Thirteen.

2.4K 168 9
                                    

Drrt.. drrt.. drrt..

Suara ponsel yang bergetar itu, mampu membuat gadis cantik yang kini sedang menikmati semilir angin dibalkon kamarnya itu mengambil ponselnya dinakas, dan melihat siapa yang menelponnya dimalam ini.

Matanya berubah menjadi berbinar-binar saat melihat seseorang yang menelponnya ternyata adalah calon mertuanya, NaHee. Dengan segera, ia pun berdeham sebentar untuk menetralkan suaranya, lalu mengangkat telepon dari calon mertuanya itu.

"Halo? Selamat malam, eommonim" ucap gadis itu sesopan mungkin.

"Selamat malam, sia. Apakah saat ini kau sedang sibuk? Apakah eommonim mengganggu waktu mu?" Tanya NaHee diseberang sana.

"Ah, tentu tidak, eommonim. Saat ini aku sedang tidak sibuk. Jika aku boleh tahu, ada perlu apa eommonim menelpon ku?"

"Bisakah kau kemari sebentar? Eommonim ingin membicarakan sesuatu denganmu." Mendengar ucapan dari NaHee, sia pun menyinggung kan senyumannya.

Ini adalah kesempatan untuk bertemu Jungkook, pikirnya.

"Tentu saja, eommonim. Aku akan segera kesana." Tanpa basa-basi, sia pun mengambil kunci mobil nya dinakas dan bergegas menuju ke garasinya. Tapi sebelum itu, ia memoleskan sedikit lipstik dibibir ranumnya, guna untuk memikat hati Jungkook nanti.

***

"Berhentilah menangis, hana. Sudah hampir dua jam kau seperti ini. Apakah kau tidak lelah?" Untuk yang kesekian kalinya, Jungkook membujuk Hana untuk menghentikan tangisannya. Namun, yang dibalas oleh Hana hanya sebuah anggukan, dan tetap menangis.

"Beristirahatlah. Walaupun besok tidak sekolah, tapi itu bukan berarti saat ini kau harus bergadang." Hana pun mulai menghentikan tangisnya, dan mengusap sisa air mata yang mengalir di pipinya.

"Baiklah, oppa. Aku akan beristirahat sekarang. Oppa pulanglah. Aku sudah agak tenang karena mu." Hana pun berdiri dari sofa dan diikuti oleh Jungkook.

"Baiklah, aku akan pulang sekarang. Tapi sebelum itu, kau harus berjanji. Setelah ini, kau tidak boleh menitikkan air matamu lagi. Mengerti?" Ucap Jungkook sambil menyodorkan jari kelingkingnya.

Hana pun tersenyum simpul dan menautkan jari kelingking nya di kelingking Jungkook. "Aku janji. Terimakasih sudah mau mendengar cerita keluh kesah ku, oppa."

"Dan terimakasih juga telah menjadi teman yang baik untukku." Lanjutnya.

"Bukankah itu adalah kewajiban ku sebagai teman?" Ucap jungkook sambil melangkahkan kakinya menuju keluar rumah hana, lalu menghampiri anjing kesayangan nya yang sejak tadi terduduk manis dihalaman depan Hana.

"Hati-hati dijalan, oppa." Hana melambaikan tangannya, dan hanya dibalas senyuman oleh Jungkook.

***

Ting.. nong.. Ting.. nong..

Terdengar suara bel dari pintu utama dirumah kediaman keluarga Jeon. Dengan semangat, seorang wanita paruh baya yang diyakini sebagai pemilik dari rumah itu pun langsung membuka pintu rumahnya. Ia benar-benar tak sabar untuk bertemu dengan calon menantunya yang cantik itu.

My bad boy, JK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang