6

11.6K 560 7
                                    

Masih Flashback dan masih Author pov ya:)

*Tiga tahun kemudian...

Fira membanting tubuhnya ke kasur. Dia lelah, sepulang sekolah tadi Eyang nya tak henti memberikan tugas rumah yang bertubi, belum selesai satu, sudah di teriaki lagi.

Seperti sekarang, Fira baru saja menyentuh kasur ukuran kecil miliknya, namun suara Eyang kembali menggema seantero rumah besar ini.

"FIRAA!!"

Tanpa membuang waktu Fira segera berlari menghampiri Eyang nya, dari pada terkena semprotan pedas sang Eyang yang menyayat hatinya seiring kata makian maluncur mulus dari bibir pedas Eyang nya.

Fira sampai di depan Eyangnya dengan keadaan kacau, dia bahkan tidak lagi memperhatikan bentukan rambutnya yang di cepol asal.

"Ada apa Eyang?" tanya Fira yang ngos-ngosan karena jarak dari kamar ke teras lumayan jauh dan Fira berlari tadi.

"Ada kecoa di dalam kamar Shanti, tolong buang, Eyang jijik." jawab Eyang nya.

Astaga:) -Fira

Fira hanya tersenyum lalu berjalan menuju kamar Shanti yang tadi di lewatinya.

"Haha, seharusnya aku tadi langsung ke kamar Shanti aja, gausah ke bawah segala, buang buang tenaga. Mana aku pusing banget lagi belum makan dari semalam, sial!" rutuk Fira seraya berjalan ke kamar Shanti hanya untuk membuang seekor Kecoa.

"Apa kamu mengatakan sesuatu?" tanpa di sadari Wanita yang terlihat tidak lagi muda itu mengikuti Fira dari belakang

"Eh, nggak Eyang" jawab Fira kikuk

Duh, untung Eyang gak denger -Fira

Nyusahin aja sih si Shanti!-Fira

Fira tak lagi mengutamakan kesopanan, dia tidak segan memanggil Shanti kakak nya dengan sebutan nama langsung di depan Eyang. Karena apa? Toh mereka berdua juga memperlakukan Fira jauh dari kata sopan layaknya hewan pekerja.

Fira segera masuk ke kamar Shanti yang jauh dari kata bersih dan rapi. Semuanya berantakan, padahal Shanti jauh lebih tua darinya, tapi Fira bahkan lebih dewasa dari Shanti yang masih merengek layaknya anak kecil.

"Bentar lagi juga perintah kedua meluncur" Dumel Fira setelah selesai membuang kecoa yang berhasil di temukan nya.

"Gimana gak bakal ada kecoa orang nih kamar bejibun sampah plastik gini" Fira tak hentinya berceloteh 'Ria.

Dia tidak takut walau dia berbicara seperti itu di depan Eyang, urat sopan nya sudah putus dan hilang begitu saja. Secara dia di didik di rumah ini tanpa kata sopan sedikitpun, untuk apa dia sopan kepada orang yang bahkan tidak menghargainya secuil pun? Ha-ha.

"Sudah selesai Eyang, Fira juga udah beresin kamar nya sekalian" ucap Fira dengan senyuman manisnya.

"Yaudah sana! Cuci piring di dapur!" perintah kedua, seperti dugaan Fira.

Layaknya kerbau yang di cucuk hidungnya, Fira mengangguk saja.

Umurnya delapan tahun, namun sifatnya sudah seperti layaknya gadis berusia remaja lima belas tahun.

"Capek yatuhan, Fira pengen cepet cepet gede supaya bisa pergi dari rumah terkutuk ini" Fira berbicara Frontal sekali seraya mencuci piring.

Selesai.

Tidak ada lagi pekerjaan rumah, mengepel, menyapu, mencuci piring dan baju, membereskan kamar Eyang dan Shanti, membersihkan ruang tamu, menyapu halaman depan, menyapu halaman belakang, memijat kaki Eyang.

Married With A Childish BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang