Gue sekarang ada di kamar bik Sun, berdua, lagi meratapi nasib jadi istrinya si Vano syaland. Sekaligus ghibahin dia, hehe.
"Bik... Menurut bibi, Vano beneran sayang sama Fira gak sih?" tanya gue membuka percakapan.
Bik Sun kayak yang mikir gitu, tapi kemudian mengangguk.
"Den Vano sangat menyukai Non, menyayangi Non kok" jawabnya.
Tapi kok, gue gak yakin ya? Gue kok, berasa ragu gitu sama dia.
"Kok Fira gak percaya ya?" tanya gue sama diri sendiri.
Bik Sun cuma senyum doang dan membenarkan posisi duduknya.
"Mau mendengarkan cerita bibik?" tawar bik Sun membuat gue spontan mengangguk.
"Den Vano itu tipe orang setia loh Non,"
Eeq kudanil!
"Dia setia nungguin non dari kecil, menolak semua wanita yang menyukainya,"
Pantat ayam kali ah, dia gak nolak tuh digelendotin sama si Jisu kampret.
"Dengan satu alasan, ketika bibi tanya kenapa dia tidak pernah pacaran selama ini, dia menjawab 'Vano lagi jaga hati buat seseorang, dia udah bikin posisi spesial di hati Vano, dan sampai kapanpun gak bakal tergeser" kata bik Sun seraya menirukan gaya bicara Vano yang terkesan bocah.
Gue kok sedikit terhura dan nyesek ya? Mengingat semua pernyataan dari bik Sun berbanding terbalik dengan kenyataan Vano yang sama sekali gak ngehargain gue sebagai istri di kampus.
"Dia juga pernah bilang ke bibi, kalo tanpa Non Fira sadari, ada banyak wanita yang lebih cantik dari non dulu saat di paris" ucap bik Sun bikin gue nyesek aja heuu.
"Tapi dia tetap memilih non Sapi karena yang ada di hatinya den Vano cuma non seorang, gak ada lagi." lanjutnya.
Ahh gue mewek mewek dah, tapi bentar deh, ada yang salah sama kalimatnya.
NON SAPI,
Oke i'm Fine:)
"Tapi dia berdua sama cewek lain di kampus bi, terus dia bilang Fira harus berprilaku layaknya tidak pernah terjadi apa apa diantara kita. Terus dia berdua sama cewek, ya Fira diemin aja, soalnya kata dia kalo di kampus, Fira hanya sekedar mahasiswi di tempat Vano ngajar, hueee nyesek gak tuh bik kalo bibi ada di posisi Fira?" tanya gue dengan ingus naik tutun cem bocah.
"Non... Berkomunikasilah, jangan diem dieman kayak anak kecil, setiap hubungan memerlukan komunikasi agar tetap terjaga utuh. Menangis di sini gak bakal menyelesaikan masalah," gue tercengang ketika tangan bik Sun yang udah mengkriput mengelus rambut gue pelan, ternyata gini kehangatan seorang ibu!
"Terus apa yang harus Fira lakukan?" tanya gue meminta pendapat.
"Samperin Vano, gih... Bicara sama dia" usul bik Sun.
"Tapi bik, kan Fira lagi dalam mode ngambek ceritanya" gue menolak mentah mentah usul dari bim Sun.
"Yaudah tunggu aja di kamar, nanti pasti den Vano nyamperin sendiri kok, dia emang gitu"
Gue berdiri saat mendapat info lebih baik, lalu tersenyum dan memeluk erat bik Sun.
"MAKASIH BIBI! AHH MAKIN SAAYAANGG" oke sikap bar-bar gue kembali aktif.
Detik selanjutnya gue lari ke kamar, dan duduk di kasur, pura pura membaca majalah saat gua denger Vano mulai membuka pintu ruang tengah, dia baru pulang ngajar kayaknya, gue langsung ngibrit tadi kayak murid yang kecyduk keluar kelas pas guru gak dateng dan pas banget gurunya dateng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With A Childish Boy
Fanfiction[WARNING!! Bahasa non baku dan banyak bahasa kasar, dimohon dengan sangat agar pembaca memilih bacaan dengan cermat] "Ngapain sih lo ngikutin mulu gue?! Ada di mana gue ada?! Mau lo apa sih Dosen kampret!" -Fira "Mau gue? Kan udah gue kasih tau berk...