Alan memperhatikan makhluk kecil yang tertidur lelap di dalam boks. Entah kenapa, hatinya bergetar melihat Baby El. Perlahan, ia mendekat dan menyentuh tangan kecil itu, mengusapnya dengan lembut. Ia terus menatap makhluk kecil itu sampai kepala kecil Jane menghalangi pandangannya.
Jane mencium Baby El dengan gemas.
"Jane, pelan-pelan menciumnya. Nanti kau membuat Baby El terbangun," tegur Ola, asisten yang menjaga Baby El. Sebelumnya, dia dan temannya—Sarah—bekerja di tempat Eric. Namun, Eric meminta mereka untuk kemari dan membantu Erza menjaga Baby El saat wanita itu bekerja.
"Jane, mau tidak punya adik selucu Baby El?" tanya Anne pada Jane. Dilihatnya gadis kecil berambut hitam itu mengangguk girang.
"Kau harus meminta ayahmu dan Aunty Erza menikah."
Adella dan suaminya terseyum senang mendengar bualan Anne, sedangkan Alan dan Alex menatap tajam Anne, lalu beralih menatap Eric. Sadar dua lelaki itu memancarkan aura permusuhan kepadanya, Eric mengetatkan rangkulannya pada Erza, kemudian menatap sang kekasih yang tengah merona menahan malu mendengar perkataan Anne.
"Kau mau menikah denganku?" tanya Eric dengan senyumnya.
Erza balik menatapnya, lalu mendorong wajah Eric.
"Ayo, kau mau atau tidak? Biar kita bisa memberi Jane adik selucu Baby El, hihihi."
"Ah, teman-teman, sebaiknya kita ke meja makan sekarang," ajak Erza sambil melepaskan tangan Eric dari pinggangnya, kemudian menatap Ola dan Sarah secara bergantian. "Kalian juga harus ikut."
"Ah, Erza, bilang saja kau mau. Tak perlu mengalihkan topik begini, tapi aku juga sudah lapar. Ya, sudah, ayo kita makan." Anne menuju pintu dan ketika melewati Erza, ia sedikit mencolek pinggang wanita itu untuk menggodanya.
Erza berjalan ke arah Jane untuk mengendong gadis kecilnya itu, lalu keluar bersama Adella dan keluarganya beserta dua asisten yang menjaga Baby El, sedangkan Eric masih di ruangan itu bersama Alex dan Alan.
Eric sedikit terusik ketika Erza tidak merespons ajakannya tadi.
"Sudah kukatakan, 'kan? Erza masih mencintai Banner. Kau kira, dia wanita yang mudah berpindah ke lain hati? Jadi, kau harus sadar diri. Kau hanya pelarian atas kesakitannya di masa lalu," bisik Alan, kemudian berlalu pergi, meninggalkan Eric bersama kekesalannya.
Kini, hanya tersisa Alex dan dirinya di ruangan itu, melihat hawa yang ada di ruangan itu tidak bersahabat, Alex pun memutuskan untuk beranjak.
Sebelum keluar dari sana, Alex menghentikan langkahnya tepat di depan Eric. "Aku pikir, aku saja yang mencintai kekasihmu, ternyata dia juga, tapi aku lebih suka jika Erza yang menjadi milikmu daripada dia. So, jangan lepaskan Erza apa pun masalahnya di masa lalu dan apa yang dilakukan Erza padamu tadi. Aku yakin Erza ingin menjawab 'ya' atas pertanyaanmu. Dia pernah bilang bahwa dia trauma terhadap suatu hubungan, tapi mendengar dia mengakui kau kekasihnya, aku yakin dia benar-benar memercayaimu untuk menjaga hatinya. Erza juga bilang padaku dan Anne, dia serius akan hubungan kalian karena kau juga serius. Erza mencintaimu, Bro, jadi jangan dengarkan ucapan lelaki tadi."
Alex keluar dari kamar Baby El, meninggalkan Eric yang masih bergeming. Dalam hati, ia membenarkan perkataan teman kerja kekasihnya itu. Erza sekarang adalah kekasihnya, tinggal bagaimana dirinya mempertahankan hubungan mereka, lalu mendorong hubungan mereka menjadi lebih serius. Bukankah hubungan butuh proses? Eric memastikan tidak akan ada benalu yang mengganggu seperti Alan.
"Eric, semua sudah menunggumu. Kenapa masih di sini?"
Mendengar pangilan itu, Eric langsung berbalik dan mendapati Erza sedang berdiri di ambang pintu. "Apa kau mau menikah denganku, Erza?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Lady [completed]
RomanceSeorang wanita yang menganggap dunia adalah melodi yang belum selesai, terjebak dalam kehidupan yang jauh dari harmoninya. Dikenal dengan kelembutan hati dan cintanya pada seni, ia hidup dalam bayang-bayang janji yang tak pernah ditepati. Ketika tak...