Alexa memasang senyum termanisnya. "Bagaimana, Tuan Michael? Saya beri Anda waktu sampai besok untuk mempertimbangkan penawaran saya. Hanya pada Anda saya berani melakukan penawaran sebesar ini. Sebab, hanya perusahaan Anda yang sudah terbukti kesuksesannya."
Pria yang kini duduk di hadapan Alexa itu terlihat bimbang antara menerima atau tidak. Sebenarnya ia tergiur, tapi ia tidak boleh langsung terpengaruh dengan tawaran itu.
"Saya akan mempertimbangkannya, Nona Adelia. Terima kasih atas penawaran yang sangat menakjubkan ini," jawab Tuan Michael tanpa mengurangi rasa hormatnya.
Alexa mengangguk anggun. "Baiklah, kalau begitu saya harus pergi, masih banyak pekerjaan yang menunggu saya. Terima kasih juga atas waktu anda, Tuan Michael yang terhormat."
Alexa berdiri, berjabat tangan sebagai tanda hormatnya sebelum akhirnya pergi setelah berbasa-basi sebentar.
Di setiap langkahnya, senyum Alexa tak pernah luntur. Karyawan-karyawan yang ada di perusahaan Tuan Michael ini menyapanya dengan ramah.
Tentu saja Alexa balas seramah mungkin. Memang, Alexa itu tipe orang yang akan bersikap sesuai sikap kalian padanya. Jika kalian baik maka akan ia balas lebih baik lagi, begitupun sebaliknya.
Di belakangnya ada Hannah yang setia mengikuti. Biasanya Damian yang menemani Alexa jika ada pertemuan-pertemuan semacam ini. Tapi pria itu masih sibuk mengurus urusan lain. Dan akhirnya Hannah lah yang menggantikannya.
Alexa bersyukur karena pria itu tidak mengenalinya sama sekali. Memang penampilannya sekarang berbeda dengan penampilannya seperti biasa.
Jika biasanya ia akan memakai jeans dipadukan dengan kaos biasa, kali ini berbeda. Penampilannya saat di kantor akan berubah drastis. Alexa memakai rok pensil berwarna hitam dipadu blouse merah yang terlihat kontras di kulit pucat nya. Ditambah dengan bibir dengan warna senada yang terlihat sensual. Siapapun tak akan bisa mengenalinya.
Ravin sekalipun.
***
"Akan kita apakan dua orang ini, Alexa?"
Alexa dan Damian kini sudah berada di sebuah bangunan kosong tak jauh dari Kantor. Ini adalah tempat yang sering dilakukan Damian untuk membantai penghianat-penghianat di perusahaan Ibu Alexa.
Awalnya, Alexa benar-benar tidak menyangka jika orang yang selama ini sudah benar-benar bisa ia andalkan dalam bekerja malah mengkhianatinya. Tapi kini ia mulai terbiasa. Sebab, ini bukan yang pertama, sebelumnya pun pernah ada dan permasalahannya sama.
"Kejahatan apa yang sudah Alexa lakukan pada kalian sampai-sampai kalian tega mengkhianatinya seperti ini?! Bahkan, membentakmu saja dia tidak berani. Dia menghormatimu, Nyonya!" ucap Damian penuh penekanan.
Wanita itu menggeleng kemudian menunduk takut. "Tidak ad- ."
"Ada!" Jawab Alexa dengan cepat. "Anda tidak suka jika saya selalu memerintah Anda! Anda juga tidak suka sikap saya yang selalu seenaknya! Anda merasa saya tidak pernah menghormati Anda sebagai orang yang lebih tua. Right?! Bukankah itu memang tugas Anda sebagai bawahan? Saya tidak pernah memaksa Anda untuk bekerja di perusahaan saya jika memang Anda tidak ingin. Di luar sana masih banyak yang mau menggantikan posisi Anda."
Damian tersenyum miring kemudian beralih pada pria paruh baya di sebelah wanita itu. "Dan kau, Pak tua! Kenapa Anda melakukan ini, hmm?! Masih kurang kah gaji yang telah Anda terima dari kami?! Atau ada sesuatu yang membuatmu berani berkhianat?"
Alexa tertawa kecil. "Tentu saja ada, Damian. Aku tau semuanya. Tapi ... aku ingin mendengarnya sendiri dari mulut Pak Tua ini!"
"Ma-afkan saya, Nona. S-saya tidak bermaksud mengkhianati Anda. Tapi me-mereka semua mengancam keluarga saya. Saya tidak punya pilihan lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl (Selesai)
De TodoHighest rank : #761 of 145k in teenfict [16/01/2021] #192 of 20,5k in bad girl [19/04/20] #178 of 36,6k in Indonesia [25/01/2021] #101 of 14,3k in couple [16/1/2021] Ini cerita tentang Alexa dan kehidupannya. Bagaimana Ravin, sang kekasih begitu men...