09

224 77 64
                                    

Berapa kali harus ku katakan?
Pergi!
Kukira semua orang akan paham dengan lima huruf itu.

***

"Mama kapan pulang? Masih lama?"

"Mungkin sekitar 2 Minggu lagi. Kamu habis nangis?"

"Engga kok, Airra cuma pilek. Mama kok lama? Airra bosen. Bang Rian ngeselin."

"Papa di rumah?"

"Pakek nanya lagi, ya enggak lah. Airra pingin kesana."

"Sekolahmu gimana? Baru satu minggu masa udah bolos?"

"Airra nggak sukak disana. Kalo masuk kelas itu Airra jadi berpikir kalo piala segitu banyak di rumah udah ngga guna lagi, ma."

"Airra...."

"Boleh ya, Ma? Plis... Empat hari lagi Airra pulang kok, ada olim."

"Janji ya cuma empat hari?"

"Iya janji."

"Yaudah, berangkat kapan?"

"Nanti sore."

Airra menutup telfonnya setelah satu dua kalimat kemudian. Ia memutuskan menyusul Keyra ke rumah neneknya.

Siswi yang sedang menatap pantulan dirinya di cermin toilet itu kembali menghela nafas kasar. Baru satu minggu, tapi terlalu banyak masalah di SMA ini. Airra butuh ketenangan.

Mengingat semakin banyak orang yang membencinya tanpa sebab, pikiran Airra semakin berat. Ia malas kembali ke kelas. Tapi Airra juga bukan siswi nakal yang suka bolos.

Akhirnya Airra memutuskan untuk mencuci muka sebentar, mengurangi efek hidung dan matanya yang merah. Lalu memilih kembali ke kelas untuk mengisi absen. Tak peduli dengan pelajaran.

***

"Tugas dari gue udah kalian laksanain belum?"

"Maaf kak, kita gadapet nomernya kak Orion sampe sekarang, mau minta ke Airra, tapi katanya dia nggapunya. Jadi kita nyoba minta nomer lo, eh sama Airra ngga dibolehin."

Adrian mengangguk paham. Airra juga tak memberikan nomer kedua sahabatnya pada Adrian dulu. Jadi wajar jika dua cewek didepannya mengalami hal yang sama.

"Tugas kalian gue ganti sementara boleh?"

"Ngapain?"

"Nanti sore ada kegiatan?"

"Enggak."

"Lo berdua ke rumah, ya?"

"Lah?"

"Airra butuh temen, Axel sore ini berangkat ke Jepang. Baru pulang dua hari lagi. Lagian seminggu terakhir dia juga bolak balik ke rumah mulu. Dan lo berdua kan juga sahabat Airra. Jadi ikutan tanggung jawab lah sama kondisi dia sekarang."

Adrian pun mulai menceritakan kejadian di ruang Olimpiade tadi.

Maya dan Riris saling tatap.

"Gue nggak setuju, kak!"

"Kok gitu?" Adrian mengernyit.

"Yaelah, Abang macem apaan lo? Kalo gue sama Maya ke rumah kalian, Yang ada lo makin dianggurin sama Airra. Dan kalian bakal lemot baikannya."

"Tapi gue kasian liat dia."

"Yaiyalah, kita juga kasian kali. Makanya kalian cepetan baikan. Lagian siapa suruh juga lo nggabilang-bilang kalo Airra bakal dipanggil ke ruang olim hari ini?"

Line of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang