Alexa berjalan santai ke arah bangku paling belakang, tepat di sebelah Kelvin. Setelah dari kantin tadi, ia langsung kembali ke dalam kelas untuk memastikan apakah gadis nerd itu benar-benar melakukan perintahnya atau tidak.
Ia tersenyum puas saat melihat benda itu berada di bawah kolong meja Stella dan ternyata gadis itu sudah melihatnya, terlihat dari paper bag yang sudah tak rapi lagi. Tapi kemana Stella.
"Stella, mana?" bisiknya pada Kelvin.
Cowok penyuka otomotif itu langsung mengalihkan perhatiannya dari jam tangan yang sudah ia bongkar dan kemudian ia rangkai kembali, ke arah meja Stella.
Kelvin menggeleng dan kembali asik pada kegiatannya. "Setelah teriak-teriak kesenangan. Gue gak tau lagi dia pergi kemana."
"Teriak? kesenangan?" tanya Alexa memastikan.
Kelvin mengangguk membalas pertanyaan Alexa. Fokusnya masih pada jam tangan di depannya itu.
Tiba-tiba Alexa tertawa terbahak, membuat Kelvin menatapnya bingung.
"Jangan bilang- "
Ucapan Kelvin dengan cepat dipotong Alexa, "iya. Itu gue."
Kelvin hanya menggeleng pelan. Tak mengerti lagi dengan pikiran Alexa. Sehari tidak membuat keanehan adalah hal yang mustahil baginya.
"LEXA DIPANGGIL PAK SAM!"
Teriakan si ketua kelas membuat Alexa menatap tajam cowok berandal itu.
"Bacot!!" ucap Alexa.
"Galak amat, Neng."
Alexa memilih mengabaikan cowok itu. Ia berdiri dari duduknya sebab ingin menemui Pak Samuel, guru olahraga sekaligus pelatih basket di sekolah ini.
Saat langkahnya sudah mendekati pintu. Si ketua kelas itu bersiul menggoda. Alexa hanya menatap malas, ia sudah hapal di luar kepala semua sifat teman sekelasnya. Apalagi cowok playboy seperti Marchel si ketua kelasnya ini.
"Psstt, Lexa," panggil Marchel.
"Apalagi?!"
"Coba tebak, apa persamaan kamu dengan kampung halaman?"
Alexa mendengus malas. Tebakan macam apa itu. "Gak tau!"
"Sama-sama ngangenin," jawab Marchel.
Sumpah demi apapun, Alexa tidak peduli. "Basi!!" Ia memilih mempercepat langkahnya sebelum mendapat gombalan receh cowok itu lagi.
Di perjalanan menuju ruangan Pak Sam, Alexa melihat kumpulan siswi-siswi di depan kelas sepuluh. Dengan langkah pasti, ia berjalan ke arah sana.
"Minggir!" usirnya dengan angkuh.
Semua terdiam saat Alexa berhasil masuk dalam kerumunan. Terutama orang yang berada di tengah kerumunan itu.
Rachel.
Alexa melipat kedua tangannya di depan. Menatap Rachel dan satu orang yang terlihat acak-acakan duduk di lantai. Itu adalah murid nerd dari kelasnya, murid yang selalu ia perintahkan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.
"Umm, Sorry. Bisa pergi dari sini? Ini koridor sekolah, kegiatan lo yang suka cari perhatian itu menghalangi murid yang mau lewat. "
"Suka-suka gue!" sinis Rachel.
Alexa memutar bola matanya. "Dia!" Tunjuknya pada gadis yang masih duduk terdiam di lantai. "Gue ada perlu, sama dia!"
Semua murid mulai berbisik-bisik. Merasa iba dengan nasib gadis itu. Setelah dibully habis-habisan oleh Rachel, sekarang ia malah berurusan dengan seorang Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl (Selesai)
RandomHighest rank : #761 of 145k in teenfict [16/01/2021] #192 of 20,5k in bad girl [19/04/20] #178 of 36,6k in Indonesia [25/01/2021] #101 of 14,3k in couple [16/1/2021] Ini cerita tentang Alexa dan kehidupannya. Bagaimana Ravin, sang kekasih begitu men...