no string attached pt.2

1.5K 107 12
                                    

WARNING!
Cerita mengandung tema dewasa yang implicit (tidak explicit) jadi disarankan untuk pembaca di usia 15+
Read with responsibility

































Flashback

"hey, ayo kita main dare! Semua tantangannya harus dilakukan pada seorang lelaki di tempat ini," ujar Herin menjelaskan tantangannya malam itu.

"Kau gila ya? Tidak ada yang kita kenal disini," protes Koeun.

"Justru itu tantangannya bodoh! Mumpung kita di kelab yang baru pertama kali kita datangi, lagipula harusnya bagus dong jika tidak ada yang mengenal kita," sahut Herin.

Aku yang sudah setengah mabuk hanya mengangguk, menarik juga apa yang Herin cetuskan itu. Kebetulan aku juga sudah ada incaranku malam ini.

"Seoyeon, kau ikut kan?" tanya Herin memastikan.

"Memangnya aku bisa menolak? Sudah ayo cepat putar botolnya," sahutku.

"Aku yakin Seoyeon pasti sudah punya incaran di kelab ini makanya ia semangat sekali," sanggah Hina sudah mengenal kebiasaanku.

"Kalian harus seperti Seoyeon dong! Pantas saja kalian masih single hahaha," ledek Herin.

"Seoyeon juga masih single bodoh!" balas Hina.

"Hey, cepatlah," tegurku menyudahi pertengkaran tidak penting Herin dan Hina.

Mumpung targetku belum pergi.

Satu persatu teman-temanku malam itu secara bergilir terpilih. Ada yang diminta untuk memberikan nomer ponsel, ada yang diminta untuk menampar, dan masih banyak hal gila lainnya.

Ada beberapa bahkan yang berakhir tidak kembali ke meja kami karena kau tahu lah kemana.

Sampai akhirnya giliranku, dan sial nya lelaki yang sudah kutargetkan itu sudah tidak ada di tempatnya.

"Ck' kenapa baru terpilih sih!? laki-laki incaranku sudah entah kemana. Cepat katakan apa tantangannya," gerutuku.

"Cium salah seorang laki-laki disini," ujar Herin dengan senyuman jahilnya.

"Di bibir!" seru Yeji, temanku yang lain.

"Dan kau tahu, ciuman disini bukan sekedar menempelkan bibir saja ya hahaha," Koeun menambahkan.

Apa-apaan mereka ini? Perasaan tantangan-tantangan sebelumnya tidak ada yang seekstrim ini.

"Apa-apaan itu? Ini tidak adil," protesku.

"Hey, kau ini sudah beda level dengan kami jelas tantangannya harus beda pulah tingkat kesulitannya," jelas Hina.

Dalih yang menyebalkan, standard macam apa yang mereka tempatkan sampai aku yang ditaruh di level ternakal di antara mereka? Sepertinya mereka juga sama nakalnya denganku, dasar tidak adil.

Dengan ogah-ogahan aku pun melangkah ke kerumunan manusia di kelab itu. Tujuanku hanya 1, sapa 1 orang lelaki dan menciumnya.

Syukurlah tidak ada yang kukenal di kelab ini, dengan begitu tidak akan ada yang mengenaliku saat aku melakukan hal bodoh ini.

Aku menghampiri satu sosok laki-laki yang membelakangiku. Ia terlihat sedang berdiri di samping standing table dengan segelas vodka di tangannya.

Tak mau berlama-lama, aku pun memutar tubuh pemuda asing itu sampai ia menghadap diriku lalu langsung menyambar bibirnya.

Aku tidak sempat melihat seperti apa wajahnya, yang kupikirkan sekarang hanya ingin segera menyudahi tantangan bodoh ini.

RENJUN'S JOURNALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang