Aksa melambai-lambaikan tangannya pada Dea yang kebingungan di tengah ramainya luar universitas itu.
Setelah menangkap yang ia cari, Dea berlari dan menghampirinya."Beneran dateng? Gue kira kaga."
"Ya dateng lah, gue sekalian pulang kerja."
"Ututu capek ya?" Dea mengacak rambut Aksa dan mendapat tatapan datar dari Aksa "Susah nyisirnya De.."
Mereka berjalan entah pergi ke mana, tapi Aksa memang mengajaknya berjalan, tidak seperti kemarin menaiki sepeda dan berdiri digonceng Aksa.
"Lo jurusan apa sih De?"
"Psikologi,"
"Serius?"
"Emang muka gue, muka muka pembohong?" Aksa mengangguk yakin, dan mendapat pukulan dari Dea.
"Nggak lah! Emang minat gue dari dulu ke sini, kenapa? Ngga cocok?"
"Cocok kok, terapi diri sendiri. Biar ga gila."
"Kak Aksa sumpah, pengen gue gebukin!" Desis Dea.
"Kalau temen- temen lo?"
"Dina, dia masuk pkn stan. Biasa anak itung-itungan, kalau Sofi dia lanjut sekolah designer."
"Waw," ucap Aksa.
"Kalau Sheryl?" kali ini Dea yang penasaran.
"Sheryl kerja, dari sebelum lulus. Gue sama dia kerja buat sehari-hari, dan sampai sekarang dia kerja. Ibu juga ada yang ngerawat, tante gue. Oh iya, gue banyak fans nya tau waktu kerja di cafe makan itu," goda Aksa sambil tersenyum penuh arti.
"Dih ga nanya! Paling juga bocah-bocah ganjen," balas Dea tak menghiraukan kata-kata Aksa.
"Iya ganjen, kaya lo! Hahaha."
"Kak Aksa!!!"
Dea mengejar Aksa dan bersiap-siap menggamparnya dengan buku tebal yang ia bawa. Dan berakhir Aksa yang mengelus pundaknya akibat Dea.
Mereka terus berjalan hingga halte bus, kembali bercerita tentang hal-hal yang belum sempat tersampaikan.
"Waktu itu gue telfon nomer lo, kok nggak bisa sih kak?" pertanyaan ini tidak kalah penting bagi Dea, ia selalu lupa menanyakan ini bahkan sampai sekarang ia tidak pernah berhubungan dengan Aksa lewat telpon. Karena Aksa selalu mengatakan langsung jika ingin bertemu atau apapun.
"Gue tau itu nomer lo, makanya waktu itu gue blokir," balas Aksa dengan cengiran khasnya.
Entah apa yang salah dengan otak Dea hingga ia bisa menyukai laki-laki seperti Aksa ini.
Tanggerang 2017
-Selesai-
Pft gatau lagi udh mumet, buntu. Tidak mengesankan? Iya maap, aku orgnya tu suka yg hal-hal kecil gitu yang jarang dilakuin org lain sih. Jadi aku cerita versiku, aish aku ngetik apaaan inii??!!
Jadi eum eung tamat ges. Aku mau buat tentang author 😣😣 wkwk parah si gaya bgt buat beginian. Ngga papa nanti aku buat, biar yang terhibur bukan cuma pembaca tapi aku juga 😭😭
DADAA HUHUHU 😘😘😭😭😭
DADA DARI DEA SAMA AKSA JUGA. JANGAN LUPA KETOS KITA JUNAEDI, DINA SOFI, SHERYL, MASIH BANYAK LAGI. DADA SEMUAAASalam hangat
Onlydrpa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiets Prins
Teen FictionTentang gadis yang bertemu kembali dengan seseorang yang selama ini ia kenal dengan nama pangeran sepeda putih. Bukan cool boy, bukan pula bad boy. Hanya pangeran sepeda putih yang melekat pada dirinya. "Mingkem" "Ha?" seketika itu juga aku menutu...