Oh ya, sejauh ini kayaknya chapter ini deh yg paling panjang :v. Mungkin anggap aja ini sbg penebusan dosa ku karna udh lama gak update wkwkwk
Semoga feel-nya dapet ya😭😭😭
Note : kalo ada kalimat yg gak mau kalian baca, bisa di skip. Terima kasih:). Karena di chapter kali ini mungkin akan terlihat lebih "sensitif"
*******
Sejak pukul 8 malam tadi, Hana sudah mempersiapkan dirinya untuk kembali bekerja. Namun sesuai dugaannya, Jungkook melarangnya untuk bekerja. Bahkan Jungkook juga menyuruhnya untuk berhenti bekerja di tempat seperti itu.
Tentu saja Hana menolak keputusan sepihak itu. Bagaimana ia bisa menabung untuk melengkapi kebutuhan anak-anaknya nanti sementara ia dan Jungkook tidak bekerja?
Perlu ia akui, Jungkook memang memiliki keluarga yang kaya raya. Ia bisa saja meminta uang pada ibu nya untuk melengkapi kebutuhan mereka. Namun Hana berpikir, memangnya kebutuhan mereka akan selamanya di tanggung oleh nyonya Jeon? Jika memang begitu, apakah itu artinya dirinya dan juga Jungkook harus bersantai tanpa melakukan usaha apapun?
Pada akhirnya, Hana terpaksa harus menerima keputusan sepihak yang dibuat oleh pria itu. Karena dengan brengseknya, Jungkook sudah mengajukan surat pengunduran diri dan mengembalikan semua seragam Hana ke club itu tanpa ia ketahui. Hana tak tahu, sejak kapan Jungkook bisa menirukan tanda tangannya hingga menjadi mirip sedemikian rupa sampai Jungkook bisa menandatangi surat pengunduran diri itu dengan membuat tanda tangan yang sangat mirip dengan tanda tangan Hana.
Seperti biasa, Jungkook memang pria yang pemaksa.
Hal itu tentu membuat Hana merasa sangat kesal. Sejak saat itu ia tak ingin berbicara dengan Jungkook, bahkan ia juga tak ingin bersentuhan dengan pria itu. Namun dengan segala daya tarik dan juga aura yang memabukkan, Jungkook selalu bisa membuat Hana melenyapkan rasa kesal itu dengan mudah. Jungkook hanya perlu mencium keningnya dan mengeluarkan kalimat-kalimat yang selalu membuat hati gadis itu hanyut ke dalam laut kebahagiaan yang terdalam.
Jika sudah seperti itu, bagaimana bisa Hana tidak hanyut dalam pesona dari pria brengsek itu?
Malam ini, Hana dan Jungkook tidur di atas ranjang yang sama. Karena di rumah ini, hanya tersedia satu kamar tidur dengan ukuran yang tak terlalu besar. Awalnya, pemikiran untuk menyuruh Jungkook tidur di sofa ruang tamu sempat terlintas di benak Hana. Namun setelah mengamati seluruh kegiatan dari pria itu selama seharian ini, Hana menjadi tak tega jika menyuruh Jungkook untuk tidur disana.
"Ngghh,"
Suara lenguhan kecil yang keluar dari bibir manis Hana membuat perhatian Jungkook yang tadinya di layar ponsel kini beralih ke gadis yang saat ini berusaha membuka matanya itu.
Hana berusaha memulihkan penglihatannya dan menatap Jungkook. "Oppa..."
Jungkook meletakkan ponselnya itu di meja yang berada di samping ranjang, dan mengusap wajah Hana dengan sangat lembut. "Hana, ada apa? Tidak bisa tidur?" Tanyanya khawatir.
Bukannya menjawab, Hana malah bertanya balik, "Oppa kenapa belum tidur?" Ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Ah, tadi aku sedang membaca beberapa artikel di internet." Jungkook sedikit menggerakkan tubuh Hana agar jatuh ke dalam pelukannya. "Ada apa?"
Hana memutuskan untuk terdiam sejenak di dalam pelukan ini. Seperti biasa, tangan kekar Jungkook yang melingkar di tubuhnya dengan dada Jungkook yang sangat bidang selalu mampu membuatnya merasa nyaman.
Setelah terdiam selama beberapa menit, akhirnya Hana kembali berucap, "Oppa..."
"Hmm?"
Hana menaikkan kepalanya, menatap wajah Jungkook dengan penuh harap. "Saat ini aku sangat ingin makan kimchi super pedas yang biasanya di jual di pasar."
![](https://img.wattpad.com/cover/186833169-288-k409120.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My bad boy, JK!
Fiksi Penggemar--diharapkan untuk follow dulu sebelum baca-- "Hana, Berani-beraninya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kau miliki telah membuat candu pada diriku yang tidak memiliki kelebihan apapun ini. Dengan kecantikanmu, membuatku tak bisa berpaling...