"APA!?" Taehyung terkejut bukan main.
"Ya. Kau adalah calon ayah dari anak ini." Ucap Soojung sambil mengelus perut ratanya.
"TAK MUNGKIN!" Taehyung berusaha mengelak dari semua yang Soojung ucapkan tadi. Ia masih belum siap untuk menjadi seorang ayah. Ia masih ingin menikmati masa-masa mudanya.
Tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi Hana memperhatikan sekaligus mendengar ucapan mereka berdua. Seketika tubuh hana terasa sangat lemas, tenggorokannya tercekat, dan nafasnya terasa sesak, dikala ia mengetahui fakta yang diucapkan oleh Soojung. Kedua tangannya seakan tak kuat untuk membawa es krim yang baru saja ia beli. Sehingga, es krim nya berhasil terjatuh di tanah.
Taehyung yang menyadari eksistensi hana, langsung menghampirinya dan mencoba menjelaskan semuanya. Namun, ketika Taehyung mendekat, Hana langsung mengangkat tangan kanannya dengan maksud menyuruhnya untuk berhenti.
"Aku malu sudah menganggapmu seperti kakak kandungku, oppa." Dengan berlinang air mata, Hana berlari meninggalkan Taehyung yang mematung disana.
Sepeninggal Hana tadi, Taehyung berbalik menghampiri Soojung yang masih setia mengelus perutnya.
Melihat hal itu, Taehyung semakin geram. Ia pun mulai menjambak rambut Soojung dengan sangat keras, sampai membuat sang empunya meringis kesakitan. "Dasar, wanita murahan!"
"Jika kau ingin mengatakan hal yang tidak penting seperti itu, apakah harus di tempat umum seperti ini? Apa kau tidak mempunyai rasa malu? Atau kau sengaja mengatakan hal itu disini, agar Hana dapat mengetahuinya?" Lanjut Taehyung yang masih setia menjambak rambut panjang Soojung. Tentu hal itu membuat mereka menjadi pusat perhatian sekarang.
"Mi-mian. A-aku tak bermaksud seperti itu. Aku mengatakan hal itu, karena kebetulan aku bertemu dengan mu disini. Aku tak tahu dimana rumah mu. Jadi, aku mengatakan hal ini mumpung aku bertemu denganmu disini. Tolong, lepaskan. Ini sangat sakit." Ucap Soojung sambil memegang rambutnya yang dijambak.
"Sampah! Bawa saja anak mu sendiri!" Taehyung pun mulai menguraikan jambakannya. Mendengar hal itu, mata Soojung berkaca-kaca. Dalam hitungan detik, ia siap untuk menangis. Lagi.
"Berarti benar. Kau adalah PRIA PENGECUT!" tangis Soojung pun kembali pecah tuk kesekian kalinya.
"Berhentilah menangis di depanku, wanita sampah." Ucap Taehyung sambil melangkahkan kakinya meninggalkan Soojung yang masih menangis disana. Taehyung tak peduli dengan tatapan dari orang lain.
***
Dikamar yang gelap itu, terdengar suara isakan kecil dari seorang gadis yang sedang terduduk seraya memeluk kedua lututnya.
Seusai mengetahui kebenaran yang begitu pahit ditaman tadi, ia tak henti-hentinya untuk menangis. Rasa kecewa, kesal, marah, dan benci, bercampur menjadi satu.
Ingin sekali ia mencurahkan rasa kecewa ini kepada orang lain. Namun, apa daya? Yeri, sahabat satu-satunya, sedang pergi ke Busan dengan alasan ada urusan keluarga.
"Hiks.. jahat. Apa yang telah kau lakukan, oppa?" Rasanya air mata Hana tak ada habis-habisnya. Pasalnya, sudah berkali-kali ia mengusapnya, tapi air matanya tetap saja menetes.
Telepon Hana terus berdering sejak tadi. Ia terlalu malas mengambil telepon nya di nakas. Lagipula, ia sudah tahu. Itu pasti telepon dari Taehyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
My bad boy, JK!
Fanfiction--diharapkan untuk follow dulu sebelum baca-- "Hana, Berani-beraninya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang kau miliki telah membuat candu pada diriku yang tidak memiliki kelebihan apapun ini. Dengan kecantikanmu, membuatku tak bisa berpaling...