/Mulmed : Daxton/
Seminggu setelah Cakra memutuskan hubungannya dengan Inka, mereka seperti orang yang tak saling mengenal. Walaupun, saat berpapasan Inka selalu tersenyum kepada Cakra, tetapi Cakra tak menanggapi sedikitpun bahkan menoleh pun tidak.
Semenjak putus juga, Inka lebih dekat dengan Bian, Adit, dan Boncel yang notabene nya sahabat Cakra. Ditambah lagi pertemuan Osa dengan Bian yang selalu berujung percekcokan, membuat masalah yang Inka alami seakan hanyut terbawa suasana yang hangat.
Tak lupa kabar Inka yang ternyata pernah memiliki hubungan dengan Cakra sudah tersebar luas di SMA Pelita, pastinya semua tak percaya. Tapi ini cukup sebagai jawaban perlakuan Cakra terhadap Inka yang berbeda saat membullynya.
Dan satu lagi, banyak fans Cakra yang mulai mengancam Inka, tapi itu tak masalah. Jika mereka sudah mulai main fisik, barulah Inka akan bertindak. Ini lah mengapa Cakra memutuskan untuk backstreet, agar Inka tidak menjadi sasaran para penggemarnya.
"Menurut sinetron yang gue tonton. Kalau move on itu gampang. Mulai dari hal-hal kecil. Kayak buang semua barang dari dia, hapus foto lo sama dia," ucap Bian kepada Inka.
Kini Inka, Osa, Cakra, Bian, Boncel, Adit sedang berada di rooftop sekolah saat jam istirahat berlangsung. Kebetulan juga setelah istirahat satu sekolahan free class akibat ada rapat besar-besaran mengenai acara ulang tahun sekolah pada bulan depan. Walaupun mereka satu tempat, tapi Cakra memilih menjauh dari mereka. Yang lain sedang duduk di sofa usang yang ada di rooftop sedangkan Cakra malah duduk di pojok dekat pintu gudang rooftop bersama ponselnya.
"Kalau kata Ipin itu 'betul betul betul'. Kalau kata Spongebob 'hiduplah seperti Larry!' Jadi bawa santuy aja Ka," lanjut Boncel. Sontak yang lainnya terkekeh mendengar penuturan Boncel dan Bian.
***
Inka sudah siap dengan pakaian casualnya. Ia memutuskan untuk mengembalikan semua barang pemberian Cakra. Memang tidak terlalu banyak, hanya sebesar kardus helm. Inka meraih sling bagnya, merogoh ponsel untuk menanyakan dimana keberadaan Cakra.
Inkaa
Cak lo dimana? gue mau ketemu |Inka salah fokus dengan username Cakra. Sesaat ia berniat menggantinya, karena Cakra bukan siapa-siapanya lagi. Bahkan teman pun bukan. "Gue kan bukan pacarnya Cakra lagi ganti aja ah namanya," ucap Inka bermonolog.
Kenapa Inka bisa keluar dengan bebas? karena Mirna sang ibu tiri sedang ke Bandung untuk mengurus butiknya. Kenzo masih di kantornya. Alhasil Inka sendirian di rumah.
Saat ingin mengganti username milik Cakra, ada notif muncul dan itu dari Cakra sendiri. Otomatis Inka tak jadi mengganti username Cakra. Inka memberikan username Cakrong kepada Cakra, yang memiliki kepanjangan Cakra Garong.
Cakrong💛
| Gue sibuk!Inkaa
Tenang ini gak ada hubungannya sama kita| yang udah putus, gue cuman mau balikin sesuatu.Cakrong💛
| Gue di apartInkaa
Gue kesana ya, btw lo ada jadwal keluar? | Sorry kalau gue ganggu |Cakrong💛
| Ada cma ke markas.Inkaa
Okey tunggu gue ya. Gue bentar aja kok |Read
Setelah mendapat persetujuan Cakra, Inka pun bergegas pergi ke halte depan kompleknya untuk menunggu angkot.
***
Inka sudah sampai di apartemen yang ditinggali Cakra. Ia bergegas memasuki lift. Saat ingin menekan lantai tujuannya, yaitu lantai lima. Inka yang agak kesusahan, beberapa kali gagal menekan tombolnya. Tiba-tiba ada sebuah jari yang menekan tombol lantai yang sama. Pintu lift pun tertutup.
Inka mendongak untuk melihat orang yang sudah membantunya, lebih tepatnya kebetulan membantunya. Karena lantai yang dituju sama. Saat Inka mendongak betapa terkejutnya ia melihat sahabat dari oroknya yang sedang fokus pada ponselnya.
"Permisi, LO DAXTON KAN?!!" tanya Inka berteriak kegirangan dan tanpa sengaja box yang bobotnya lumayan itu terjatuh dan menimpa kaki Daxton.
"Wee anjirrr, aakhhh kaki gue. Mbak lain kali hati-hati dong kalau baw--. OH MY GOD, INKAA?!?!" teriak Daxton tak kalah alay dan girang. Sampai ia lupa dengan kakinya yang berkedut kesakitan. Dengan tertatih ia bangun dan memeluk erat Inka.
"Karton lo kapan balikk?" tanya Inka dalam dekapan Daxton. Inka adalah tipikel orang yang manja jika sudah berada dengan orang-orang terdekatnya. Termasuk Daxton. Tapi dilain sisi, Inka juga bisa jadi gadis yang kasar jika ada yang menyakitinya.
Danendra Daxton. Makhluk yang biasa dipanggil Daxton tapi berbeda dengan Inka. Ia memanggil Daxton dengan sebutan 'karton'. Karena pertemuan mereka saat kelas tiga sekolah dasar sedang berebut karton untuk kepentingan sekolah dan berakhir dengan adegan jambak-jambakan.
Daxton sudah menjadi teman dekat Inka saat kelas tiga sekolah dasar. Dan ternyata ibu mereka berdua adalah teman SMA. Semenjak itu Inka sering ke rumah Daxton, begitupun sebaliknya. Daxton pindah ke Amerika saat Inka kelas satu SMP. Tepat sehari sebelum Allana-Ibu kandung Inka dan Kenzo meninggal.
Ting
Mereka berdua keluar lift dengan saling merangkul. Dengan gentle nya Daxton membawakan barang milik Inka dengan tangan kirinya dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk merangkul pundak Inka.
"Gue balik udah setahun yang lalu pas kenaikan kelas jadi anak sma," jawab Daxton.
"Jahat lo gak ngasi tahu gue. Btw lo berubah Ton, lo udah gak manja lagi, tambah ganteng. Hmm efek pernah tinggal di Amrik kali ya." Yang dipuji pun menyombongkan dirinya.
"Iyalah, oh iya gue udah punya abs tau walaupun masih enam. Tapi nanti otw delapan kok. Btw kabar lo gimana Ka?" tanya Daxton. Mereka masih ada di depan lift, Inka pun sudah lupa dengan barang yang ingin ia berikan pada Cakra.
"Ahh bodo sama abs lo itu. Kabar gue baik. Tapi lo gak tahu kan kalau mama udah meninggal?" Wajah berseri Inka seketika berubah menjadi sendu saat mengingat Allana.
"Serius lo Ka? Karna apa? Kapan? Turut berduka cita Inka, maaf gue banyak tanya."
"Gapapa santai, mama meninggal sehari setelah lo pergi. Untuk kenapanya nanti gue ceritain deh. Gue ada urusan dulu sama temen," ucap Inka sambil mengambil alih box barang itu.
"Okede nanti ketemuan di lobby aja ya. Lo bentar kan? Gue juga bentar kok. Pokoknya hari ini gue mau kangen-kangenan sama lo." Sebelum pergi, Daxton mengacak rambut Inka. Itu sudah menjadi kebiasaan mereka sejak kelas lima sekolah dasar.
Inka mengangguk, ia pun menuju ke apartemen Cakra, sesaat ia baru ingat kalau Cakra ingin ke markas. Inka mempercepat langkahnya bahkan sampai berlari.
Satelah sampai, Inka bergegas mengetuk pintu unit Cakra dengan brutal.
Tok tok tok
Tak menunggu waktu lama Cakra membuka pintu apartemennya dengan pakaian yang sudah rapi, tak lupa ia bersedekap dada dan menampilkan raut wajah marah dan kesalnya.
***
Ada cogan baru tuh wkwkw. Gimana part kali ini? Gila sih makin alay aja cerita aku wwkwkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala
Teen Fiction(On Going) Follow akun ini sebelum membaca. ⚠ Terdapat banyak kata-kata kasar! ---------------- Kata orang, masa putih abu-abu adalah masa yang paling indah. Tetapi tidak untuk Inka dan Cakra. Kisah mereka memang manis di awal, tetapi pahit di perja...