Alexa terus memperhatikan gerak-gerik Stella. Sejak memasuki kantin bersama teman-temannya ia seperti gelisah.
Mereka memilih duduk berjauhan dari meja Alexa. Stella terlihat sedang berbicara pada teman di sampingnya. Mata gadis itu memperhatikan sekitar lalu berhenti pada Alexa.
Stella mulai berdiri. Alexa menaikkan sebelah alisnya saat melihat gadis itu berjalan ke arah dirinya.
Alexa pun berdiri, tersenyum manis menyambut kedatangan Stella. "Hai, my bad friends."
"Tantangan lo gue batalin!" Stella mengalihkan pandangannya, ia tak ingin melihat tatapan remeh dari Alexa.
Stella berubah pikiran saat salah satu temannya menyebut nama Rachel. Ternyata Alexa menjebaknya, gadis itu ingin membuat dirinya mati di tangan Rachella. Rachel itu terkenal posesif, tak ada yang boleh mendekati kekasihnya selain dirinya.
"Loh, kenapa? Sayang banget! Padahal Kelvin udah nyiapin sesuatu buat nembak lo di tengah lapangan nanti."
Stella beralih menatap cowok itu, Kelvin menatapnya dengan senyum, membuat dirinya seketika melayang.
"Se-serius?" Stella gugup, Kelvin terus menatapnya. Sudah lama ia menyukai cowok itu, tapi melihat Kelvin selalu dekat dengan Alexa membuat dirinya patah hati.
Alexa mengangguk mengiyakan pertanyaan Stella. "Gimana? Lanjut? Selagi Ravin masih duduk sendiri, ini kesempatan emas, Right?"
Stella berbalik, menatap seorang cowok yang tak kalah tampan dari pujaan hatinya itu sedang duduk sendirian. Benar kata Alexa, ini kesempatan emas sebelum Rachel atau kekasih ganas Ravindra itu datang.
Ia melangkahkan kakinya menuju meja Ravin, membuat Alexa kegirangan.
"Kevin ponsel lo mana? Ada kontak Rachel, gak?" Alexa mengulurkan tangannya pada Kevin.
"Gak gue save."
"Kelvin aja deh. Ponsel lo mana? Gue pernah save nomor Rachel di situ."
"Ada, nih." Kelvin memberikan ponselnya pada Alexa.
Dengan cepat gadis itu mencari kontak Rachel, menghubungi gadis itu lewat Video Call. Kamera ponsel ia arahkan pada Stella yang masih berjalan pelan menuju meja Ravin.
Gotcha!
Rachel mengangkat panggilannya, wajah gadis itu terlihat penasaran. Alexa tersenyum puas, jari lentiknya memperbesar gambar Stella yang sudah duduk di sebelah Ravin.
Senyuman Alexa semakin mengembang saat matanya menangkap sosok Rachel yang sudah memasuki kantin dengan wajah memerah.
Ia mengembalikan ponsel Kelvin, matanya terus mengamati Rachel yang berjalan dengan langkah lebar.
Hap.
Alexa terbahak saat Rachel meraup rambut Stella dengan ganas. Gadis itu tak membiarkan Stella melawan sedikitpun. Kedua teman Stella hanya diam saja karena mereka tau, Rachel tidak ada tandingannya. Ya, kecuali Alexa tentu saja.
Gadis bar-bar itu semakin terbahak menatap wajah panik Ravin yang terlihat bingung. Bagaimana melerai dua gadis yang tengah berkelahi ini?
Kemudian Ravin menoleh ke arah Alexa, menatap gadis yang tertawa itu membuat hatinya merasa damai. Ia yakin ini pasti rencana kekasihnya. Ravin pun membiarkan dua orang itu dan memilih pergi.
Apapun untuk kebahagiaan Alexa nya.
***
"Hai Ravindra anaknya Pak Jos, gimana perasaan lo saat menjadi target bully Alexandra, tadi? Asik gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl (Selesai)
RandomHighest rank : #761 of 145k in teenfict [16/01/2021] #192 of 20,5k in bad girl [19/04/20] #178 of 36,6k in Indonesia [25/01/2021] #101 of 14,3k in couple [16/1/2021] Ini cerita tentang Alexa dan kehidupannya. Bagaimana Ravin, sang kekasih begitu men...