"Oke-oke gue cerita, tapi jangan motong oke?" Cakra menganggukan kepalanya sambil berdehem.
"Jadi kemaren pas gue pulang dari acara geng lo, gue kan haus jadi ke dapur dulu. Tapi gak jadi minum, gara-gara liat papa kayak marah gitu, sampe sendok buat ngaduk kopi dibanting sama dia. Terus pas gue nguping g-." Ucapan Inka terpotong dengan pelototan dan kata tajam dari Cakra.
"Dasar anak kurang asem. Malah ngupingin omongan orang tua!" Inka memberenggut sebal lalu menyapit bibir Cakra menggunakan tangannya.
"Kan gue bilang jangan dipotongg!!!!"
"Iya sorry, lanjut."
"Pas gue nguping nama gue sama bang Kenzo dibawa-bawa tau. Makanya gue ngupingnya lanjut. Terus pas gue denger, kayaknya itu masalah papa sama rekan bisnisnya. Terus pas gue denger lagi, papa nyebut-nyebut sahabat. Gue kan jadi buruk sangka sama bokap lo. Soalnya, setau gue sahabat papa cuma om Devan kan? Terus gue denger papa bilang 'lakukan saja sesukamu saya tidak akan menyerah, selagi niat saya benar saya akan menang. Ingat jangan ganggu ketenangan keluarga saya. Dan hilangkan sifat iri mu itu'. Gue takut Cak kejadian masa lalu itu terulang." Inka sudah menunduk menahan tangis saat mengingat mendiang ibunya.
Cakra yang tidak tega langsung membawa Inka ke dekapannya. Ya, ini pelukan pertama mereka setelah lama putus. Inka akhirnya menyerah, ia terisak di pelukan Cakra.
Awalnya Cakra biasa saja mendengar penjelasan Inka. Tapi saat ia kait-kaitkan sedikit, ia jadi curiga bahwa ini motif Devan menjodohkan Cakra.
Jangan-jangan papa lakuin ini semua karna ga terima bang Kenzo diambil balik? batin Cakra.
Inka terus menangis tersedu-sedu. Mengingat Allana-mama Inka, yang meninggal akibat ditembak oleh saingan bisnis Genta.
Flasback On
Saat itu Inka masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Malam itu, Inka baru saja datang dari mengantar Daxton ke bandara. Saat itu pukul 11.47 malam. Inka berniat pergi ke kamar orang tuanya untuk mengabari bahwa dirinya sudah sampai di rumah, supaya Genta dan Allana tidak khawatir.
Tapi saat Inka memasuki kamar, tidak ada siapapun. Keadaan kamar tersebut kosong dan sedikit berantakan. Inka segera berlari ke kamar asisten rumah tangganya untuk bertanya, siapa tahu orang tuanya mendadak keluar kota atau keluar negeri. Tapi melihat raut panik asistennya, itu sudah cukup menjadi sebuah jawaban. Inka dan Bi Minah segera kembali ke kamar orang tua mereka dan mereka menemukan ponsel Genta tergeletak di bawah selimut dengan keadaan menyala.
Dan dilayar itu menampilkan pesan bahwa 'Jika ingin istrimu selamat, batalkan dua proyek perusahaan besar itu dan datanglah ke xxxxxx'. Genta membalas pesan itu dengan 'Tidak akan. Jangan kau sentuh istriku.' Inka dan Bi Minah segera pergi ke alamat itu.
Tapi semuanya sudah terlambat. Saat mereka sampai, disana terlihat Genta yang sedang terisak sambil memangku kepala Allana yang sudah bersimbah darah.
Genta tidak jadi membatalkan proyek itu. Saingan bisnis yang telah membunuh Allana sudah ditangkap oleh pihak kepolisian. Tapi Inka kehilangan sosok ibu, dan Genta kehilangan sosok pendamping hidup. Sekitar dua bulan kemudian Genta menikahi Mirna atas perintah Allana. Allana menyampaikannya dengan sebuah surat yang Allana tulis saat ia mulai terusik dan merasa dalam keadaan bahaya.
Flashback Off
Merasa tangis Inka mereda, Cakra berinisiatif untuk mengajak Inka ke makam Allana.
"Lo kangen? Mau ke makam? Ayo gue temenin." Cakra masih menenangkan Inka dalam pelukannya sambil mengelus surai hitam milik gadis itu. Hanya mengelus bukan mengecup, karena pangkat Cakra tidak pantas melakukan hal itu. Ingat kini Cakra itu 'mantan' bukan 'pacar'.
Inka mendongak seraya tersenyum kecil, lalu mengangguk mengiyakan ajakan Cakra. Cowok itu menggandeng tangan Inka untuk pamit kepada Devani. Devan sedang keluar negeri selama tiga minggu untuk mengurus perusahaan. Jika tidak demi Inka dan Devani, Cakra tidak akan mau menginjakkan kakinya ke rumah ini lagi.
"Ma, Cakra sama Inka mau ke makan tante Allana. Mama mau ikut?" tanya Cakra.
Allana, Devani, dan Mirna adalah sahabat semasa SMA. Tapi takdir berkata lain, Allana lebih dulu meninggalkan mereka. Kenapa bukan Devani yang menggantikan Allana sebagai istri Genta? Karena hanya Mirna yang belum menikah pada saat itu.
"Ayo, mama mau ikut. Mama juga kangen sama sahabat mama."
***
"Hai sahabat gue paling bener. Gue kangen banget sama lo Na, gue masih gak nyangka lo bakal pergi secepat ini. Semoga lo dapet tempat terbaik di sisi Tuhan. Inget jagain gue, Mirna, sama anak-anak kita dari sana." Devani mengelus batu nisan sahabatnya, penengahnya. Devani rindu masa-masa mereka bertiga saat bersama Allana dan Mirna dulu.
"Hai ma. Inka dateng lagi sama Cakra sama mama Vani. Tapi bedanya sekarang Inka sama Cakra udah mantan hehe. Maa... Inka takut ma, papa diancem lagi sama saingan bisnisnya. Anehnya papa bilang itu sahabatnya. Inka takut kehilangan papa atau mama Mirna ma. Inka harus gimana hiks, Inka juga takut bang Kenzo kenapa napa hiks hiks. Ma-ma b...baik-baik yaa di s-sana. Inka sama yang lain selalu doain mama dari sini." Inka tak kuasa menahan tangisnya, Devani merangkul Inka dan berusaha menenangkan gadis ini.
"Hai tante, apa kabar? Walaupun Cakra bukan pacar Inka lagi. Tapi Cakra janji bakal tetep jagain dia. Inka tetep akan jadi tanggung jawab Cakra."
"Udah dulu ya ma. Inka, Cakra, sama mama Vani pulang dulu. Mama tunggu ya, supaya nanti saatnya tiba, kita bisa kumpul lagi disana." Setelah mengatakan itu Inka langsung berlari keluar pemakaman. Inka memang selalu seperti ini, jika ada masalah ia akan ke makam ibunya dan mencurahkan semua keluh kesahnya.
"Na, gue sama anak gue duluan ya. Intinya gue tetep sayang sama lo! Gue bakal sering-sering kesini kalo kangen sama lo."
"Cakra juga pamit tante."
Devani dan Cakra menyusul Inka yang sedang menunduk di depan kap mobil Cakra sambil menangis. Devani sedikit kasihan dengan Inka. Percayalah ketakutan yang paling ditakuti adalah kehilangan orang yang kita sayang, kita cinta, dan kita butuhkan.
***
TBC
Ada ga sih yang suka overthingking takut ditinggalin orang yang di sayang?
Terima kasih buat yang udah baca part ini. Jangan lupa vomentnya ya! Biar aku tambah semangat nulisnya😊
See u in the next part, have a great day bestie. babai🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala
Genç Kurgu(On Going) Follow akun ini sebelum membaca. ⚠ Terdapat banyak kata-kata kasar! ---------------- Kata orang, masa putih abu-abu adalah masa yang paling indah. Tetapi tidak untuk Inka dan Cakra. Kisah mereka memang manis di awal, tetapi pahit di perja...