21 - Bianca Ellena

294 74 12
                                    

Kringg

"Baik kita akhiri pelajaran hari ini. Oh iya, bapak ingin menyampaikan bahwa acara ulang tahun sekolah diundur tiga minggu lagi, tepat kalian selesai UKK. Selamat pagi."

"PAGIII PAKK," jawab semua murid serempak.

Bel istrirahat berbunyi. Setelah mengakhiri pelajaran, Pak Bambang selaku guru Bahasa Inggris pergi meninggalkan kelas 11 IPA 2.

"Kok diundur sih gak seru!" Osa yang kesal pun menggebrak meja di depannya, membuat sebagian penghuni kelas tersentak kaget.

Inka hanya bisa terkekeh melihat sikap sahabatnya. Osa memang tipe orang yang sangat bersemangat jika ada suatu acara, walaupun bukan acara miliknya.

"Tanya aja sono sama pihak penyelenggara. Udah ah gue mau ngantin, bye zheyeng." Tanpa mengajak Osa, Inka melenggang pergi meninggalkan kelas.

Osa semakin kesal. Ia menghentak-hentakkan kakinya sembari menyusul Inka. Tetapi tak sengaja Osa melihat cowok dengan baju yang super duper ketat sedang menyender di ambang pintu kelasnya. Tanpa aba-aba sudut bibir Osa terangkat.

"Ngapain lo?"

Bian menyodorkan dasi yang ia genggam kepada Osa. "Ajarin make dasi lagi dongg. Tapi di kantin biar bisa sambil makan."

"Yaudah yukk." Osa mengambil dasi itu, lalu menarik tangan Bian pergi menuju kantin.

Bian mengeluarkan ponsel dari saku kemeja putihnya. Lalu mengetikkan pesan untuk seseorang, tak lupa senyum mengembang yang terpatri di bibirnya.

Bian
Modus sukses! |

Boncelajg
| Mantappp
| Spesies jomblo sepertinya akan berkurang😌

***

Suara keran terdengar, mungkin ada orang selain Inka di toilet ini. Sesampainya di kantin tadi, Inka memberi tahu Osa yang kebetulan datang bersama Bian, bahwa ia ingin membuang hajatnya sebentar. Disinilah Inka berada, toilet perempuan di depan tangga lantai satu.

Dirasa selesai, Inka keluar dan mendapati seorang perempuan berwajah cantik bak model yang sedang berkaca membenahi rambutnya.

"Permisi," kata Inka sambil tersenyum.

Namun perempuan itu tak kunjung bergeser dari posisinya. Padahal Inka ingin mencuci tangannya. Bukannya minggir, perempuan itu malah lebih memepetkan tubuhnya ke pinggiran wastapel.

Inka kembali berkata, "Permisi, gue mau cuci tangan sama cuci muka sebentar aja," ujar Inka dengan sopan.

Perempuan itu akhirnya bergeser sembari menampilkan seringaiannya. Tapi Inka tak mempedulikan itu. Ia harus segera kembali ke kantin agar Osa tidak bingung mencarinya.

Saat ingin mencuci muka, otomatis Inka membungkukkan badannya. Tiba-tiba kepala Inka didorong hingga dagu dan hidung mancungnya terkena bagian dalam wastapel. Kening bagian atas Inka juga terkena bibir keran. Ia mengaduh kesakitan sembari mengusap-usap keningnya.

Inka berusaha menahan emosinya. Kenal saja tidak, mengapa gadis di belakangnya ini mencari masalah dengannya. Inka yakin, gadis bak barbie inilah yang mendorong kepala Inka. Karena hanya mereka berdua yang berada di toilet ini. Tanpa ada rasa takut, ia bertanya kepada perempuan bak model itu.

Tampang gak sesuai sama kelakuan! Muka boleh barbie, hati boneka santet. Dasar, batin Inka.

"Lo kenapa jorokin pala gue?"

"Well well. Karena gue pengen lah, biar bocah sok cantik kayak lo itu perlahan jelek. Gimana rasanya nyium washtapel? Opps... kenapa tadi gak kloset aja ya, kan lebih enak gitu," jawab perempuan itu dengan nada acuh dan sombong.

CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang