Twaalf

41 11 1
                                    


Cklek.

"Samle-eh?" salamku terhenti. Bukan hanya salamku, rasanya waktu dan nafasku berhenti saat ini. Ah tidak ini terlalu lebay, jika nafasku berhenti maka akan ada tahlilan di rumahku. Hanya waktu, tapi dunia juga mengikutinya.

Aku mundur beberapa langkah, memberikan ruang agar tidak terlalu dekat denganya. Tapi yang ia lakukan hanya diam melihat wajah terkejutku. Tiba-tiba aku memikirkan sesuatu, iya nama. Dengan segera aku mengalihkan pandanganku ke arah nametag nya.

A.Adyatmika

Dan dengan cepat aku menghadapnya kembali. "Em maaf kak Adyat..?"

"Aksa" selanya saat aku mengeja nama itu.

"Ya?"

"Aksa Adyatmika" jelasnya. Oke aku mengerti, A untuk Aksa dan sisanya adalah Adyatmika. Nama yang cocok dengan pangeran sepeda putih. Aku pun mengangguk dan tersenyum padanya. Ia juga tersenyum, demi neptunus tolong seret aku saat ini. Aku sudah tidak tahan.

Aku tersentak saat dina tiba-tiba muncul di dalam pikiranku. Ia mengingatkanku pada misi untuk pangeran sepeda putih. Apa mungkin ini saat nya, ah iya aku harus memulai.

Fighting dea!! Batinku dengan semangat.
Aku memberikan senyum termanis ku, mungkin jika dina dan Sofi yang aku berikan senyuman ini mereka akan menamparku berjamaah. "Lo kenapa?"

"Hem?" tanyaku tanpa mengendorkan senyuman.

"Lo kenapa senyum senyum gitu?"

"Ah nggak, nggak. Oh iya kakak habis ngapain di dalam?" Pertanyaan bodoh itu terlontar begitu saja dari mulut laknatku ini. Sudah jelas itu ruang fotocopy, dan aku masih saja bertanya seperti itu? Tenang dea, kita liat apa jawaban dari sang pangeran.

"Ha? Oh ini biasa, bercocok tanam" dan jawabanya pun sama sama gila dengan pertanyaanku.

"Hahahahaha!!" entah apa yang aku pikirkan yang jelas aku tertawa saat mendengar jawabanya, tawaku tak bisa berhenti. Ia juga tertawa terbahak-bahak sama seperti ku. Aku melihatnya tertawa, mata galaknya itu saat ini tak terlihat. Saat ini ia benar benar manis.

Lalu ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan dan seketika wajahnya menjadi datar. Benar-benar datar, sedatar dada dina. Ah maaf dina.

Ia lalu pergi tanpa mengucapkan kata-kata lagi, dan aku hanya bisa diam cengo menatap punggungnya yang semakin lama semakin menjauh. "Berubahnya cepet banget," heranku.

***

Author prov.

"Assalamualaikum" Aksa masuk ke dalam rumah gelap dan sepi yang tidak lain adalah rumahnya.

Tuk tuk tuk

"Oh Aksa udah pulang, duduk dulu kak"

"Iya, ibu sendiri?" tanya Aksa membantu ibunya duduk dan melihat sekeliling rumah yang sepi.

"Iya, tadi dia pergi sebentar buat beli bahan masak"

"Ibu dari pagi belum makan?"

"Nggak, ibu udah makan. Kayaknya dia yang belum makan dari tadi, ibu terlalu ngerepotin ya? Maaf ya Aksa" kata-kata yang keluar dari ibunya membuat Aksa tidak tega, ia menggenggam tangan ibunya.

"Nggak kok. Gaada yang merasa di repotin. Ibu ga boleh ngerasa kaya gitu. Aksa ganti baju dulu, mau bantu masak," ucap Aksa.

"Iya, makasih ya Aksa," Ibu Aksa melemparkan senyum getir itu. Aksa sudah muak dengan senyum itu, senyum yang menyimpan beribu-ribu kesedihan.

Cklek.

Kamar minimalis yang ia punya, tidak ada hiasan apapun di dinding kecuali jam serta kipas angin. Membuat dinding putih itu menambah kepolosan dari kamarnya. Hanya ada satu kasur lipat dan sepasang bantal guling. Ada satu meja kecil untuknya belajar, letaknya dekat dengan kasur. Dan satu buah lemari pakaian, itulah kesederhanaan yang sebenarnya bagi Aksa.

Ia menaruh tas di meja dan membuka lipatan kasurnya, segera ia berbaring untuk melepaskan lelah selama di sekolah. Memejamkan mata sejenak tak apa pikirnya.

13.50

Tok tok

"Aksa bangun. Makan dulu"

"Hm?" Aksa mengerjapkan matanya dan melihat sosok gadis di hadapanya.

"Ayo bangun!"

"Ah yaa, padahal gua mau bantuin lo masak. Malah gue ditinggal," gerutu Aksa masih setengah sadar.

"Lo yang ketiduran. Udah deh tinggal makan aja, ngomel mulu kerjaan lo"

"Cewe bar bar" umpat Aksa pada gadis yang sudah menjadi bagian dari hidupnya itu. Dengan cepat ia keluar kamar dan menuju dapur untuk mengambil makan lalu bergegas ke ruang tamu.

"Minggir!"

"Sofa nya ada tiga aksa, gue pake yang satu, kecil lagi. Masih ada dua noh yang panjang, lo bisa makan sambil tiduran disana. Gausah ngusir ngusir!!" omel gadis itu.

"Aish sensi amat lo, bulanan lo?" tanya aksa dengan wajah kesal.

"Jorok banget sih!" Gadis itu melempar remot yang ia pegang ke arah aksa sayangnya aksa menunduk dan lemparanya pun meleset.

"Ambil!"

"Ogah, gue mau makan"

"Dasar brandal!" Gadis itu menghentak hentakan kaki nya dan mengambil remot, serta memasang kembali dua baterai yang lepas dari remot itu. Ia kembali duduk dan menatap tajam ke arah aksa.

"Ganti ganti spongebob!" pinta aksa

"Iklan"

"Biarin aja, iklannya sebentar"
Gadis itu muak dengan ocehan Aksa dan ia segera mengganti chanel tv itu. Dengan terpaksa untuk sekian kalinya ia harus menonton si spons kuning yang aneh itu.

Salam hangat :)

Onlydrpa.





Fiets PrinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang