Disinilah Inka sekarang, markas Thunder. Ia baru pertama kali datang ke tempat ini. Mengingat saat berpacaran dengan Cakra dulu, mereka berdua menjalin hubunganbackstreet. Deskripsi tempat ini adalah sebuah rumah sederhana yang lumayan besar, tapi tidak tingkat. Rumah sederhana bercat putih ini memiliki halaman yang sangat luas dan hijau. Di depan tadi sudah banyak motor besar yang parkir memenuhi halaman.
Mata Inka berbinar saat matanya menangkap sebuah ayunan dari papan kayu yang tergantung di pohon mangga yang terletak pada taman markas ini. Cakra yang melihat ekspresi Inka hanya bisa terkekeh kecil.
Dasar bocah, batin Cakra.
Cakra mengambil alih speaker box di tangan Inka, lalu meninggalkan Inka sendiri disana. Inka yang ditinggal, dengan cepat menyusul Cakra dengan menghentak-hentakan kakinya.
"Kalau lo sampe sini cuma mau ninggalin gue, mendingan ga usah undang gue!" Cakra tertawa mendengar omelan dari mantan gadisnya itu. Cakra mengelus surai panjang Inka lalu tersenyum sambil berkata, "Yaudah maaf."
Cakra merangkul Inka memasuki markas yang sudah ramai berisi lelaki yang parasnya bisa dibilang tampan. Dan dapat dipastikan, Inka dan Cakra menjadi pusat perhatian.
Inka mengedarkan pandangannya ke segala arah untuk mencari seseorang yang ia kenal. Sesampainya di taman belakang, Inka bersorak senang karena melihat sosok sahabatnya yang sedang berbincang dengan Kenzo.
"DAXTOOONN?!" pekik Inka langsung berlari menerjang Daxton. Daxton yang belum bersiap sampai terhuyung kebelakang, tetapi untung ada meja yang menyangga tubuhnya.
Cakra yang melihat kejadian itu berdecak kesal. Ia segera naik ke panggung untuk meletakkan speaker boxnya, lalu menemui Kenzo.
"Bang," sapa Cakra sambil berpelukan ala pria. Kenzo membalasnya dengan ramah.
"Speaker box udah kan?" tanya Kenzo kepada Cakra yang sedang menatap Inka dan Daxton yang masih betah berpelukan.
"Aman bang."
Kenzo memperhatikan arah pandang Cakra ke Inka dan Daxton yang masih saling mendekap satu sama lain. "Lo cemburu? Panas? Gak rela? Pengen ada di posisi dia? Makanya balikan sana!" Seakan tahu apa yang sedang Cakra rasakan. Kenzo mencoba menggoda Cakra agar mau kembali menjalin hubungan dengan Inka.
Jika dilihat dari Inka sih pasti mau saja. Jangan lupakan kenapa Kenzo peka, karena Kenzo pernah menjadi kakak Cakra dan kini menjadi kakak Inka.
First impression Kenzo bertemu dengan Daxton adalah orang yang ramah, baik, dan mudah bergaul.
"Gue udah pernah ngajak, tapi dia nolak dan lo malah diakuin sebagai pacar hahah." Cakra tertawa miris meratapi nasibnya.
"Mungkin dia masih takut untuk berhubungan sama gue, si cowo gegabah. Lo tahu kan gue gampang emosian sama siapapun. Gue juga kalo ngapa-ngapain kadang gapake mikir," lanjut Cakra.
"Pasti bisa, lo usaha dong buat yakinin dia lagi. Lagian gak ada halangan di antara kalian. Kalau Daxton, dia gak bakal suka sama Inka. Dia lebih cocok jadi kakak," ucap Kenzo sambil menepuk-nepuk pundak Cakra. Mendengar kata 'halangan', Cakra jadi ingat perkataan Devan sore tadi.
'Hmm papa tidak mau menunda kabar ini kembali. Kamu sudah papa jodohkan dengan Bianca anaknya temen bisnis papa. Kamu mau kan?'
"Halangan nya bahkan lebih parah dari Daxton bang. Gue dijodohin." Kenzo kaget dengan reflek ia memekik kencang hingga dua lelaki ini menjadi pusat perhatian sekarang, termasuk Inka dan Daxton.
"APAA!?!"
"Ssttt jangan kenceng-kenceng. Gue gak mau Inka tahu!" bisik Cakra kepada Kenzo. Kenzo mengangguk sambil memperlihatkan wajah terkejutnya.
"Lagian salah lo sendiri yang main mutusin adek gue gitu aja. Gue tahu gue ganteng, sampe lo rasa Inka bakal berpaling, goblok lo!" Cakra hanya memutar bola matanya malas, lalu memilih pergi mendekati panggung karena sebentar lagi acara dimulai.
Dilain tempat, Inka baru melepaskan pelukannya terhadap Daxton. "Demen banget lo nemplokin guee!" ucap Daxton sambil menoyor gemas kening Inka.
"Biarinn. Ehh kok lo bisa ada disini jugaa?"
"Dua tahun lalu pas gue balik kesini, gue dibegal. Tapi anak anak Thunder nolongin gue. Jadi semenjak itu gue udah dianggep jadi anggota mereka. Terus salah satu anak Thunder juga sepupu gue. Ehh lo gak bilang-bilang ya kalo punya pacar. Ketua Thunder lagii. Mantap banget mbaknya."
Saat mendengar nama Cakra disebut-sebut, Inka langsung memutar bola matanya malas. "Berarti lo anggota Thunder kan? Ck kenapa sih semua orang demen banget ngomongin Cakra! Lagian gue udah putus sama dia."
"Yap. Tinggal balikan apa susahnya sih hahaha. Yaudah yuk kesana, udah mau mulai."
"Tes, tes 123, tes. Tes pack, tester, tessa, testis ehh. Ralat Boncel ganteng 11 12 sama Marcus Dobre. Ekhem ekhem, uhuk uhuk uwekk."
Boncel yang sedang mengetes mic dengan kata-kata absurdnya sontak membuat semua orang tertawa dan mendekat ke arah panggung yang lumayan besar itu. Ya Boncel menjadi MC di acara ini.
Adit yang sedang menyetel sound system, sampai menimpuk Boncel menggunakan kotak tumblr light. Yang ditimpuk hanya menyengir lebar sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya sebagai lambang 'peace'.
"Hai vlog, welcome back to my guys. Ehh ini bukan youtube yak hehe. Okey kita serius. Ulang-ulang."
"Durasi Cell!!" teriak Adit.
Para hadirin sudah tak heran dengan tingkah Boncel. Cowo itu selalu berhasil menciptakan gelak tawa diantara mereka.
"Ekhem. Ladies and gentlemen, gue makan kismis lo makan permen. Sekarang, hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini, jam ini, menit ini, detik ini, dan saat ini. Thunder, perkumpulan atau geng yang sudah kita bangun dari awal bertambah umur. SELAMAT ENAM TAHUN THUNDER WOHOO.
"Sebelum masuk ke berbagai pertunjukan mari kita sambit. Oh mohon maaf, maksud saya sambut ketua, panutan, dan ayah bagi kita. Dipersilahkan naik ke atas panggung, Kenzo dari angkatan satu, Axel angkatan dua, kembaran Axel si Alex dari angkatan tiga, Dimas dari angkatan empat, dan Cakra dari angkatan limaaaa." Semua yang namanya disebut Boncel naik ke atas panggung, kecuali Cakra. Inka yang berada di samping Cakra, menyikut lengan cowok itu hingga mengaduh.
"Lo tuli? Budek? Gendang lo pecah? Bolot? Lo dipanggil! Maju dong hargaii!" Cakra menaikkan alisnya sebelah.
Ni bocah kok ngegas banget ya hari ini, batin Cakra.
Cakra menampilkan smirk nya. "Dasar bawel!" Setelah mengatakan itu, Cakra ikut bergabung ke atas panggung. Inka yang berhasil membujuk Cakra pun tersenyum senang.
"Mantan masi aja nurut," goda Osa sambil menyenggol lengan Inka.
"Iya nurut, kaya anjing mau dikasi jatah," sahut Bian menimpali. Inka mengernyit mendengar perkataan Bian yang terbilang 'ambigu'.
Inka dan lainnya terkekeh mendengar sambutan Cakra yang super duper singkat, bisa dibilang bukan sambutan. Cowok itu hanya berkata, "Sambutan gue sama kayak mereka semua, Selamat enam tahun Thunder." Sungguh menyebalkan.
Setelah acara sambutan dari masing-masing ketua per-angkatan selesai. Dilanjutkan dengan pertunjukan hiburan seperti games, dance, joget dangdut, komedi, dan lainnya. Lalu acara makan bersama dan ditutup dengan doa pulang.
***
TBC!
Hai hai apa kabar kalian? semoga baik ya!
Gimana sama part ini? Jangan lupa kasi vote dan komen kalian, biar aku makin semangat nulisnyaa <3
Kalian udah denger kabar tentang erupsi Gunung Semeru? Semoga mereka yang ada di sana selalu dilindungi dan diberikan kekuatan serta ketabahan. Ayoo sempetin beberapa menit kalian buat doain mereka.
Have a great day bestiee <3
Jangan lupa bahagia okei!
See u!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala
Novela Juvenil(On Going) Follow akun ini sebelum membaca. ⚠ Terdapat banyak kata-kata kasar! ---------------- Kata orang, masa putih abu-abu adalah masa yang paling indah. Tetapi tidak untuk Inka dan Cakra. Kisah mereka memang manis di awal, tetapi pahit di perja...