Twenty Four.

1K 113 38
                                    

Sebelumnya aku minta maaf kalo kalimatnya berbelit-belit ya, guys. Soalnya susah juga ngerangkai kalimat :v

*******

"Oppa, kita menonton film nya di rumah ku saja! Kenapa harus dirumahmu?" Ucap Hana yang kini sedang memegang es krim vanilla nya yang sudah meleleh sampai mengenai jari-jarinya. Karena sejak tadi, bibir nya terlalu sibuk berdebat dengan pria yang kini sedang menikmati es krimnya.

"Karena film nya ada di laptopku. Dan laptopku kini berada dirumahku." Ucap Jungkook dengan sangat santai, tanpa menghiraukan Hana yang saat ini masih kesal.

Mendengar itu, Hana memutar bola matanya. "Laptopnya 'kan bisa di bawa ke rumahku!"

"Tidak bisa."

"Kenapa?"

"Laptopnya tidak mau dibawa kemana-mana."

Hana berdecak kesal, "Oppa, kau-----," saking kesalnya, Hana tidak mampu melanjutkan kalimatnya. Jika ia melanjutkannya, ia takut nanti ia malah mengeluarkan kata-kata yang kotor, yang malah akan membuatnya berdosa. Ia mengusap wajahnya, berharap dengan begitu ia akan sedikit tenang.

Selesai memakan bagian terakhir dari es krimnya, Jungkook mengambil tissue untuk mengusap tangan dan bibirnya. Lalu, ia berdiri di depan Hana, dan secara otomatis Hana menatapnya. Namun, Hana menatapnya dengan tatapan tajam.

"Pokoknya sore ini kau harus datang ke rumahku."

"Berapa kali aku harus mengatakannya? Aku merasa tidak enak jika harus ke rumahmu. Bagaimana jika aku bertemu dengan ibumu? Nyonya NaHee, atau bisa ku panggil pemilik Seoul Senior High School itu? Bagaimana jika ibumu melihatku, dan mencemooh ku lalu mengatakan bahwa aku tidak pantas untuk menjadi kekasihmu? Oh tidak, membayangkannya saja sudah membuat dada ku nyeri. Aku belum siap untuk itu, Oppa." Ucap Hana sambil memegang kepalanya, menahan semua hayalan yang menghantuinya.

Mendengar itu, Jungkook berjongkok di depan Hana dan menakup wajah Hana dengan kedua tangannya. "Hana, ibuku sedang tidak ada di Korea."

"Apa? Mengapa kau tidak mengatakannya sejak awal?" Tentu Hana sedikit kesal.

"Hmm, tadi aku sedang menikmati es krim ku. Lagipula, bagaimana aku bisa mengatakannya jika daritadi kau mengoceh, dan tidak memberi kesempatan untukku berbicara?"

Mendengar itu, Hana terdiam. Ia berpikir, dalam hal ini, Jungkook tidak sepenuhnya salah.

Jungkook yang melihat es krim Hana meleleh pun mengambil es krim itu dan mengusap tangan Hana menggunakan tissue.

"Es krim mu sudah meleleh. Biar aku menyuapinya untukmu. Agar lelehan es krim itu tidak mengenai tanganmu lagi." Jungkook pun mulai mengarahkan es krim itu ke bibir Hana.

Menerima perlakuan manis itu dari Jungkook, Hana tersenyum dan membuka mulutnya untuk menerima es krim itu. Hana senang karena sudah dipertemukan dengan pria seperti Jungkook di dunia ini. Dan ia juga sangat senang, karena telah menjadi kekasih dari pria itu.

Jungkook mengajak Hana untuk menonton beberapa film horror dirumahnya. Mumpung hari ini, Sia mengatakan bahwa ia ingin pergi ke mall untuk membeli peralatan make up, skincare, dan beberapa pakaian. Dan Jungkook tau, Sia pasti akan pulang larut malam, karena membeli semua itu akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Lagipula, ini adalah hari sabtu. Ini adalah saat yang tepat untuk bermesraan dengan kekasihnya.

*******

Pakaian tie dye, dengan celana jeans pendek membungkus tubuh Hana dengan sempurna. Tak lupa dengan tas selempang kesayangannya yang di dalamnya terdapat handphone dan dompetnya yang senantiasa ia bawa setiap ia pergi kemanapun.

My bad boy, JK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang