Aksa

24 6 2
                                    


"Sa, lo bener ga mau makan? Bis nya bentar lagi berangkat ini. Kalau nggak, minum teh anget aja deh lo," ujar Sheryl yang melihat diamnya Aksa sejak keberangkatan tadi.

"Gue ga laper, lo makan aja," ucapnya seraya menoleh ke arah sang ibu yang tengah makan di meja lain dan berbincang dengan seorang ibu-ibu yang sedikit akrab saat di bis tadi.

Tidak ingin memperpanjang, Sheryl melanjutkan makanya. Ia tau kenapa Aksa begini, dan ia tak bisa berbuat apa apa jika begini.

"Sheryl, gue minta maaf. Gue jadi orang yang gagal sama tanggung jawab gue sendiri," Aksa dengan tiba-tiba mengatakan hal itu lagi.

"Lo ngomong apa sih sa? Plis, semua ini bukan salah lo! Stop mikir yang nggak -nggak."

"Lo jadi ikutan ribet gara-gara masalah ini."

"Ya terus? Gue anggota keluarga ini Sa, gue juga harus berperan dalam masalah ini. Asal lo tau, lo ga bisa ambil semua beban yang ada di keluarga lo. Apa guna nya gue? Lo punya gue, lo punya ibu dan lo punya keluarga sama temen-temen lain yang bisa lo jadiin sandaran Sa," suara Sheryl merendah, ia sangat tak suka jika Aksa begini.

"Gue ga bisa."

Sungguh Sheryl ingin sekali menceramahi Aksa lebih lama tapi Aksa sudah pergi meninggalkannya lebih dulu masuk ke dalam bis. Lagi-lagi ia selalu menyalahkan dirinya.
.
.
.

Yogyakarta, 10 Februari.

Aksa berjalan bersebelahan dengan Sheryl disampingnya. Pagi yang disambut dengan sapaan- sapaan dari tetangga yang baru mereka kenal seminggu lalu membuat mereka terasa canggung dan hanya membalasnya dengan senyuman.

Dengan memakai baju khas anak sma di hari senin mereka menuju satu sekolah, sekolah baru mereka.
Anak-anak baru, lingkungan baru, dan mungkin kehidupan baru.

Baik Aksa, Sheryl maupun ibu mereka sama-sama berpikir entah ini kehidupan yang baru? Atau ini hanya awal dari kehidupan sebelumnya yang akan terulang lagi?

Itu semua tidak ada yang tahu, dan mereka hanya bisa menjalankan sesuai skenario Tuhan.

Kejutan di setiap kehidupan yang mereka alami membuat mereka kebal dan selalu siap untuk kejutan lain, dari kejadian sang ayah yang tidak terduga sampai sosok Sheryl yang tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan Aksa, ia bahkan tak pernah membayangkan hidup berpindah-pindah tempat hanya untuk keamanan keluarga nya.

Bertemu dengan Dea adalah salah satu kejutan baginya, tapi tidak dengan akhir dari kehidupanya. Ini hanya awal, dan akan berakhir entah seperti apa.

"Nanti pulang lo yang jaga ibu kan?"

" Iya, jam enam lo udah harus pulang ya, itu kan shif gue." Sheryl mengangguk. Mereka bekerja di sebuah cafe makan yang terletak tak jauh dari rumahnya, sebagai writers dan bergantian shif agar ada yang menjaga ibunya.

"Semoga Yogyakarta akhir dari segalanya."

Sepenggal doa yang selalu ia sebutkan diantara doa doa lain itu, ia tuturkan dengan pinta sebaik-baiknya kepada sang pemberi kejutan.

Tiba tiba kangen Aksa hehe, eungg~ aku ngga tau bener apa ngga writers gitu kali ya tulisanya, ya mon maap lah kalo salah😅😅.

Salam hangat

Onlydrpa.


Fiets PrinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang