Seventeen.

2.8K 155 11
                                        

Hana berjalan sambil menghentakkan kakinya. Ekspresi kesal tidak pernah pudar dari wajahnya, sejak Jungkook datang kerumahnya tanpa ijin, dan ia meminta ditemani ke supermarket untuk membeli beberapa makanan ringan.

Katanya, mumpung letak supermarket nya didekat rumah Hana, jadi sekalian saja Jungkook menyuruh Hana untuk menemaninya.

Awalnya Hana sudah menolak, tapi kemampuan Jungkook untuk membujuk seseorang, tidak pernah gagal. Jadi, mau tidak mau, Hana menerima ajakannya.

Sebenarnya, banyak supermarket yang dibangun didekat rumah Jungkook. Namun ia sengaja memilih supermarket didekat rumah Hana, agar bisa menemui sekaligus mengajak Hana berjalan-jalan. Jungkook tahu, saat ini Hana sedang memendam masalah didalam dirinya. Jadi, sebagai teman yang baik, ia berinisiatif untuk mengajak Hana berjalan-jalan.

"Oppa! Kau 'kan sudah selesai berbelanja, bisakah aku pulang sekarang? Aku sangat lelah." Sebenarnya kalimat itu hana ucapkan agar jungkook memperbolehkannya pulang.

"Minum ini." Jungkook memberikan sebotol minuman yang tadi ia beli kepada Hana.

Hana menggeleng. "Ani. Aku tidak ingin minum, aku hanya ingin pulang. Aku sangat lelah."

Jungkook seakan tidak puas dengan respon Hana. Sehingga ia pun memegang kedua pundak Hana dan berkata. "Hana, kau tidak bisa membohongi ku." Baiklah, kini sifat kepekaan Jungkook mulai muncul.

Sebenarnya, Hana sedikit tersentak atas perlakuan dari Jungkook. Namun ia berusaha menutupinya dengan menundukkan kepala, sambil menggigit bibir bawahnya.

"Aku tahu, kau sedang mencoba untuk meredakan masalah mu dengan mengurung dirimu dirumah. Tapi, sebagai teman yang baik, aku mencoba untuk menghibur mu dengan mengajakmu berjalan-jalan. Apakah itu hal yang sulit?" Hana masih setia menggigit bibir bawahnya.

"Hei, tatap aku." Jungkook mengangkat dagu Hana pelan. "Apakah kau memang suka menggigit bibir mu seperti itu?" Hana memalingkan pandangannya. Entahlah, saat ini ia merasa sangat gugup untuk menatap wajah Jungkook dengan jarak sedekat ini.

Mengapa tingkat ketampanan pria bodoh ini semakin meningkat dengan jarak yang seperti ini..?

Pertanyaan itu terus terngiang di kepalanya. Dan satu hal yang paling ia benci adalah, jantungnya kini mendadak terasa berdetak seribu kali lebih kencang.

"Bagaimana jika aku yang menggigit bibirmu sekarang? Siapa tahu kau lebih menyukainya?" Tanyanya dengan suara berat penuh goda.

Mendengar itu, semburat merah berhasil mewarnai pipi Hana. "Yak! Oppa! Sejak kapan kau pandai menggoda seseorang seperti itu?"

"Apakah kau berpikir aku sedang menggoda mu?" Jungkook terkekeh tepat saat ia melihat Hana yang saat ini tengah memasang ekspresi sebal diwajahnya. Namun ia percaya, ekspresi itu adalah salah satu cara Hana untuk menutupi rasa malu atas ucapannya tadi.

"Aku tidak sedang menggoda mu. Aku serius, aku akan menggigit bibir mu itu." Ucap Jungkook sambil perlahan mengusap birai merah Hana. "Tapi aku tidak bisa melakukan nya sekarang. Karena aku tahu, saat ini, kau sedang tidak menggunakan lipstik yang ber-tekstur matte. Akan sangat berbahaya jika nanti sisa lipstik mu itu akan menempel bibirku."

Hana mengerutkan keningnya, dan dengan cepat ia menepis tangan Jungkook dari bibir nya. "Cukup! Aku sangat muak mendengar omong kosong mu! Dan aku sama sekali tidak butuh itu!"

"Oh ya? Jadi maksudmu, kau butuh sesuatu yang lebih dari itu? Baiklah, dengan senang hati aku akan mewujudkannya." Kesimpulan terkonyol yang pernah Hana dengar.

Hana berdoa didalam hatinya yang paling dalam, semoga saat ini Jungkook tidak dapat mendengar suara detak jantungnya yang sudah berdetak dengan kecepatan diatas rata-rata. Mungkin, jika di sekitar jantung tidak terdapat beberapa organ dan tulang yang melindunginya, mungkin saja saat ini jantung Hana bisa keluar dan lepas dari dadanya.

My bad boy, JK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang