makanan yang baru dimakannya. Namun ada hal lain yang membuat Seulgi panik. Cairan tersebut bercampur dengan darah segar dan juga darah yang mengalir deras dari hidungnya. Seulgi segera meraih tisue yang ada di dekatnya dan membersihkan darah yang keluar.

“kamu pegang dulu, eomma akan panggilkan dokter”

*

*

*

*

Sementara Jaebum saat ini masih berada di kantornya, tepatnya berada di ruangan CEO yang dijabatnya. Namun dia hanya menatap kosong orang yang sedang mengoceh di hadapannya yang hanya dipisahkan oleh meja kebesarannya.

“apa appa tahu siapa Seulgi? Kang Seulgi?”

Kata-kata itulah yang sejak kemarin malam berputar di pikirannya. Pertanyaan sang putri yang sampai sekarang pun Jaebum belum menemukan jawaban yang tepat untuk menjawab.

“hyung”

“hyung”

“Jaebum hyung”

Orang yang ada di hadapan Jaebum mencoba mendapat perhatian dari Jaebum namun hal itu tidak di indahkan oleh Jaebum. Hal itu membuat orang itu kehilangan kesabarannya.

“YA! IM JAEBUM”

“ah iya?”

Terikannya orang di hadapannya membuat Jaebum tersadar dari lamunannya.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang