Alexa berjalan dengan angkuh ke arah lawannya. Ia memakai jaket merah yang terlihat cocok dengan kulit pucat nya hingga menjadi perhatian setiap orang, ditambah Ripped Jeans berwarna hitam menambah kesan bad dalam dirinya.
Langkahnya berhenti tepat di hadapan sang lawan. Alexa tersenyum miring saat mendapat pandangan remeh dari cowok yang telah menantangnya itu.
"Alexandra," sapa Alexa sekaligus memperkenalkan diri. Ia mengulurkan tangannya pada cowok itu bermaksud untuk mengajak berkenalan.
Namun, cowok itu malah menatap dirinya dari atas sampai bawah. Seolah ia hanyalah pengemis yang meminta uang.
Sialan.
Apa baru saja seorang Alexa diremehkan? Gadis itu menatap sinis cowok itu. Ia melangkah sekali lagi untuk merapat, membuat mereka saling melempar tatapan sengit.
"Merasa hebat, hmm?!" bisik Alexa. "Meremehkan seorang Alexa adalah hal yang fatal. Lo gak tau gue!"
Cowok itu terbahak keras, merasa heran dengan apa yang gadis itu ucapkan. Siapa juga yang takut dengan ancaman murahan seperti itu.
Tidak penting.
"Cewek manja kaya lo, emang patut diremehkan!" balas cowok itu.
"Oke, kita buktikan siapa yang manja di sini!"
Kemudian Alexa pergi meninggalkan cowok itu. Ia berjalan dengan senyum merekah. Bahagianya Alexa saat akan melakukan hobinya yang satu ini setelah hampir sebulan sempat berhenti.
Mobil kesayangannya pun pasti sudah tidak sabar untuk kembali melaju dengan kecepatan tinggi, melewati jalan beraspal yang rata, merasakan hembusan angin malam yang menusuk. Itulah surga bagi Alexa.
Gadis itu mulai memasuki mobilnya, menempelkan sensor sidik jari untuk menyalakan mesin mobil. Atap mobilnya sengaja ia buka, kemudian melajukan mobil mewah itu dengan penuh semangat.
Mobil itu adalah mobil kesayangan Alexa. Ia memesan mobil itu sesuai dengan keinginan dirinya sendiri. Mulai dari rancangan interior hingga body mobil, tak tau berapa harga yang sudah gadis itu bayar untuk satu mobil. Hanya ia yang memiliki mobil jenis ini. Alexa menamainya Xandra.
Xandra lah yang selalu Alexa gunakan jika akan melakukan pertandingan seperti ini. Namun, jika hanya berkumpul biasa dan balapan dengan taruhan kecil, Alexa akan memakai mobil lain.
Ia tak ingin mengotori Xandra jika hanya digunakan untuk bermain-main.
Alexa menyetop mobilnya tepat di depan cowok tadi. Dia tampak tak meninggalkan tempat sebelumnya, cowok itu masih setia berdiri di sebelah mobilnya. Mungkin takut jika Alexa melakukan hal aneh-aneh pada mobil itu.
Hey! Alexa bukan pengecut. Tapi ia suka bermain-main.
Gadis yang masih duduk nyaman di dalam mobilnya itu tersenyum miring, matanya terus menatap cowok itu.
Bukan. Bukan karena Alexa menyukainya, tapi karena cowok itu terlihat seperti sedang ... takjub.
Ya. Alexa sudah menduga ini, begitulah reaksi teman-temannya yang lain saat dirinya pertama kali membawa Xandra kes ini, mereka pun terlihat takjub.
Bagaimana tidak. Xandra sangat menarik, mobil itu berwarna dark blue mulus mengkilat, tampilannya terkesan gagah dan glamor. Siapapun tak akan bisa menahan matanya sendiri untuk tak melirik sedikit saja mobil itu.
"Ekhem."
Deheman Alexa berhasil merebut kembali kesadaran cowok itu. Alexa tersenyum remeh menaikan sebelah alisnya, merasa menang saat cowok itu mencuri-curi kesempatan untuk memandangi bentuk mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl (Selesai)
LosoweHighest rank : #761 of 145k in teenfict [16/01/2021] #192 of 20,5k in bad girl [19/04/20] #178 of 36,6k in Indonesia [25/01/2021] #101 of 14,3k in couple [16/1/2021] Ini cerita tentang Alexa dan kehidupannya. Bagaimana Ravin, sang kekasih begitu men...