"Juna!!"Sosok jangkung yang tengah minum sekotak susu itu pun menoleh.
"Ya?"Dea menghampiri Juna dengan tergesa. "Gue mau ngomong sebentar sama lo."
"Lama juga ga papa, kantin?" Dea mengangguk dan berjalan sejajar menuju kantin
"Mau nanya tentang Aksa yang mana?" Dea tersentak, namun memang itu tujuanya. Ia akhirnya mengeluarkan ponselnya.
"Nomer ini beneran nomer Aksa?"
"Iya, emang gue pernah bohong?"
"Kenapa gue telfon ga bisa?"
"Jelek kali hape lo!"
"Anjir! Seriusan ga bisa di telfon!"
"Ya gue juga ga tau De, kaga usah teriak-teriak. Gue berasa pelakor anjir!"
Dea menggigit bibir bawahnya bingung, sudah seminggu sejak Aksa pergi dan ia terus mencoba nomer itu tapi tidak pernah bisa ditelfon.
"Kangen Aksa ya?"
"Ya lo pikir aja sendiri! Oke, skip dulu nomernya. Gue mau nanya lagi satu, keluarganya Kak Aksa."
"Nanya apaan?"
"Kak Aksa punya adik?"
"Hm? Setau gue nggak tu."
"Terus Sheryl?"
"Oh Sheryl, dia bukan adik Aksa. Dia anak dari korban ayahnya Aksa. Dia yatim piatu, yaa karena orang tuanya digituin sama ayahnya Aksa. Jadi Aksa yang tanggung jawab atas Sheryl."
"Oh ok, tunggu. Gue pernah liat makam ayahnya Kak Aksa di sini. Kak Aksa dulu emang tinggal di sini kan?"
Juna mengangguk sambil memainkan kotak susu yang telah habis. "Iya dia dari kecil di sini, terus mereka pindah ke Malang dan disitu Sheryl dateng ke kehidupan mereka. Setelah ayahnya bunuh orang tua Sheryl, ayahnya ke sini lagi bunuh orang tapi dia juga ke bunuh.
Akhirnya Aksa, Sheryl sama tante pindah deh ke sini lagi. Kira-kira satu tahun lalu waktu Aksa masuk sma. Seinget gue sih kayak gitu"
.
.
.Dea membuka pintu rumahnya, sepertinya ibunya tengah di dapur. Ia mencium aroma-aroma makanan yang sengak menusuk hidung.
"Mak kasi gula mak! Sengak!" teriak Dea di dekat telinga ibunya. Dan membuat ibunya terkejut.
"Ngagetin aja sih kamu ini! Tak pukul pakai sutil panas kamu nanti!" ibunya berteriak sambil menodong Dea dengan spatula yang panas itu.
"Waw takut, mak udah beli kaktusnya kan?"
"Udah, mamak taruh di kamar kamu tuh."
"Serius? Waahh terimakasihh!! Sekalian kembaliannya kan?"
"Kembalinya cuma seribu aja Dek, masa diminta juga?"
"Yaudah iyaa.." jawab Dea sembari berjalan menuju kamarnya.
Ia melihat tiga kaktus yang berjejer di pinggiran jendelanya, dengan bentuk yang berbeda-beda.
"Lucu. Kaktusnya kak Aksa jadi punya temen nih. Tapi ini kenapa kaktusnya Kak Aksa lama banget dah tumbuhnya, ck padahal kan udah gue kasih temen," gerutunya.
Ya, tanaman yang ia suka saat ini adalah kaktus.
Hari-hari Dea berjalan normal mungkin karena ia juga pernah merasakan hal ini sebelumnya, merasakan ditinggal Aksa untuk kedua kalinya. Rasanya sudah kebal.
Ya walaupun ia teringat Aksa setiap malam."Jangan sampai jadi kaktus yang rapuh, Kak Aksa."
Ucapnya sembari menatap kaktus pemberian Aksa tersebut.
Ada Aksa ada juga Dea :)
Aku gatel mau ngepost 😭😭
Maapkaeun aku huhu :))Salam hangat
Onlydrpa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiets Prins
Teen FictionTentang gadis yang bertemu kembali dengan seseorang yang selama ini ia kenal dengan nama pangeran sepeda putih. Bukan cool boy, bukan pula bad boy. Hanya pangeran sepeda putih yang melekat pada dirinya. "Mingkem" "Ha?" seketika itu juga aku menutu...