29. Rasa Bersalah

5.7K 387 15
                                    

Maaf telat up🙏
Happy Reading ❤️

Pria berjas mahal itu tersenyum bahagia menatap istri tercintanya. Mereka baru saja menikah, pasangan pengantin baru itu terlihat begitu lengket satu sama lain.

Empat bulan mereka menikah, pasangan itu masih belum dikaruniai anak. Padahal para orang tua sudah menuntut segera diberi cucu.

Sejak itu si pria berfikir untuk memiliki anak dari wanita lain. Namun, ia masih tak ingin menceraikan istrinya sebab ia begitu mencintai sang istri. Ia berselingkuh dengan mantan kekasihnya semasa sekolah.

Perselingkuhan itu berjalan selama kurang lebih dua bulan. Meski berselingkuh, pria itu benar-benar tak mengalihkan perhatiannya dari sang istri. Ia hanya akan mencintai istrinya.

Kabar baik ia dapatkan dari selingkuhannya. Pria itu akhirnya akan segera menjadi seorang Ayah.

Keesokannya tepat di saat hari ulang tahunnya, sang istri juga mengatakan bahwa dia hamil dan telah berusia satu bulan. Istrinya sengaja tak mengatakan itu sebelumnya karena ingin memberikan sang suami sebuah kejutan.

Pria itu benar-benar terkejut, ia terharu sekaligus merasa sangat bersalah pada sang istri. Sekarang ia diberikan dua anak sekaligus.

Meski tak mencintai selingkuhannya, pria itu tetap ingin mempertanggung jawabkan segala perbuatannya. Ia merawat anak itu hingga tumbuh besar.

Setelah si pria mengutarakan keinginannya untuk memutuskan hubungan dan kembali dengan istri pertamanya, si selingkuhan itu menolak keras.

Tak ada jalan lain selain berbuat kasar. Pria itu ingin kembali dan menebus dosa-dosanya pada sang Istri. Namun, selingkuhannya itu sama sekali tak ingin melepaskannya, itulah kenapa ia harus berbuat kasar.

Setelah sekian lama, barulah pria itu mengungkapkan yang sebenarnya pada anak yang selama ini ia rawat tanpa kasih sayang.

Kemudian pria itu pergi begitu saja meninggalkan selingkuhannya bersama anak perempuan yang menyimpan dendam begitu dalam untuknya.

Serta mengharapkan kematian pria itu.

Alexa terdiam setelah mendengar semua penjelasan Joshua Michael tentang masa lalunya dahulu. Tak percaya jika Ibunya lah yang menjadi selingkuhan.

Gadis itu benar-benar tak mengerti dengan jalan fikiran sang Ibu. Sebegitu cintanya kah dia pada Joshua Michael hingga mau-mau saja dijadikan sebagai selingkuhan.

Jadi sebenarnya ini bukan sepenuhnya kesalahan Joshua. Jika Ibunya adalah wanita baik-baik, ia pasti akan menolak ajakan Joshua dulu. Dengan begitu, tak akan ada kesalahpahaman seperti sekarang ini.

Jujur ia merasa sedikit menyesal. Matanya menatap Joshua dengan rasa bersalah. Mengapa dia tidak menyadarinya saat sang Ibu selalu berkata jika Joshua adalah pria baik. Alexa sudah benar-benar dibutakan oleh dendam.

Satu lagi fakta yang baru ia ketahui dari Damian bahwa, Ibunya mengalami gangguan kejiwaan bukan semata-mata hanya karena disiksa oleh Joshua. Dokter mengatakan bahwa penyebab Sang Ibu mengalami gangguan kejiwaan yang lebih mendominasi adalah karena rasa bersalah atas apa yang telah ia perbuat dahulu.

Lagi-lagi ia merasa semakin tak enak, apalagi mengetahui Ravin tak datang menjenguknya karena cowok itu masih berduka atas meninggalnya sang Ibu, istri sah Joshua yang baru meninggal karena gagal dalam operasi.

Gadis itu menunduk, menarik nafas panjang kemudian menghembuskan nya. Sebenarnya ini adalah kata yang sulit diucapkan oleh Alexa, tapi ia harus mengatakannya. "Maaf."

Damian menatapnya terkejut, suatu keajaiban jika gadis itu ingin meminta maaf terlebih dahulu pada Joshua.

"Maaf sudah menghancurkan keluarga kalian. Maaf juga sudah menyakiti Ravin hanya untuk membalas dendam. Terutama Mama, tolong maafkan semua kesalahan Mama di masa lalu."

Joshua menggeleng pelan. "Ini bukan salah kamu, ini salah saya yang tak bisa menjaga hubungan. Saya memang patut mendapatkan semua ini. Seharusnya saya yang berada di posisi istri saya, seharusnya saya yang mendapat hukuman dari Tuhan atas semua kesalahan saya di masa lalu."

Alexa terlihat menatap kosong ke arah depan. "Damian, kembalikan semuanya, semua yang seharusnya milik Joshua."

Joshua menolak, "itu milikmu sekarang, saya tidak berhak lagi memilikinya." Kemudian Joshua tersenyum, tangannya mengusap lembut rambut Alexa. "Saya tau kamu anak yang baik, diam-diam saya masih mengontrol perusahaan saya melalui salah satu karyawan dan fakta yang saya tau adalah kamu memberikan pekerjaan pada dua murid tidak mampu, di sana. Kamu memberikan mereka bantuan seolah-olah kamu memberi upah agar mereka tidak menolak."

Alexa melirik sinis Joshua. Memang ia sudah memindahkan dua murid nerd itu untuk bekerja di perusahaan milik Joshua karena mereka telah menemukan resepsionis yang lebih berpengalaman untuk menggantikan resepsionis lama di perusahaannya.

Pria itu terkekeh pelan. "Saya juga tau alasan Ravin tak pernah dikeluarkan dari sekolah sejak saya bangkrut, itu karena kamu yang sudah membiayai sekolahnya agar ia tidak putus sekolah. Tapi kenapa kamu malah nekat berbuat ulah dan akhirnya dikeluarkan dari sekolah? Saya tau itu pasti disengaja."

"Memang!" jawab Alexa kesal. Pasti Damian telah menceritakan semua tentang dirinya pada Joshua.

"Alexa harus segera operasi, Anda tau, gadis ini begitu gengsi hanya untuk meminta izin kepada sekolah karena harus menjalankan operasi. Ia tak mau ada seorangpun yang tau jika ia memiliki penyakit, itulah kenapa ia melakukan hal nekat hingga dikeluarkan dari sekolah," jelas Damian.

"Diam sialan," geram Alexa.

Bukannya diam, Damian malah tertawa pelan. Semua perhatian kemudian beralih pada pintu yang terdorong masuk.

Ternyata, teman-teman Alexa datang. Di sana ada Ravin, Kevin dan Kelvin, Stella, Marchel, dua gadis nerd dan ... Rachella. Mantan sahabatnya.

"Hai, Del. Gimana keadaan Lo, udah baik?" tanya Ravin.

Alexa menatap cowok itu, matanya sembab serta hidung sedikit memerah. Namun, Ravin masih berusaha tersenyum kepadanya.

"Lexa, maafin kita," sela Kevin. Dua cowok kembar itu memeluk Alexa erat. Membuat Ravin perlahan tersingkirkan.

Sedang Alexa tersenyum senang. "Gue kangen kalian," ucapnya membalas pelukan anak kembar itu.

Pelukan mereka diurai oleh Ravin. "Udah, gak usah lama-lama!"

Semua terkekeh melihat kecemburuan cowok itu. Setidaknya ini bisa menghibur sedikit kesedihannya.

Alexa kemudian menatap Stella yang bersembunyi di belakang Kelvin. "Kenapa Lo?" tanyanya.

"Kita jadian." Bukan Stella yang menjawab melainkan Kelvin.

Alexa menaikkan sebelah alisnya. "Jadi rencana gue berhasil?"

Stella memandang bingung saat Kelvin mengangguk menjawab pertanyaan Alexa.

Kevin tersenyum tipis melihat kebingungan Stella. "Dari dulu Kelvin emang suka sama Lo, cuma dia gak tau cara deketin nya gimana, jadi dia minta bantuan Alexa. Andai Lo waktu itu berhasil saat ditantang Alexa, mungkin kalian udah jadian, Kelvin udah benar-benar mempersiapkan segalanya buat nembak Lo di lapangan. Waktu Lo dihajar habis-habisan sama Rachel, dia udah berdiri buat bantu Lo tapi keburu guru datang."

Semua tercengang mendengar penjelasan Kevin. Sedangkan Alexa sudah terbahak menatap wajah memerah Kelvin. "Tapi salah satu dari geng Lo ada yang suka sama Kelvin juga, dia masih sering hubungin Kelvin jadi hati-hati aja," ucap Alexa mengingatkan.

Alexa menoleh saat Rachella memanggil namanya. "Alexa, gue juga mau minta maaf. Emang harusnya Ravin lebih cocok buat Lo. Kali- "

"Gue sama Ravin gak ada hubungan lagi. Kita saudara dan kita gak bis- "

Ucapan Alexa terhenti saat merasa seseorang menggenggam tangannya hangat.

"Kita gak bersaudara, Del!"

24 Maret 2020

Bad Girl (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang