25

1.2K 145 14
                                    

Cklek

"dokter bagaimana keadaan anak saya?"

"sebaiknya kita bicarakan di ruangan saya. Mari"

Mereka berempat menatap satu sama lain.

"oppa, sebaiknya kau temani Seulgi"

"baiklah"

"ayo Seulgi" lanjutnya

Junmyeon dan Seulgi berjalan mengikuti dokter. Sepanjang kakinya melangkah Seulgi menundukkan kepalanya dan meremas kedua tangannya. Melihat itu Junmyeon merah tangan Seulgi dan menggenggamnya. Melihat tangannya di raih seseorang Seulgi menatap orang itu.

"semuanya akan baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir"

seulgi hanya mengangguk dan menhembuskan nafasnya pelan.

Kini mereka berdua telah duduk berhadapan dengan dokter yang dibatasi oleh sebuah meja besar.

"jadi bagaimana keadaan anak saya dok?"

"begini dengan sangat terpaksa kami harus menyampaikan kabar kurang baik ini"

Dokter itu membuka sebuah map yang dari tadi di bawanya saat keluar dari ruang ICU.

"ini adalah catatan harian Yeji. Anda bisa lihat semakin hari kekebalan tubuh Yeji semakin menurun. Ini akan sangat berbahanya bagi nyawanya jika dibiarkan begini. Sel-sel kankernya pun saat ini telah menyebar di organ dalamnya. Kita harus segera melakukan operasi transplantasi sumsum tulang belakang. Apakah anda telah menemukan pendonor yang cocok dengan Yeji?"

Mereka terdiam. Junmyeon melirik Seulgi yang telah menundukkan kepalanya dan kembali meremas tangannya.

"berapa lama waktu yang dimiliki Yeji dok?"

"seminggu, kami harus melakukan operasi itu dalam kurun waktu seminggu jika tidak kami tidak bisa menjamin bagaimana keadaan Yeji setelahnya"

*

*

*

*

"bagaimana sayang, apa kau suka?"

Hyunjin yang tadinya asik dengan makanannya kini menatap Jaebum. jaebum tersenyum melihat ada sisa makanan di sudut bibir Hyunjin. Ia mengambil tisue dan membersihkan sisa makanan itu. Setelah dirasa bersih Hyunjin terseyum pada ayahnya.

Cklek

"APPA"

Mereka mengalihkan pandangannya pada pintu di sebelah mereka yang terbuka. Ada seorang gadis mungil berdiri di sana. Mengenakan seragam sekolah dengan tas yang masih berada di punggungnya. Ia berjalan mendekati Jaebum.

"appa bilang akan menjemputku, tapi kenapa samchon pelit ini yang menjemput"

"hei, anak kecil jaga ucapanmu. Kenapa kau mengataiku pelit?"

Disusul seorang pemuda yang berjalan di belakangnya.

"samchon pelit, buktinya aku ingin es krim tapi samchon tidak mau membelinya"

"hei, kau masih flu tidak boleh minum dan makan yang dingin-dingin dulu"

"sama saja, samchon pelit"

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang