Author Pov.
Awalnya Vano tidak menyangka perpisahan itu benar benar akan terjadi.
Perpisahan di mana Vano harus pindah ke Pranciss dan meninggalkan satu satunya teman yang Vano punya.
Tidak ada yang mau berteman dengannya dulu selain gadis yang diam diam Vano sukai, Fira. sebab apa? Sebab kata mereka Vano itu cengeng, meski waktu itu umurnya sudah dua belas tahun tapi masih bersifat layaknya anak anak.
Vano tidak tahu kenapa sikapnya seperti itu, mungkin karena orangtuanya yang terlalu memanjakan dia.
Seperti saat ini, dia berteriak-teriak pada pembantunya untuk di buatkan susu.
"Bibi! Vano pengen susu, Vano capek, nanti anterin aja ke kamar Vano ya" ucap Vano seraya berlari ke kamarnya.
Vano membanting tubuhnya kasar ke kasur.
Dia mengambil benda persegi tipis dari dompetnya.
"Hahaha, ternyata kamu masih menyimpan foto ini" Ucap Vano dengan lirih.
Dia menatap lekat Foto seorang anak kecil di genggaman nya, ya! Itu foto dirinya sendiri. Lalu tangan nya menarik keluar laci nakas di sampingnya, dan mengambil sebuah foto berukuran sama dengan nya.
Foto seorang anak perempuan bantet mirip boneka. Kemudian Vano menempelkan Foto itu dengan Foto dirinya sendiri di tangan sebelah kanan nya.
Foto itu menyatu, sepasang anak kecil yang berdiri berdempetan dengan senyum tengil di bibir keduanya. Ya, siapa sangka? Foto itu sengaja Vano gunting menjadi dua bagian dan dia berikan potongan Foto dirinya sendiri ke Fira dan menyimpan potongan Foto Fira untuk dirinya sendiri.
Mimpinya saat itu hanya satu, kembali bertemu dengan gadis menyebalkan seperti Fira, dan kembali menyatukan potongan Foto ini menjadi satu kelak jika mereka menikah.
Vano tidak bercanda soal janjinya, dia bersungguh sungguh ketika meng-ikrarkan janji bahwa dia akan kembali. Dan saat ini dia akan memenuhinya, tinggal menunggu waktu, mereka akan tinggal satu atap.
"Ini den.. susunya di minum ya, habisin, nanti kalo ngga bibi marah" ucap seorang pembantu yang usianya terlihat sudah tidak lagi muda seraya meletakan secangkir susu pisang di nakas Vano.
"Ahh, bibi! Sini deh!" Vano dengan semangat nya menarik tangan wanita yang di prediksikan umurnya 58 tahun itu untuk duduk di sampingnya.
"Kenapa?" Bi Sun namanya. Dia duduk di hadapan Vano.
Vano mengambil alih nampan di tangan pembantu yang sudah ada sebelum dia lahir itu lalu dia letakan di pangkuan nya, Vano meletakan dua potongan foto itu di sana seraya menunjuk wajah Fira.
"Bi, apa bibi ingat siapa anak di foto ini?" tanya Vano antusias dengan mata bulat jernihnya.
"Tidak" jawab bik Sun dengan kerlingan jahil nya.
"Iiiihh, masa ga tau sih?" Vano semakin mendekatkan duduk nya agar bik Sun jelas melihat objek yang di tunjuk Vano. Dia tahu penglihatan bik Sun memang sudah tidak bisa dikatakan lagi baik karena usia nya yang terbilang tidak lagi muda.
"Ini... Inget gak?" tanya Vano memastikan, tatapan nya seakan menuntut bik Sun agar ingat. Dasar Baby boy.
Lihatlah, ini sangat terlihat janggal. Seorang pria berperawakan atlentis namun berprilaku layak nya anak lima tahun, dia memakai baju jas biru dengan dasi merah, terlihat manly memang, tapi saat dia berbicara...
"Gak mau tau pokok nya harus inget, bik Sun masa gak inget sih ihhh, harus inget ga mau tau!" Vano mempoutkan bibir nya setelah puas berceloteh 'ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With A Childish Boy
Fanfiction[WARNING!! Bahasa non baku dan banyak bahasa kasar, dimohon dengan sangat agar pembaca memilih bacaan dengan cermat] "Ngapain sih lo ngikutin mulu gue?! Ada di mana gue ada?! Mau lo apa sih Dosen kampret!" -Fira "Mau gue? Kan udah gue kasih tau berk...