Zeven

43 15 0
                                    


"Sma Nusa Pelita. Ini, inii ah ini tag nya. OSIMNOP?? Kayaknya ini deh instagram osisnya."

Aku membuka instagram osis sma Nusa Pelita yang isinya tentang anggota-anggota osis serta acara-acara yang mereka buat. Tujuanku kali ini adalah ketua osis, aku harus memastikan benar tidaknya kalau pangeran sepeda putih adalah osis di sma ku nanti.

Dan aku menemukan satu foto laki-laki tempatnya paling bawah dari foto lain. Aku sedikit heran, ini ga terlalu mirip sama pangeran sepeda putih tapi bisa saja kan foto itu diedit atau apapun itu yang bisa mengubah wajah dan lain-lain.

Aku melihat namanya Muhammad Juna. Y. Dan jabatannya sebagai ketua osis. Apa ini orangnya? Jadi nama pangeran sepeda putih itu juna? Tapi masa iya ini mukanya? Oke kita analisis aja beda nya.

"Pertama, rambut pangeran sepeda putih itu seinget gua ikal deh, ya ga ikal ikal banget. Tapi ikal sih, trus yang di foto ini lurus. Tapi rambut bisa berubah kan, bisa aja dia smoothing? Ya kagak lah dea. Ya kali, dia kan cowo. Atau mungkin waktu mau foto dia keramas kali ya makanya lurus. Itu bisa jadi, yang kedua kayaknya wajahnya ga seganteng ini."

Cklek

Aku menoleh, ayah ada diambang pintu. "Ayah udah pulang? Kenapa Yah?"

"Tidur, besok sekolah"

"Iya yah, sebentar lagi" Ayah kembali menutup pintu kamarku. Ga biasanya ayah pulang awal seperti ini. Ah mungkin kerjaannya selesai lebih cepat. Aku melihat hp ku yang menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Oke, aku harus tidur. Aku tidak mau hari pertama sekolah sma ku telat karena ngantuk.

Setelah menutup laptop dan mematikan lampu. Aku beranjak ke kasur dan mulai memejamkan mata. Berharap esok lebih baik dari hari ini, dan semoga Tuhan mengabulkan setiap doa yang kupanjatkan.

***

Rasanya baru kemarin aku mengenakan pakaian putih biru dan sekarang sudah berganti jadi putih abu-abu. Terasa cepat, tapi ini yang aku inginkan. Aku tak tau apa kehidupanku sama seperti yang lalu atau akan berubah, kata orang masa sma adalah masa dimana kita merasakan semua perubahan. Katanya permainan anak sma itu menyeramkan. Iya, main hati.

"Hai mak. Gimana? Cantik kan?" tanyaku sambil bergaya di depan ibu.

"Cantik tapi ga berguna, percuma"
Oke kali ini ibu bisa membuatku kecewa, sedikit. Tapi ada benarnya juga sih, buat apa cantik kalo nggak berguna.

"Ini bekelnya ya, baik-baik di sekolah nanti. Jangan jauh-jauh dari Dina sama Sofi, nanti ilang repot. Oke?"

"Sip" satu jempolku teracung keatas.
Selesai sarapan, aku dan ayah berangkat menggunakan sepeda motor ayah.

Sekolahnya cukup dekat, tapi aku ga mungkin pakai sepeda gayung karena rok sekolah yang lumayan pendek.

Sampai. Ayah berhenti di depan gerbang sekolah yang sangat besar. Aku turun dari motor ayah dan setelah besalaman dengan ayah, ayah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Oke, ga perlu dipikir ini udah jadi kebiasaan ayah.

Aku masuk untuk yang kedua kalinya setelah tes itu. Belum ada siapa-siapa, hanya segelintir orang yang ada disini. Aku lebih memilih duduk di kursi yang sudah disediakan untuk para siswa di lapangan. Sambil menunggu Dina dan Sofi aku mengambil gunting kuku dari dalam tasku dan memotong kuku-kuku ku yang sudah panjang ini.

Kata ibu kita ga boleh melihara kuku, karena satu kuku yang panjang ada sepuluh setan di dalamnya. Bukan takut sih, aku cuma kasian aja sama para setan, ga sumpek apa ya kuku sempit begini diisi sepuluh biji.

Tuk tuk

"Hei" dua ketukan dan sapaan itu membuat kepalaku mendongak, seorang laki-laki tengah berdiri di hadapanku. Wajahnya sih ga asing, tapi siapa ya kaya pernah liat.

"Murid baru?"tanyanya, aku mengangguk.

"Oke, isi formulir dulu" ia menyerahkan selembar kertas dan pulpen. Aku mulai mengisi formulir dari nama hingga anak kandung atau anak asuh. Aku rasa anak pungut lebih cocok untukku, haha.

"Ini, makasih"

"Ya, nanti kalau temen lu yang lain udah dateng suruh ke depan situ, isi formulir."

"Iya kak juu-" aku membaca nametag yang menempel di bagian baju dada kiri nya.

"Juna" selanya.

"Ah iya kak juna." dia pergi. Jadi ini yang namanya juna? Kenapa bisa lebih jelek dibandingkan fotonya? Eh, ga boleh dea ga boleh kaya gitu. Tapi masa iya itu pangeran bersepeda putih. Kayanya sih engga, tapi mirip sedikit.

Ga deh kayaknya. Dari perasaan gua sih dia bukan pangeran sepeda putih. Trus kenapa waktu itu si dina bilang cowo yang di motor scoopy ketua osis. Itu jelas-jelas pangeran sepeda putih, tapi kenapa orang nya beda sih. Ah bingung gua!!

"Diem-diem bae neng!!"

"Mikirin sapa nih? Mantan? Hahaha lupa gua lu kan anti begituan ya kan yak, hahahaha"

"Bacot lu din. Diem kek! Eh gua mau nanya. Waktu ke mall itu gua sempet nanya kan sama lu cowo yang di motor scoopy warna abu item itu. Lu inget kaga?"

"Bentar-bentar, oh iya inget ngapa? Lu demen ama tu orang?"

"Ck, bukan elah dengerin dulu. Kata lu dia ketua osis di sma ini. Mukanya ga mirip tuh" ucapku ragu.

"Kok bisa ga mirip? Jelas-jelas itu si ketua osis Junaedi. Masa iya si junaedi oplas, punya duit dari mana dia"

"Tunggu juna itu yang duduk di depan apa yang di belakang?"

"Yang di belakang, emang itu kan juna?"

Astaga pantes ae salah lapak, kan pangeran sepeda putih yang bawa motornya, kenapa malah yang digonceng elah. Sia-sia kuota ku buat stalker si junaedi ini.

Salam hangat :)

Onlydrpa.

Fiets PrinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang