no strings attached pt.1

3.7K 156 92
                                    

WARNING!

Cerita ini mengandung tema dewasa yang implicit (tidak explicit), jadi disarankan untuk pembaca 15+
Read with responsibility









































Vote n comments jangan lupa ya, ehehe






























"ini masih terlalu pagi, memangnya kau tidak lelah setelah semalaman bermain hm?" ucapku saat menyadari kalau 'rekan' ku sudah tidak tertidur di sebelahku pagi ini.

Aku justru mendapatinya sedang duduk di meja belajar, nampak fokus mengerjakan sesuatu.

Dasar mahasiswa teladan.

"Aku sudah terbiasa bangun jam segini, kalau kau buru-buru aku akan mengantarmu dulu nanti," sahutnya tanpa menoleh ke arahku.

Ah, baik sekali bukan? Mana ada laki-laki yang setelah 'bermain' mau repot-repot mengantar seperti dia.

"Tidak, aku hari ini senggang sih lagipula aku rasa aku akan sedikit sulit berjalan hahaha, tak apa kan jika aku seharian disini?"

Akhirnya pemuda itu memutar kursinya untuk menghadap diriku yang masih berada di ranjangnya tanpa sehelai benang pun. Hanya selimut yang menyembunyikan tubuh polosku ini.

"Kalau begitu berjanjilah untuk tidak menggangguku," dan ia kembali berkutat dengan tugasnya.

Menyebalkan.

"Yah Huang Renjun! Bagaimana kau bisa memiliki kekasih jika kau menyebalkan seperti itu!" ketusku pada pemuda tadi.

Ya, ia Huang Renjun.

Mahasiswa semester lima, jurusan arsitektur, idola kampus dan selalu dijuluki sebagai 'innocent boy',

Menggelikan, ia tidak ada innocent nya sama sekali jika sudah di ranjang.

"Sejak kapan kau memusingkan urusan percintaanku?"

Okay, jawabannya yang satu itu berhasil membungkamku.

Jika kau kira aku dan Renjun adalah sepasang kekasih, kau salah besar.

Jangan terkejut, ini adalah hal biasa kok.

Inilah yang biasa disebut sebagai hubungan no strings attached atau friend with benefit.

Ya, kami hanya sebatas teman. Tidak ada status, tidak ada ikatan apalagi komitmen.

Kami hanya menjadi rekan untuk saling memuaskan kebutuhan fisik kami tanpa mengikut campurkan yang namanya perasaan.

Ah, hampir saja aku lupa memperkenalkan diriku.

Aku, Lee Seoyeon.

Mahasiswi semester lima, jurusan komunikasi.

"Aku akan memasak, kau cepatlah mandi. Kebetulan sikat gigi mu yang kau tinggalkan terakhir kali disini masih belum ku buang,"perintahnya sembari beranjak menuju dapur.

Namun aku mencegatnya,"kau tidak dengar ya tadi? Aku sudah bilang kalau aku kesulitan berjalan dan kau harus tanggung jawab."

Renjun hanya mendengus kasar, ia kemudian mengambil jubah mandinya lalu memakaikannya padaku dan menggendongku ke bathub kamar mandinya.

"Panggil aku kalau sudah selesai, pakaian-pakaianmu ada beberapa di lemari ini. Demi apapun, tolong berhenti meninggalkan barang-barang mu di tempatku," ucapnya dengan raut jengkel yang semakin memancingku untuk menjahilinya lebih lagi.

RENJUN'S JOURNALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang