14. Kesedihan Ravin

5.3K 389 10
                                    

Semua tamu merasa heran. Rumah Tuan Michael tiba-tiba menjadi gelap gulita. Semua tak berani bergerak, takut sesuatu terjadi jika mereka bergerak sedikit saja.

Cahaya proyektor mengalihkan pandangan para tamu. Semua bertepuk tangan riuh saat melihat foto-foto yang ditampilkan dari sana. Foto Tuan Michael bersama sang istri.

Sangat romantis.

Cahaya sedikit meredup, foto yang awalnya berwarna, kini berubah menjadi hitam putih. Dengan slow motion, tampil satu foto yang berbeda dari sebelumnya.

Foto Tuan Michael bersama wanita lain.

Semua terkejut. Beberapa orang tak menyangka dengan apa yang dilihatnya. Bukankah Tuan Michael adalah pria yang setia.

Itulah yang orang-orang tau.

"APA-APAAN INI?! SIAPA YANG MELAKUKANNYA?!"

Kemarahan Tuan Michael semakin menguatkan bukti bahwa ia memang pernah bersanding dengan wanita lain. Padahal yang orang tau, istrinya yang pertama dan satu-satunya.

"Gak mungkin!"

Alexa menoleh menatap cowok di sampingnya. Ia tau betapa terlukanya Ravin. Tapi mau bagaimana lagi, orang jahat memang harus mendapatkan ganjaran.

"Apa Ayahmu benar-benar seperti itu?" tanya Alexa.

Ravin mengabaikan pertanyaan Alexa. Ia melangkah ke arah di mana proyektor itu berada. Baru saja tangannya ingin melenyapkan benda itu, sebuah foto kembali muncul.

Tuan Michael bersama wanita yang sama. Namun, kali ini dengan seorang anak berumur sekitar lima tahun.

Membuat tangan Ravin mengepal kuat.

Tak tak tak

Bunyi high heels seorang Alexandra memecah keheningan. Langkahnya berhenti setelah tepat sampai di dekat Ravin dan Joshua beserta istrinya.

"Aku mengenal gadis kecil itu."

Ucapan Alexa berhasil mengalihkan perhatian orang-orang ke arahnya. Gadis itu tersenyum, matanya terus menatap lurus ke arah foto. "Sekarang ia sudah tumbuh besar, dan sedikit ... berubah," bisiknya di akhir kata.

"Siapa Anda sebenarnya?"

Pertanyaan Tuan Michael berhasil membuat Alexa terkekeh geli. "Apa kau tiba-tiba mengidap amnesia, Tuan Michael?"

"Tante kenal anak kecil itu?" Kali ini Ravin yang bertanya padanya.

Alexa mengangguk. "Dia sahabatku sejak kecil." Kepalanya menoleh ke arah Tuan Michael. "Bagaimana anda bisa bertemu mereka, Tuan?" tanyanya pada Tuan Michael.

Pertanyaan yang menjebak.

"Itu hanya editan, suamiku pasti dijebak," bela Sang Istri.

"Benarkah, Nyonya Michael?" Damian berdiri dari duduknya. Menatap foto itu seolah-olah sedang meneliti. "Sepertinya itu asli."

Alexa tersenyum sinis. "Damian, cari tau kebenaran ini. Aku tidak mau bekerja sama dengan orang yang akan berkhianat nantinya!"

Gadis itu berbalik, meninggalkan rumah Tuan Michael dengan senyum puas.

***

"Lexa, udah dua hari gak makan, ya?"

Jelas saja Kevin bertanya begitu. Alexa kini sudah menghabiskan dua mangkuk bakso, satu mangkuk mie goreng dicampur nasi. Dan sekarang, ia masih belum merasa kenyang. Terbukti dengan adanya seporsi siomay di hadapannya.

"Pacar kesayangan gue mana, ya?"

Alexa mengabaikan pertanyaan Kevin. Ia lebih tertarik dengan Ravin saat ini. Gadis itu ingin melihat bagaimana Ravin setelah kejadian semalam.

Bad Girl (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang