Pengganggu

7.8K 290 4
                                    

Amanda tersenyum dalam tangisnya"Aku sa..sayang sama kamu sam,mes..ki nanti kita Ti..dak bisa bersama"

Samudra tersenyum mendengar perkataan Amanda"Me too sayang aku sayang sama kamu,dan kamu hidup aku sekarang ,jadi kita akan terus bersama"

Samudra mempererat pelukannya,mengelus punggung serta kepala Amanda sayang.

Membiarkan gadisnya menangis dalam pelukannya.

"It's oke bebe... tenang sayang ada aku"

Samudra mencoba menenangkan Amanda lewat perkataannya.

"Aku ngga akan tinggalin kamu sampai kapan pun"

"Benar?"

"Yes I'm promise you"

"Promise...."

"Yes promise"

Samudra mencium kening Amanda sayang,menenangkan gadisnya adalah kewajibannya sekarang.

Bukk...

Aww..

Ringis Amanda terkena timpukan bantal kecil.

  "Lu apain Amanda sam?!"Tanya Alex baru saja masuk bersama dengan lainnya.

Samudra menatap datar Alex seseorang yang melempar bantal serta memarahinya tadi.

Kenapa mereka disini?

Samudra mendengus melihat mereka duduk memenuhi sofa kosong di dekatnya.

  "Anak orang Lu apain nagis gitu?"Timpal Ajun bertanya.

  "Kaco Lu sam baru di tinggal sama Dirga sebentar ke luar buat beli makanan di supermarket ehhh Amanda udah nangis"Seru Malvin memojoki samudra.

  "Iya untung tadi kita ketemu Dirga ya terus bilang Lu di sini,makanya kita main"Ucap Angga ikut memojoki samudra.

  "Samudra Lu jahat nangis in anak orang"Bryan menggelengkan kepalanya melihat samudra.

  "Kenapa bro?"Tanya Ronald kalem

  "Kanapa kamu man?"Dirga ikut bertanya melihat Amanda masih menangis dalam pelukan samudra.

  "Sam tanggung Jawab Lu?lu sama manda abis ngapa-ngapain pasti"seru Alex lagi menuduh mereka dengan pikiran kotornya.

  "Man Lu di apain man? Minta tanggung jawab man,nanti dia mau enaknya doang lagi"Alex terus mengoceh membuat Amanda kesal.

Amanda melepas pelukannya mengelap sisa air matanya di kedua pipinya.

Amanda melihat Alex dengan tatapan datar.

Bukkk...

Bukkk...

Dengan kesal Amanda melempar kembali bantal kecil yang tadi digunakan Alex untuk menimpuk samudra dan satu bantal kecil di sampingnya.

Lemparan bantal itu tepat mengenai Alex membuat Alex meringis.

  "Alex!! Bisa diem ngga?! Kenapa sih kaya anak perempuan banget?!  kenapa kamu nimpuk-nimpuk samudra?! Kan jadi kena aku!!! Terus kenapa pikiran kamu kotor banget? Cuci sana pake pemutih biar bersih sekalian otak kamu!! Kalau udah bersih sana ke TK balik lagi belajar sopan santun!!"

Amanda memarahi Alex dengan satu tarikan nafas membuat meeeka melongo mendengarnya serta Alex yang meringis.

  "Apa liat-liat!"Ketus Amanda melihat Alex tajam.

Samudra tersenyum senang ketika gadisnya memarahi Alex membuat Alex diam tidak berkutik.

  "Kalian juga!"Amanda mengalihkan pandangannya dari Alex,menatap mereka semua"Kenapa ikut-ikutan?! Mau kaya Alex juga ngga bener?!"Sambung Amanda memarahi mereka.

  "Ya maaf"Cicit Malvin merasa bersalah.

  "Kamu kenapa nda?"Tanya Dirga lagi.

Amanda melihat Dirga yang duduk di sebrangnya.

  "Ngga pa-pa"

  "Kalau ngga apa-apa kenapa nangis?"

  "Tadi cuma mau nangis aja terus minta maaf sama samudra"

  "Bener? Ngga percaya kakak"Dirga tidak percaya akan perkataan Amanda.

  "Bener, tanya aja sama sam"Amanda menyebut nama samudra.

Lah kok gw?

Samudra bingung barus menjawab apa.

  "Bener sam?"

Amanda menyenggol lengan samudra memberi kode"iya kan sam"

Samudra hanya diam bingung menjawab apa,samudra pun tidak tahu alasan mengapa Amanda tadi menangis.

  "Sam jawab"Tegas Dirga,

  "Iya kan sam"Amanda masih memberi kode untuk samudra.

  "Sam!"Panggil Amanda kesal karena sedari tadi samudra hanya diam.

  "Amanda"Peringat Dirga membuat Amanda diam.

Dirga menatap samudra"jawab sam benar apa ngga perkataan Amanda tadi?"

Samudra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal"ya Ga santai aja gw ngga apa-apain kok"

  "Bagus lah kalau Lu ngga ngapa-ngapain"Dirga mengambil handphone di dalam saku jaketnya.

  "Yaudah yu man jalan sama aku"Ajak samudra berdiri.

  "Mau ke mana?"Tanya mereka serempak melihat samudra dan Amanda ingin pergi.

  "Pergi"Jawab samudra singkat membawa Amanda pergi untuk jalan-jalan.

Mereka yang melihatnya hanya diam tidak bisa melarang.

***

SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang