35

12.2K 352 19
                                    

Fira merasa dia bukan istri yang benar benar di sayang Vano, secara besok adalah hari ulang tahunya dan Vano biasa saja, pria itu sibuk di kantor dan Fira dibiarkan di rumah, mengurus Vivi dengan sibuknya, dan Vano akan pulang ntah kapan.

Kini Fira dan Vivi tengah bercengkrama, ah tidak. Maksudnya, Fira yang bicara sendiri pada bayi yang kini menginjak usia 11 bulan itu, semakin besar wajah Vivi telihat seperti boneka hidup, bulu matanya sangat panjang dan lentik, kalian tahu netranya? Dapat berubah sesuai cahaya atau mood, ketika mood nya baik dia akan berwarna cokelat terang seperti milik Vano, lalu jika sedang sedih atau menangis, netranya berubah gelap seperti punya Fira. Langka dan unik memang.

"Vivi sayangnya mama" Fira beberapa kali menciumi punggung tangan Vivi.

"Ampun dah dek, kamu putih banget perasaan" Fira baru menyadari bahwa kulit anak nya itu albino setelah membandingkan dengan kulitnya yang putih biasa.

"Kalo gede jangan kayak papa kamu ya, manja tapi arogan, nyebelin kan ya?" Fira mulai gibahin Vano.

Vivi yang merasa terusik bangun, mata nya terbuka perlahan,netra cokelat terang indah itu terlihat, bibirnya tersenyum manis melihat Fira di samping dirinya. Mungkin jika besar nanti anaknya ini akan jadi rebutan lelaki di sekolahnya.

"Uuu uuu!" Gumam Vivi.

"Kita gibah yuk!" Fira semakin semangat melihat anaknya bangun, bukanya menidurkanya kembali, Fira malah mengajaknya gibah.

"Papa kamu belum pulang dek!" Fira bergumam lirih, mengusap pipi Vivi pelan.

Netra Vivi berubah gelap, bibirnya tidak tersenyum lagi, memang ikatan ibu dengan anak sangat kuat, meski masih bayi, Vivi seakan mendengarkan dan mengerti apa yang diucapkan Fira.

"Padahal besok ulang tahun Mama tau" Fira manyun,tanpa di sangka tangan kecil Vivi memeluk perutnya, seakan bilang 'ada Vivi di sini kok Ma!'

Fira tersenyum miris, iris hitam legam milik gadis itu melihat jam di ujung sana.

Pukul 11.15 malam.

"Bentar dek, Mama mau nelpon Papa dulu" Fira berjalan menuju nakas, mengerti, Vivi diam saja.

Jari lentiknya mengetikkan beberapa digit nomor lalu menempelkan benda kotak itu ke telinganya.

"Van... Angkat dong!" Fira hawatir, biasanya suaminya itu sudah pulang satu jam yang lalu.

Dengan menggendong Vivi, Fira berjalan menuju kamar teh Ica dan Fino, mereka sengaja menginap untuk jaga jaga ketika Fira dan Vivi sendiri tanpa Vano di rumah.

Fira meletakkan anak nya itu di tengah tengah teh Ica dan Fino, pintu nya tidak terkunci dan Fira bisa leluasa masuk, persetan dengan kesopanan, dia sangat khawatir dengan suami manja nya itu. lampu remang dan masih ada celah di antara mereka, jadi Fira meletakkan Vivi yang diam saja di sana. Fira menuliskan sesuatu di note yang terletak di meja.

Fira pamit keluar bentar, tolong jaga Vivi.

Fira menoleh sekali lagi kearah Vivi ketika dia hendak keluar kamar, anaknya itu sudah meringkuk tidur karena hangat.

Syukurlah, Fira akan mencari Vano.

Langkah Fira berhenti di bagasi.

"Anjir gue kan ga bisa nyetir, masa iya nyewa helikopter dadakan?"Fira berjalan mondar mandir, sebuah ide muncul di benaknya.

Taxi Online.

Kakinya berjalan cepat menuju gerbang, gerbang tinggi itu terbuka otomatis ketika Fira meletakkan telunjuknya ke alat dekat pagar, namanya sudah terdaftar di sini, tidak sembarang orang keluar masuk kedalam rumah megah keluarga rarendra.

Married With A Childish BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang