Twenty Two.

1K 115 11
                                        

"Vote dulu sebelum baca"

*******

Sudah 1 Minggu sejak Hana siuman hari itu, hubungannya dengan Jungkook tak kunjung membaik. Kedua nya hanya berbicara jika diperlukan saja. Meski begitu, Jungkook tetap dengan giat menjenguk dan merawat Hana dirumah sakit walau hubungan keduanya tidak baik.

Saat itu, Hana pernah mulai berbicara dengan Jungkook untuk menghangatkan suasana. Namun, Jungkook tetap membalas percakapannya dengan nada yang dingin dan singkat. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya Hana menyerah, dan membiarkan waktu yang membuat hubungan mereka kembali seperti dulu.

Malam ini, Hana diijinkan untuk pulang ke rumah. Jungkook memaksa agar dirinya yang membayar biaya rumah sakit. Karena tidak mau berdebat dengan Jungkook, Hana pun tidak memiliki pilihan lain selain menerimanya.

Sebenarnya, malam ini Jungkook harus mengikuti les privat dirumahnya. Tapi karena hari ini Hana diperbolehkan untuk pulang, maka Jungkook memberitahu gurunya untuk menjalani pembelajaran besok saja.

Didalam mobil, suasana hening selalu menyelimuti mereka berdua. Karena tak tahan, Hana pun kembali berbicara untuk menghangatkan suasana,

"Oppa, apakah kau tidak keberatan saat menemaniku dirumah sakit setiap hari?" Tanya Hana sambil menatap Jungkook yang sedang fokus menyetir.

"Sedikit." Ucap Jungkook tanpa menoleh sedikitpun ke arah Hana.

Mendengar itu, tentu perasaan Hana yang tadinya sangat percaya bahwa mereka akan berbaikan, telah pupus. Hana pun menundukkan kepalanya dan berkata,

"Maaf." Saat ini Hana tengah bersusah payah menahan agar air matanya tidak menetes. Entahlah, rasanya semua ini sangat menyakitkan baginya.

Pernyataan Hana saat di Namsan park waktu itu yang mengatakan tentang fakta bahwa Taehyung mencintainya terus bergema di telinga Jungkook. Ia sangat marah, rasanya ingin sekali ia menghajar Taehyung, tapi ia tak memiliki hak atas itu. Ia sudah cukup muak dengan rencana yang dikatakan Hana waktu itu, dan kini ia juga harus mengetahui fakta itu.

Yang lebih membuatnya marah adalah, ia malah melampiaskan kemarahannya dengan bersikap dingin kepada Hana. Ia sangat benci dengan dirinya saat ini.

Tak butuh waktu lama, mobil Jungkook sudah tiba di depan rumah Hana. Jungkook pun keluar dari mobilnya, dan membantu Hana untuk keluar juga. Sebenarnya Hana sudah biasa untuk sekedar berjalan, namun itu akan menyebabkan sedikit rasa nyeri pada luka-luka di kakinya.

Jungkook pun mengantar Hana sampai pintu depan. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia langsung berbalik dan meninggalkan Hana yang masih berdiri di depan pintu.

Hana mengepalkan kedua tangannya, ia sangat marah, melihat kelakuan Jungkook yang menurutnya sudah keterlaluan. Ia pun berteriak memanggil Jungkook,

"Oppa!" Merasa terpanggil, Jungkook pun menghentikan langkahnya.

"Jika kau masih marah karena kejadian saat itu, maka aku meminta maaf yang sebesar-besarnya." Hana berusaha menahan air matanya yang seakan sedang memaksa untuk dikeluarkan.

"Jika kau tidak menerima permintaan maaf ku, setidaknya janganlah bertemu denganku. Janganlah memberikan perhatianmu padaku. Janganlah memperlakukanku dengan baik seperti saat ini. Dan janganlah membuat perasaan ku bercampur aduk seperti ini." Kini suara isakan kecil mulai terdengar dari bibir Hana. Nampaknya, bulir-bulir bening yang berbentuk cair itu sudah berjatuhan melalui matanya, yang daritadi sulit ia tahan.

"Perasaanku sangat bercampur aduk ketika kau memperlakukanku seperti ini. Aku sangat marah disaat kau bersikap dingin denganku, namun disisi lain aku juga sangat senang, dengan perhatian mu kepadaku. Sungguh, aku sangat benci dengan perasaan yang seperti ini. Sebaiknya kau abaikan saja aku agar aku bisa dengan mudah membencimu!" Mendengar itu, Jungkook menghembuskan nafas panjang. Ia masih menunggu agar Hana menyelesaikan kalimatnya.

My bad boy, JK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang