Tangan lentik itu meraih sebuah pemantik, membakar sebuah benda kecil lalu menghisapnya. Ia membuka mulut meniup asap-asap itu agar keluar.
Tiba-tiba seseorang datang merebut rokok itu darinya, menghisap lalu menghembuskan asap rokoknya tepat di depan wajah gadis itu.
Si perebut, berbaring di paha gadis tadi. Tangannya meraba saku celana, mengeluarkan satu kotak rokok dari sana.
"Gak usah ngambek, gue ganti, nih!" Ia menyerahkan benda itu pada gadis yang tengah menatapnya kesal.
Gadis itu tersenyum, meraih benda yang diberikan kekasihnya. "Gitu dong, jadi pacar jangan pelit!"
Adelia Alexandra Geonardo, gadis manis dengan mata coklat, kulit putih, dan bibir tebal yang menggoda, serta bulu mata lentik yang terlihat serasi dengan alisnya.
Kini mereka tengah berada di tanah kosong tak terlalu jauh di dalam hutan, mereka sering berkumpul di sini jika libur seperti sekarang.
Rambut berwarna coklat yang sama dengan warna matanya itu ia biarkan tergerai tertiup angin, udara di sini sejuk, jauh dari kata ramai, damai, dan tenang.
"Bu Bos, ikut main yuk!"
Teriakan itu membuat Alexa dan sang kekasih menoleh. Merasa terganggu, cowok itu bangun dan langsung melempar ranting pohon kearah orang yang berteriak tadi.
"BACOT!!"
Ravindra Kenzo Michael, cowok berperawakan tinggi itu berdiri, menarik pelan tangan kekasihnya untuk ikut berdiri.
"Ganggu aja kerjaannya!" Ravin membuang rokok hasil rebutan nya dari Alexa yang tinggal setengah, lalu menginjaknya.
Alexa berjalan terlebih dahulu menemui teman-temannya yang lain. Gadis itu langsung bergabung dalam permainan sepak bola yang dimainkan oleh teman-teman Ravin.
Alexa terlihat lincah menggiring bola, ini memang hobinya. Hobi pertamanya adalah bermain sepak bola, hobi kedua basket dan ketiga balap mobil karena ia tidak bisa mengendarai motor.
Tak heran jika kini ia sudah mencetak gol beberapa kali sebelum akhirnya permainan usai. Alexa berjalan kepinggir, mencari tempat teduh karena keringat sudah bercucuran di dahinya.
Gadis itu menengguk air mineral pemberian Ravin hingga tandas. Tubuhnya memang kecil, tapi Alexa ini makannya banyak.
Alexa berpindah duduk di sebelah Ravin yang terlihat asik dengan ponselnya. Baru saja ia duduk, tiba-tiba cowok itu mengoceh, "Del, jangan deket-deket, lo bau keringat!"
Bughh.
"Sialan!" Setelah mendaratkan satu tinjuan keras di punggung Ravin, ia berpindah. Alexa duduk di sebelah teman cowok Ravin, namanya Kelvin.
Tadi Alexa diajak Ravin kesini. Alexa tidak tau jika ternyata Ravin juga mengajak teman-temannya, ia pikir hanya jalan berdua.
Ravin sejak dulu telah memanggilnya dengan sebutan Adel karna cowok itu tau jika ia benci nama itu. Nama yang terdengar seperti gadis anggun dan manja, berbanding terbalik dengan dirinya yang barbar.
Ia mengeluarkan kotak rokok dari saku celana yang dikenakannya. Itu rokok pemberian Ravin tadi. Alexa membuka kotak itu, dan ternyata hanya tersisa satu batang di sana.
"Ravin sialan!" Batinnya.
Alexa membakarnya lalu menghisap benda kecil itu, menikmatinya dengan tenang.
"Bu Bos, kenapa? Tumben jauhan."
"Jangan panggil gue dengan sebutan itu!"
Kelvin tertawa menatap wajah kusut gadis itu. Kali ini apalagi pemicu terjadinya pertengkaran antara Ravin dan kekasih barbar nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl (Selesai)
RandomHighest rank : #761 of 145k in teenfict [16/01/2021] #192 of 20,5k in bad girl [19/04/20] #178 of 36,6k in Indonesia [25/01/2021] #101 of 14,3k in couple [16/1/2021] Ini cerita tentang Alexa dan kehidupannya. Bagaimana Ravin, sang kekasih begitu men...