1

4.9K 270 15
                                    

Ini adalah cerita pertama yang aku selesaikan.
Semoga suka

Happy Reading

Seulgi Prov.

Terkejut, itulah yang aku rasakan sekarang. Ternyata suami yang aku anggap setia bermain dengan wanita lain yang notabennya adalah sahabatku sendiri. Sahabat yang sudah aku anggap sebagai saudara. Tanpa aku sadari air mataku telah menetes membasahi kedua pipiku.

BRAK

"Seulgi"

Kata itulah yang keluar dari mulut suamiku dengan raut wajah yang terkejut.

"Jiyeon eonnie.... bisakah kau tinggalkan kami" kataku dengan suara serak.

"Seulgi, aku bisa menjelaskan semua-"

"AKU BILANG KELUAR!!!", Kupotong ucapan Jiyeon eonnie dengan suara yang meninggi dan menatapnya tajam. Persetan dengan dia merupakan sahabatku, toh dia sudah menghianatiku.

Jiyeon eonnie hanya bisa diam dan berjalan keluar meninggalkan kami berdua yang masih diam. Aku hanya bisa menundukkan kapala. Entah kenapa rasanya tidak sanggup jika aku harus menatap wajah suamiku.

"Seulgi, aku bisa menjelaskannya"

"Apa? Apa yang perlu dijelaskan bukankah sudah jelas"

"Bukan begitu-"

"Bukan begitu bagaimana? Aku mendengar semuanya Jae"

Disaat memejamkan mata kurasakan sebuah pelukan yang dapat aku pastikan jika Jaebum yang memelukku. Pelukannya masih hangat seperti dulu. Jujur aku nyaman dalam dekapannya saat ini yang mungkin ini merupakan terakhir kalinya dia memelukku.

"Maafkan aku", itulah katanya yang masih mendekapku.

Setelah aku merasa tenang perlahan aku mulai melepaskan dekapannya. Kubersihkan sisa air mata diwajahku.

"Kita akhiri saja semuanya"

"Apa?"

"Kita akhiri hubungan kita sampai disini"

"Apa maksudmu?"

"Aku ingin kita bercerai"

"Tidak! Aku tidak akan pernah menceraikanmu"

"Harus! kau harus menceraikanku"

"Apakah tidak ada cara lain selain bercerai?"

"Lalu kau mau bagaimana? Dia mengandung anakmu apakah kau tidak ingin mempertanggungjawabkan perbuatanmu?"

Kubalikkan badanku sehingga memunggunginya.

"Lebih baik kita bercerai saja. Aku akan menyiapkan dokumennya besok... dan........ segera menikahlah dengan Jiyeon eonnie."

Sungguh berat rasanya meminta suami sendiri untuk menikah lagi dengan wanita lain. Tapi mau bagaimana lagi, Aku tidak bisa egois untuk saat ini dan mungkin ini yang terbaik bagi kami.

Kulangkahkan kakiku keluar dari ruangan tempat kerja Jaebum dan menutup pintunya. Pergi sejauh mungkin dari tempat ini. Rasanya semakin sakit jika aku harus melihat wajahnya lagi dalam waktu dekat.

Bukannya aku benci padanya. Tidak! Aku tidak membencinya. Tapi aku takut jika aku melihat wajahnya, semakin berat aku melepaskannya untuk orang lain.

Jika ada yang bertanya kenapa aku tidak mempertahankanya dan merawat anaknya setelah lahir? Bukankah itu berarti aku harus memisahkan antara ibu dan anak. Aku juga seorang ibu, aku tahu bagaimana rasanya saat jauh dari anak. Lalu, Ibu mana yang kuat melihat anaknya menggapnya sebagai orang asing?

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang