12 - Happy Birthday

378 124 34
                                    

19.00

Setelah diantar Cakra pulang, Inka sengaja pergi ke minimarket terdekat dengan alasan membeli bahan makanan yang sudah habis. Sebenarnya niat Inka adalah membeli kue ulang tahun untuk Mirna. Karena besok ibu tirinya itu berulang tahun ke tiga puluh delapan tahun. Dan malam nanti saat pukul dua belas malam Inka berniat untuk merayakannya.

Jika Inka berterus terang kepada Mirna bahwa ia pergi ke minimarket untuk membeli kue, pasti rencana surprisenya akan gagal. Sedari tadi Inka terus menggerutu sebal kepada Kenzo. Karena cowok itu selalu susah saat diminta tolong, ia lebih memilih reuni dengan angkatan gengnya yang juga geng Cakra yaitu Thunder, daripada menemani Inka membeli kue. Dan juga Kenzo bilang bahwa ia akan menginap di markas sekaligus membahas acara yang akan diselenggarakan oleh Thunder.

Dan disinilah Inka sekarang, berjalan sendirian di trotoar kompleknya untuk menuju minimarket terdekat. Saat sampai, Inka segera mengambil kue black forest mini dan beberapa barang lainnya.

Saat hendak membayar, Inka menghentikan langkahnya saat melihat punggung seseorang yang beberapa hari lalu pernah terciduk pipis sembarangan. Ya dia adalah Boncel, cowok itu sedang berdebat dengan pegawai kasir.

"Ayolah mbak, bisa kan pake kartu kredit? Saya gak bawa cash mbak. Lagian ini udah 2021, masa di minimarket ini harus bayar cash. Ayolah mbak... mbak baik deh, cantik, seksi, imut," rayu Boncel pada kasir perempuan tersebut.

Awalnya Boncel diperintahkan membeli cemilan untuk rapat yang  akan diadakan di markas, tetapi saat sudah mengambil banyak snack, minuman soda serta minuman kaleng, Boncel lupa jika ia tidak membawa uang cash. Beginilah nasibnya sekarang, merayu pegawai kasir agar ia bisa berhutang.

"Maaf mas, jika mas sudah tahu disini tidak menerima pembayaran menggunakan credit card , mas bisa cari minimarket lain. Terimakasih," ucap kasir tersebut dengan profesional.

Inka mulai jengah dengan perdebatan mereka. Ia pun maju dan menerobos antrian Boncel dan memotong perkataan Boncel yang masih berusaha untuk merayu kasir itu. Untung pelanggan di minimarket ini hanya ada mereka berdua.

"Lah terus gimana mbak, saya mau ngutang gak boleh. Saya mau pake credit card gak bisa. Lagian kalau saya nyari supermarket lain kelamaan dan jauh mbak, saya mau kasi foto abs saya juga mbak gak mau, atau saya kasi KT-."

"Saya aja yang bayarin mbak, hitung semuanya." Baru saja Boncel ingin protes kepada cewek yang sok-sokan ingin membayar belanjaanya, ia terpaku saat mengetahui bahwa cewek itu adalah Inka.

"Ehh Inka, gausah Ka. Gue aja," cegah Boncel.

Kenapa lo coba? Demen banget lo bikin gue malu. Pas itu keciduk pipis lah sekarang malah dibayarin, batin Boncel.

"Udah diem aja ya Cel, sampe besok juga lo gak bakal keluar dari mini market ini. Lagian bukannya bawa uang cash, sok-sok an bawa credit card, ya kalo saldonya banyak kalo sisa goceng gimana!" Boncel yang diceramahi hanya cengengesan.

"Totalnya jadi dua ratus lima puluh ribu rupiah mbak." Inka menyerahkan lima lembar uang biru kepada mbak kasir. Lalu mengambil belanjaannya dan segera keluar dari supermarket.

Boncel yang belum sempat berterima kasih kepada Inka, mengejar gadis itu.

"Inka, yang tadi thanks ya," ucap Boncel kikuk sambil menghampiri Inka di trotoar depan mini market.

"Santai. Oh iya lo mau ke markas 'kan? Bilangin sama bang Kenzo, lebih baik dia pulang pagi atau larut, asalkan jangan sampai nginep okey?"

"Siap nanti gue bilangin. Sebagai gantinya lo mau gak besok gue anterin pulang?" tanya Boncel.

"Boleh deh. Bye tukang ojek."

Boncel mengangguk lalu berkata, "hati-hati Ka."

Boncel menatap punggung gadis yang selama ini ia cintai diam-diam. Dulu Boncel harus menahan perasaan itu, apalagi saat tahu bahwa Cakra ternyata memiliki hubungan dengan Inka. Tapi sekarang Boncel akan mencoba mendekati Inka.

***

Alarm ponsel Inka berbunyi tepat pukul dua belas malam. Sepertinya Kenzo belum pulang. Inka segera pergi menuju dapur untuk mengambil kue yang tadi ia beli. Setelah itu menyalakan lilin dengan angka tiga dan delapan. Inka menaiki tangga dengan perlahan. Inka tahu bawa ibunya tidak pernah mengunci kamar saat tidur. Inka memutar kenop pintu kamar Mirna dengan perlahan.

Inka tersenyum mendapati ibunya yang meringkuk di balik selimut tebal. Dengan pelan Inka membangunkan ibunya. Saat melihat mata Mirna yang mulai membuka. Inka menyanyikan lagu ulang tahun untuk Mirna.

"Happy birthday mama, happy birthday mama, happy birthday dear mama. Happy birthday mama. Tiup lilinnya ma!"

Senyum cerah di bibir Inka seketika memudar menjadi ekspresi kecewa bercampur sedih. Bukannya meniup lilinnya, Mirna justru menepis kue yang Inka bawa. Syukurlah lilinnya sudah mati, jika sampai terkena lemari yang ada di dekatnya bisa saja rumah ini terbakar.

"Buat apa kamu mengganggu tidur saya?!! Buat apa kamu dengan soknya merayakan ulang tahun saya?" tanya Mirna dengan nada meninggi.

Inka menatap ibunya dengan sorot kecewa. Bukan ini yang Inka harapkan. Ia membayangkan Mirna akan memeluknya sebagai ucapan terimakasih, lalu makan kue bersama.

"Inka cuma pengen kasi mama kejutan di hari ulang tahun mama," ucap Inka dengan lirih. Ia tak kuat menahan tangisnya.

"Tapi kan bisa besok, kenapa tengah malam seperti ini?! Saya tidak mau tau sekarang bereskan kue itu dan keluar dari kamar saya!" teriak Mirna kepada Inka. Melihat Inka yang masih berdiri menatap lantai, Mirna pun mendorong Inka hingga terjatuh tepat di hadapan kue itu.

"Saya menyuruh kamu bereskan! Bukannya diam melongo seperti tadi. Jika saya berbicara jawab!"

"Iya ma, sekali lagi selamat ulang tahun," ucap Inka sebelum keluar dari kamar ibunya sambil membawa kue yang sudah tak berbentuk itu.

"Ya terima kasih." Inka yang awalnya menangis, tersenyum mendengar ibunya yang mengatakan terima kasih. Walaupun dengan nada yang ketus. Setidaknya usahanya tidak terlalu sia-sia.

Tanpa Inka ketahui, Mirna menangis terharu di dalam kamar. "Makasi sayang, maafkan mama yang selalu melampiaskan kekesalan mama kepadamu."

***

Suka gak sama part ini? Semoga suka deh.

Btw ada yg tau gak sih kenapa maknya Inka begitu?

Makasi buat kalian yang udah baca part ini 🙌💙

Oh iya, happy birthday buat yang ulang tahun hari ini. Gbu!

CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang