Wajib pencet bintang sebelum membaca:)
Happy reading❤
💍💍💍
"Gue mau ngampus titik!" bantah gue ketika Vano maksa gue buat gak ngampus dulu dengan alasan dia yang takut di rumah sendirian dan bik Sun lagi pulang kampung.
Gila sih, suami gue manja bet dah.
"Tapi Vano takut sendiri" jawab Vano sambil gelendotan di kaki gue mirip anoa nempel di pohon.
"Manja banget lo jadi laki, sekarang kelasnya bu Fara, galak orangnya, lo tau sendiri" gue berusaha menyingkirkan anoa raksasa di kaki gue.
"Gak mau, nanti Vano bikinin surat izin deh ya.. Ya..." Vano masang wajah melasnya. Yaelah ga mempan buat gue!
"Gue mau ngampus!" gue tetap ngebantah.
Oh iya sekedar info, sekarang gue tinggal di rumah Vano ya gaes.
"Eummm" Vano udah mau nangis aja.
"Hueeee" oke ini menyebalkan.
"Gausah nangis ga lucu!" gue bersidekap dengan kaki yang masih dipeluk Vano.
"Ikut ngampus deh, ya.. Ya.." Vano menggeleg pas gue tawarin gitu.
"Lo ngajar aja" Tawar gue lagi.
"Gak ada kelas!" Vano mempuotkan bibirnya.
"Terus mau lo apa?!" gue ngegas kan tuh.
Tanpa gue duga sebelumnya, Vano melepaskan dekapanya di kaki gue dan berdiri, dia terus terusan menunduk dan memilin jarinya seperti tengah ada yang ingin di sampaikan.
"Lo mau nya apa?" tanya gue memelankan suara.
"Mau Fira nemenin Vano" Jawabnya.
"Gue gak bisa... Gue harus ngampus" jawab gue selembut mungkin.
"Tapi Vano takut di rumah sendirian" Vano nggan walau hanya untuk menatap gue sebentar aja.
"Lo kan bisa ikut gue ngampus" tawar gue kayak ke anak kecil, ya abis dikasarin dikit aja dia nangis.
"Males, nunggu nya lama" elak Vano seraya mengucek matanya yang tadi berair.
"Lo ngajar aja kalo gitu, gantiin guru yang gak masuk" gue memberi pilihan lain.
"Vano ada di bidang bahasa, sedangkan yang sekarang gak masuk guru fisika" jawab Vano, dia tahu semua jadwal guru di kampus gue.
"Emang lo gak bisa fisika?" tanya gue yang merasa herman.
"Bukan gak bisa, dari pada salah menyampaikan lebih baik tidak sama sekali, karena Fisika adalah ilmu tetap, gak bisa diubah" jawab Vano yang lagi lagi membuat gue gak bisa ngebantah.
"Iya iya, gue gak ngampus sekarang dan mau nemenin lo, puas?!" gue duduk di sofa dengan ogah ogahan.
" nah gitu dong, Fira baik!" Vano langsung mencium pipi kanan gue, yang langsung membuat gue kaget, yaelah, gak sekalian di bibir aja, eh astaghfirullah hilap hamba.
"Buatin gue surat izin, cepetan, tanggung jawab lo!" ucap gue ke Vano yang lagi cengengesan gak jelas.
Vano langsung memberi hormat ke gue dan mengambil buku tulis juga bolpoin di dalam tas yang belum gue simpen lagi ke kamar.
Lima belas menit. Lama bat anjir, laki gue masih juga nulis di meja tepat di hadapan gue.
"Udah" Vano langsung menegakkan badanya pas dia sudah selesai menulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With A Childish Boy
Fanfiction[WARNING!! Bahasa non baku dan banyak bahasa kasar, dimohon dengan sangat agar pembaca memilih bacaan dengan cermat] "Ngapain sih lo ngikutin mulu gue?! Ada di mana gue ada?! Mau lo apa sih Dosen kampret!" -Fira "Mau gue? Kan udah gue kasih tau berk...