Two.

6.2K 388 13
                                    

Walau musim dingin mulai menyelimuti kota Seoul, tak menjadi alasan bagi kulit Hana untuk terus mengeluarkan keringat yang mengucur deras di dahinya. Mengingat musim dingin yang sudah tiba, membuat kedai kopi, tempat nya bekerja mulai ramai didatangi oleh para pengunjung. Sepulang sekolah nya tadi, Hana langsung menuju ke tempatnya bekerja.

Saking sibuknya mengurus ribuan pengunjung yang datang, Hana sampai lupa untuk mendapat sesuap nasi daritadi. Tapi itu semua tak menjadi halangan untuk Hana berhenti bekerja. Jika ia berhenti bekerja, lalu siapa yang akan membayar biaya sekolah nya? Siapa yang akan membiayai nya hanya untuk sekedar makan dan minum? Jika harus meminta pada keluarga Kim, ia terlalu malu. Membiayai kebutuhan pribadi keluarga mereka saja perlu perjuangan yang keras. Bagaimana jika mereka juga harus membiayai Hana?

Jika saja dulu Hana ikut pergi bersama orang tuanya menuju ke Daegu, kampung halamannya, dan ikut menjadi "korban" dari insiden kecelakaan hebat yang sukses merenggut nyawa kedua orangtuanya itu, mungkin saja saat ini ia tak harus bekerja banting tulang untuk membiayai dirinya sendiri.

Flashback on.

"Hana, eomma dan appa akan pergi ke Daegu. Kau diam saja dirumah bersama Taehyung oppa. Jangan nakal." Ucap wanita paruh baya --yang diyakini sebagai ibunya Hana, sambil mengecup kening putrinya.

"Nee, eomma." Balas Hana, sambil menampilkan deretan gigi nya yang tersusun rapi.

"Tae, tolong jaga Hana. Anggap dia adik kandung mu sendiri." Ucap appa Hana

"Nee samchon" jawab Taehyung, sambil sedikit menunduk.

Eomma dan appa Hana langsung berangkat menuju Daegu. Di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba hujan deras disertai angin kencang menghantam seluruh jalan raya di kota Seoul. Sehingga membuat appa Hana menjadi tak fokus saat berkendara.

Melihat suami nya yang mulai tak fokus, eomma Hana menggenggam erat tangan suaminya. "Chagi, hati-hati saja. Tetap fokus. Jangan pikirkan hujan yang saat ini menerpa jalanan Seoul. Pikirkan keselamatan kita." Ucap Yoon Ah, --eomma hana, sambil tersenyum.

Tae Joon, --appa Hana, pun menoleh, dan membalasnya dengan senyuman. Namun, saat Tae Joon menoleh kearah istrinya, tiba-tiba ada truk dengan kecepatan tinggi menabrak mobil Tae Joon dari arah yang berlawanan.

Insiden kecelakaan yang hebat itu sukses merenggut nyawa Tae Joon, Yoon Ah, beserta supir dari truk tersebut. Mendengar berita tersebut, Hana sempat stress dan depresi. Ia selalu mencoba membunuh dirinya sendiri. Namun, dengan sigap Taehyung menyadarkan Hana dan membawa Hana ke psikiater.

Dari hari itu, hidup Hana tak pernah lepas dari Kim Taehyung. Seseorang yang selalu ada saat Hana dalam kesulitan.

Flashback end.

"Hana, gwenchana? Kenapa wajah mu terlihat pucat?" Tanya Soojung, --teman Hana selama bekerja, saat melihat Hana berjalan terhuyung-huyung.

"Ah, Ani. Aku hanya kelelahan saja." Ucap Hana sambil menunjukkan senyum pucat nya.

"Jika kau kelelahan, istirahat lah. Biar aku yang mengurus para pengunjung ini." Ucap Soojung, wajahnya terlihat jelas menunjukkan ekspresi kekhawatiran.

"Tenang, aku baik-baik saja. Tak usah berlebihan, eonni" Ucap Hana, walau ia memang merasa bahwa dirinya butuh istirahat, dan mendapat sesuap nasi.

***

Disisi lain, terdapat seorang pria yang tengah berbaring di kasur king size nya, dan menikmati sensasi musim dingin yang mulai muncul.

"Disaat musim dingin seperti ini memang enak nya menikmati secangkir kopi espresso hangat diluar sana." Tanpa basa-basi lagi, namja tersebut mengambil kunci mobil nya dan pergi menuju kedai kopi terdekat.

"Kookie, mau kemana kau?" Tanya seorang wanita paruh baya, yang diyakini sebagai ibu dari pria tersebut.

Tanpa membalas pertanyaan dari sang eomma, Jungkook terus melangkah kan kaki nya menuju pintu keluar. Melihat hal itu, NaHee --eomma Jungkook, hanya bisa menghela nafas panjang.

Tak butuh waktu lama, Jungkook telah sampai di kedai kopi dekat rumah nya. Manik mata Jungkook berkeliaran mencari tempat kosong untuk ia duduki. Namun, manik matanya malah memperhatikan seorang pelayan yang sedang melayani salah satu pelanggan. Tatapan mata Jungkook berubah menjadi aneh saat ia menyadari bahwa pelayan tersebut berjalan dengan terhuyung-huyung.

Tak butuh waktu lama, pelayan tersebut tiba-tiba terjatuh dan terkulai lemas. Melihat hal tersebut, Jungkook langsung menghampiri pelayan tersebut.

"Ini kan gadis manis yang disekolah tadi. Ngapain dia disini?" Batin Jungkook. Jungkook yang melihat keadaan pelayan tersebut yang masih setengah sadar, tanpa basa-basi lagi ia langsung menggendong nya ala bridal style dan membawanya kedalam mobil untuk segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

"Taehyung oppa" gumam pelayan tersebut sambil tersenyum, walau masih setengah sadar. Mendengar kalimat yang diucapkan oleh pelayan tersebut, berhasil membuat Jungkook sedikit tertegun, Dan hendak mengatakan bahwa ia adalah Jungkook, bukan Taehyung. Namun semua itu ia urungkan. Karna ia berpikir, rugi jika berbicara dengan manusia yang setengah sadar.

***

Hai, gimana part 2 nya? Enjoy gak, baca nya? Maaf kalo part nya kurang menarik.
Tetep kasi aku kritik dan sarannya, yaa.
Jangan lupa vote juga, ya. Dengan ngevote cerita ini, kalian udah ngehargai aku sebagai penulis di ff ini.
Makasih buat kalian yang udah mau ngeluangin waktu kalian buat mampir ke cerita aku :)

***

Jeon Jungkook

Jeon Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My bad boy, JK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang