Seperti biasa, bacanya pelan-pelan ajaa😙.
*******
Sinar dari sang surya mulai mengintip malu dari pelupuk timur. Sinarnya yang begitu cerah dengan lancangnya menyelinap masuk menembus ke dalam ruangan kedua sejoli yang tengah terlelap itu.
Sinarnya tak ingin masuk sampai disitu saja. Sang mentari seakan memaksa salah satu dari kedua sejoli itu untuk membuka matanya. Hal ini terlihat jelas ketika sang mentari mengarahkan sinarnya ke salah satu sejoli itu.
Karena sinar matahari yang menerpa wajahnya, dengan malas Jungkook pun mulai membuka matanya. Ia memegang kepalanya karena efek pusing yang ditimbulkan saat ia mabuk semalam masih berbekas. Ketika Jungkook membuka matanya dan melihat sekeliling, perasaan senang sekaligus terkejut mulai menghampiri nya dikala ia melihat sosok gadis yang sangat ia kenal kini tengah terlelap di sampingnya.
Ia mengira, bahwa ia masih bermimpi. Untuk memastikan bahwa ini asli, Jungkook mencubit pipi kiri miliknya. Lalu ia menyentuh wajah dari gadis itu. Untuk memastikan bahwa gadis yang di depannya ini adalah benar-benar kekasihnya, Jungkook beralih ke bawah untuk memperhatikan perutnya.
Keyakinan nya semakin besar, ketika ia melihat perut gadis yang dihadapannya ini membesar. Jungkook tersenyum haru ketika melihat buah cintanya saat ini berada di dalam perut itu. Jungkook mencium perut itu secara perlahan, agar tidak membangunkan sang ibu. Jungkook kembali mengelus perut itu dengan penuh kasih sayang.
Setelah semua itu, ia pun merasa sangat yakin, bahwa ia tidak sedang bermimpi. Dan ia juga yakin, bahwa seseorang yang di hadapannya ini adalah seseorang yang selama ini ia cari.
Di dalam hatinya, ia sangat senang. Saking senangnya, ia sampai ingin berlari mengelilingi semesta sambil berteriak "aku berhasil menemukan kekasih dan juga anakku!"
Karena mendapat kesempatan emas ini, tentu Jungkook tak ingin membuangnya. Ia pun berdiri dan berjalan menuju pintu kamar. Ia mengunci pintu itu dan menyembunyikan kuncinya di bawah bantal kepalanya. Karena Jungkook tak ingin Hana dengan mudah melarikan diri darinya lagi.
Jungkook menatap Hoodie putih yang ia pakai semalam. Hoodie itu terdapat diatas meja dan telah dilipat dengan rapi. Ia tahu, pasti Hana yang melakukan hal itu. Jungkook mengambil Hoodie itu, dan mencium aromanya. Bau anyir dan bau alkohol bercampur menjadi satu. Kini, Jungkook tahu alasan Hana melepas Hoodie nya.
Dari sini, Jungkook tahu bahwa Hana masih peduli terhadapnya.
Jungkook juga tahu, bahwa Hana masih sangat mencintainya. Karena jika Hana tidak mencintainya, tidak mungkin Hana masih mengandung anaknya sampai sejauh ini.
Jungkook pun kembali melipat Hoodie putihnya dan memutuskan untuk kembali tertidur sambil memeluk kekasihnya dengan sangat erat.
Hanya seorang Jeon Jungkook yang bisa membuat pelukan yang sangat erat tanpa membuat anak yang di dalam perut kekasihnya tersiksa.
Entah berapa banyak kerinduan yang ia tumpahkan dalam pelukan ini, hanya seorang Jeon Jungkook yang tahu.
*******
Arloji terus berdetak hingga jarumnya telah mengingatkan kita bahwa Jungkook sudah memeluk Hana selama 1 jam.
Karena Hana merasa ada sebuah tubuh kekar yang merangkulnya, hal ini tentu membuat ruang geraknya menjadi terbatas. Di tambah lagi, wajahnya tenggelam sempurna di dada bidang pria itu. Dadanya sangat dingin, namun pelukannya sangat hangat. Sehingga membuatnya menjadi seimbang. Deru nafas yang keluar dari sistem pernapasannya juga sangat teratur. Tidak ada suara berisik yang menyertainya, sehingga membuat Hana menjadi lebih nyaman untuk melanjutkan tidurnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My bad boy, JK!
Fanfiction--diharapkan untuk follow dulu sebelum baca-- "Hana, Berani-beraninya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kau miliki telah membuat candu pada diriku yang tidak memiliki kelebihan apapun ini. Dengan kecantikanmu, membuatku tak bisa berpaling...