10 - Bertemu Cakra

441 134 56
                                    

/Mulmed : Cakra/

Inka yang melihat ekspresi Cakra bergidik ngeri. Ia hanya mampu berdoa dalam hati agar tidak terjadi sesuatu pada dirinya nanti.

Dengan kasar, Cakra mencengkram lengan Inka lalu menggiringnya ke sofa. "Sekarang jam berapa?!" tanya Cakra dengan nada yang tidak santai. Inka hanya bisa menunduk sambil mengecek jam yang terletak di pergelangan tangannya.

"Jam 5 Cak," jawab Inka dengan takut-takut.

"Lo tadi ngabarin gue setengah empat, seharusnya lo nyampe sini jam empat. Kemana aja?"

"Maaf, tadi ketemu sahabat lama di lift, terus ngobrol bentar."

"Bentar?! Bentar lo bilang?! Emang siapa sahabat lo itu hah?"

"Kar-ton ehhh Daxton maksudnya." Cakra mengernyit mendengar ucapan Inka.

"Mau ngasi apa lo?" Tanya Cakra dengan nada bicara yang sudah mulai biasa dan tidak setinggi tadi. Cakra yang tadinya berdiri kini ikut duduk di sebelah Inka. Inka juga sudah berani mendongakkan kepalanya saat keadaan mulai membaik.

"Ini gue mau kembaliin semua barang pemberian lo." Inka menyerahkan box tersebut kepada Cakra sambil tersenyum. Jujur senyum itu masih bisa membuat hati Cakra menghangat.

"Ini apa? Jangan bilang lo ikutin tips gobloknya si Bian?" tanya Cakra sambil membuka box itu. Inka mengangguk mengiyakan sambil memberikan cengirannya.

"Tapi untuk boneka anak ayamnya boleh gue simpen ya? Soalnya nanti gue gak bisa tidur hehehe." Inka menyengir polos. Seakan lupa bahwa didepannya ini adalah macan agresif yang sedang menstruasi. Tanpa sadar sudut bibir Cakra sedikit terangkat melihat cengiran polos sang 'mantan' yang ia rindukan.

Cakra membuka box nya. Disana ada gantungan kunci pemberian Cakra, boneka panda mini, jam tangan couple, dan yang lainnya. Cakra mengernyit ketika menemukan sebuah kotak persegi panjang. Cakra yang penasaran, memutuskan untuk membuka kotak itu. Betapa terkejutnya Cakra melihat dua coklat yang sudah lembek tak karuan.

"Ini coklat apa sampe lo simpen?" tanya Cakra kepada Inka yang sedang asik menonton film action yang tayang di televisi milik Cakra.

"Ohh itu coklat yang lo kasi,eum... kalo gak salah satu bulan lalu sebelum lo marah dan ngejauh dari gue," ucap Inka seraya memberikan seulas senyum manisnya.

Cakra sebenarnya masih sayang dengan Inka. Tapi egonya terlalu tinggi untuk mengajak balikan. Biarkan saja Inka yang mengajaknya balikan. Tapi, Hell No!

Cowo macam apa gue? Cewenya duluan yang ngajak baikan. Ahh bodo, batin Cakra.

Sifat gegabah Cakra memang kelewat tolol. Selalu emosi, apa-apa langsung bertindak semaunya tanpa berfikir akibatnya.

"Seharusnya lo simpen aja barang ini. Biar lo ga bisa move on dari gue, abis itu lo ngajak balikan deh." Tatapan Inka yang awalnya ke televisi, kini menatap tajam makhluk tak berperasaan di sebelahnya.

Gengsiii, batin Inka.

"Wahh gila lo Cak, ya kali cewe ngajak balikan duluan. Harga diri mah, gengsi dikit napa," ucap Inka asal ceplos.

Fyi, Cakra ini sifatnya moodyan sekali. Jika wajahnya sedang jutek, dipastikan ia akan banyak marah, tentunya Inka juga kena imbasnya. Cakra memang kasar, tapi ia belum pernah menampar Inka. Paling hanya menggeretnya, mencengkeram dagunya dan lainnya.

Tapi jika ia sedang romantis. Inka berusaha mencari topik yang membuat suasana romantis ini akan terus berjalan. Jika Cakra sedang kesambet, ia akan senyum-senyum sendiri, bertingkah konyol dan menyebalkan. Inka juga berusaha menyesuaikan itu. Intinya sifat Cakra itu aneh dan beragam, selalu berganti tak mengenal waktu.

CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang