06 - Putus

531 157 52
                                    

19.00

Malam ini Cakra, Adit, Boncel dan Bian sedang berada di markas Thunder. Sesuai dengan janji Cakra tadi, ia akan menjelaskan mengenai hubungannya dengan Inka. Tapi ada yang aneh dengan Cakra. Padahal baru tadi sore mereka baikan, tetapi wajah Cakra terlihat gusar bahkan kacau sekacau-kacaunya.

Adit sedang duduk di sofa, sembari mengamati wajah Cakra dalam-dalam. Berusaha untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Cakra. Terlihat Cakra yang beberapa kali mengusap wajahnya kasar.

Dilain sisi ada dua makhluk astral yang sedang berebut remot televisi. Ya, dua makhluk itu adalah Bian dan Boncel.

"Iss Boncel siniin remotnya. Lo udah nonton dari tadi sore, sedangkan gue baru dateng. Ayoo nanti keburu selesaiiii," rengek Bian sambil berusaha merebut remot televisi yang didudukkan Boncel.

"Ishhh gue mau nonton Upin Ipin jangan ganggu gue ahh. Syuhh syuhh," usir Boncel sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Ehhh kemaren gue ngalah ya buat gak nonton Spongebob!" Terjadilah aksi rebut-rebutan diantara keduanya.

"Bagusan juga Upin Ipin, banyak episode baruu tauu. Dari pada Spongebob itu-itu aja."

"Lo kan kerjaannya cuman nonton si 'tuyul Malaysia' doang. Lagak lo ngomongin episode Spongebob, kayak pernah nonton aja. Udahh ihh siniinnn!!!" Masih sempat-sempatnya Bian menoyor gemas kening Boncel.

"Ihhh gaboleh dedek kan mau nonton Upin Ipin, ini udah mau mulai kok."

"Bagusan Spongebob juga."

"Punya pangkat apa lo sampe berani bilang bagusan Spongebob? Awas aja lo nanti diajak tawuran sama budak-budak Kampung Durian Runtuh!"

"Apaan sih lo gajee! Sini lawan warga Bikini Bottom. Intinya bagusan Spongebob titik."

"Uuppiiinnn IIIppiiinnn."

"SPONGEBOB"

"UPINNN IPINNN."

Saat Boncel mengucapkan itu, Bian berhasil merebut remot lalu memindahkan channel televisinya. Satu ide terlintas di pikiran Bian agar Boncel tidak bisa mengambil remot televisi tersebut. Bian memasukkan remote tersebut kedalam baju yang ia kenakan dan menaruhnya tepat di ketiaknya, terlihat Boncel yang jijik dan menyerah.

"I to the yuh, IYUHHH JIJIIIK BANGET LOOO. AAA TIDAK! TANGAN DEDEK TERNODAIII HUHUUU BAUUU KETEK BIANNN HOEKK. HUAA TOL--,"

"DIEMM BANGSATT!!!!!!!" teriak Cakra sambil menggebrak meja. Boncel dan Bian tersentak kaget, bahkan Boncel sampai melompat dari duduknya saking kagetnya. Adit hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sahabatnya. Bian dan Boncel diam mematung, jika Cakra sudah mengamuk siapapun tak berani menahannya. Akhirnya selesai juga perdebatan unfaedah mereka berdua.

"Lo sih," bisik Bian sambil menyalahkan Boncel.

"Kok jadi gue, lo yang salah," bantah Bian.

"Lo lah."

"Looo."

"Lo-."

"KALIAN TULI! GUE BILANG DIEM! SEKARANG SINI DUDUKK!" perintah Cakra sambil menatap nyalang ke arah mereka berdua. Bian dan Boncel hanya menurut. Beberapa menit kemudian keadaan menjadi awkward, Adit dengan pelan bertanya.

"Lo kenapa? Kok muka lo kacau gini, bukannya tadi sore baikan? Seharusnya lo seneng dong?" tanya Adit dengan pelan. Yang ditanya hanya menghela napas kasar.

"Gue putus." Ungkapan tenang tapi menyiratkan kesedihan disana. Dua kata tadi mampu membuat Adit, Bian, dan Boncel kaget. Mulut mereka menganga lebar tak percaya.

CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang