Huang seonsaengnim pt.1

1.9K 139 16
                                    

"Yujin, cepat pakai sepatunya, unnie sudah akan terlambat."

"Tidak mau~ Yujin mau sepatu pink! Sepatu hitam jelek!" rengek gadis kecil bernama Yujin itu.

"Aduh, yasudah cepat ambil sepatu itu nanti unnie yang pakaikan."

Kira-kira seperti inilah keseharianku setiap pagi, mengurusi adik perempuan berusia 5 tahun yang sudah sangat bawel ini.

Apa saat aku kecil aku juga seperti dirinya ya?

Perasaan aku tidak semerepotkan itu, aneh.

Terkadang aku sampai mempertanyakan apakah ia benar-benar adikku?

"Unnie, ini sepatunya~"

"Dasar centil," goda ku.

Ya memang benar, gadis sekecilnya mana ada yang sudah memusingkan mau pakai sepatu yang mana seperti diriya. Aku yang sudah dewasa saja tidak sebegitunya kok.

"Yujin kan mirip unnie, semua orang bilang begitu," ketusnya seakan-akan dimiripkan denganku adalah sebuah hinaan baginya.

"Yujin-ah, kita akan ke TK baru Yujin. Jadilah anak baik, jangan mencoret wajah teman Yujin lagi ya seperti kemarin, unnie khawatir tidak ada TK yang mau menerima Yujin lagi," ujarku menasehati.

Entah untuk umur 5 tahun ia dapat menangkap maksudku atau tidak, yang pasti harapanku hanya ingin Yujin bisa menetap dan tidak bermasalah di TK baru nya nanti.

Sebenarnya Yujin kasihan, aku rasa sikapnya yang suka mencari masalah dan sulit bergaul di TK nya yang lalu-lalu adalah karena ia tumbuh tanpa kasih sayang orang tua.

Ya, kami kakak beradik yatim piatu yang syukurnya bergelimang harta.

Tapi tetap saja harta bukan segalanya.

Shin Yujin, gadis 5 tahun ini butuh kasih yang utuh dari eomma dan appa, namun apa daya di usia Yujin yang ke-3, kedua orang tua ku meninggal dalam kecelakaan pesawat.

Aku, Shin Ryujin. Putri sulung keluarga Shin, kakak Yujin sekaligus wali nya yang juga akan meneruskan perusahaan peninggalan appa di usia yang sangat belia ini.

Aku harus menyicil pelajaran di kampus dengan urusan kantor. Syukurlah ada Paman Choi, asisten kepercayaan mendiang appa yang membantuku disini.

Bukan hanya itu, Yujin juga menjadi tanggung jawabku.

Dulu ia bisa ditinggal di penitipan anak, tapi semakin besar anak ini, ia semakin pemilih. Ia tidak mau bersama orang lain selain aku dan Paman Choi sedangkan kami berdua punya kesibukan dimana kami tentu tidak bisa selalu mengawasi Yujin.

Oleh karena itu di usia yang ke-5 Yujin, aku memutuskan untuk memasukan Yujin ke TK tapi sejauh ini sudah 3 TK yang harus mengeluarkan Yujin karena masalah yang ia timbulkan.

Hari ini aku akan mengantarnya ke TK yang kata Paman Choi merupakan milik isteri dari salah satu sahabat mendiang appa.

Aku lupa siapa namanya, tidak peduli juga sih.

Yang penting, Yujin harus segera bersekolah supaya aku bisa fokus dulu dengan perkuliahan dan pekerjaanku.

Yang penting, Yujin harus segera bersekolah supaya aku bisa fokus dulu dengan perkuliahan dan pekerjaanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RENJUN'S JOURNALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang