- Siapalah aku yang hanya tanaman tundra dibandingkan dengan teratai? -
- May -*****
13 TAHUN YANG LALU"May, serius lo mau nembak Kak Aji?" Ruri yang baru saja tiba dari kantin membawa Chiki Balls, duduk di sebelah Maira yang asyik melamun.
"Ya seriuslah! Masalah hati ini. Mana mungkin gue main-main."
Satu per satu snack berbentuk bola kecil itu masuk ke dalam mulut Maira.
"Lo udah mikir mateng-mateng apa setengah mateng? Kalo ditolak gimana?" tanya Ruri dengan mulut penuh berisi.
"Feeling gue sih bakalan diterima."
"Kepedean, lo! Tau dari mana lo bakalan diterima? Emangnya dia ngasih tanda-tanda suka sama lo?" Bibir Ruri maju mencibir.
"Gue sering mergokin dia lagi ngeliatin gue, Rur. Kalo bukan karena suka sama gue, terus ngapain dia ngeliatin gue melulu?"
"Karena muka lo aneh? Dia lagi sakit mata? Ngeliatin kunti yang lagi ngintilin lo? Atau jangan-jangan, dia sebenarnya lagi ngeliatin gue?" tembak Ruri asal.
"Iiih, ngomong sama lo suka nggak beres!" Maira menjilati jari-jarinya yang berselimut mecin.
"Lo lebih nggak beres! Cewek nembak cowok, cuma modal kepedean karena berasa sering diliatin doang. Absurd bener!"
"Tapi gue suka sama dia. Gue harus bilang sama dia. Daripada entar hati gue meledak karena overload oleh cinta. Duaarrr!"
"Preeettt!"
"Dung dung preeettt!"
"Lo berdua sama nggak beresnya!" Sasti, saingan Maira dalam tim basket, yang juga cewek populer di sekolah mereka, berdiri tepat di depan keduanya. Wajahnya terhalang silau matahari.
"Nih jelangkung satu datang tanpa diundang. Ngapain lo?"
Tak senang dengan kehadiran sang rival, Ruri menyipit sinis. "Apaan sih, Sas?"
"Gue dengar yang lo berdua omongin tadi. Serius lo mau nembak Kak Aji?" tanya Sasti dengan sikap angkuhnya.
"Bukan urusan lo. Jauh-jauh lo!" Maira mengusirnya dengan tangan.
"Gue dukung!" Bukannya beranjak, Sasti malah duduk si sebelahnya.
"Tumben! Gue pikir lo mau jadi saingan juga." Ruri mencebik.
"Eh, Miss Rumpi! Gue kagak niat saingan dalam urusan percintaan. Tapiii, gue mau ngajak taruhan nih!"
"Taruhan?" Maira memandang curiga. Segala sesuatu yang berhubungan dengan cewek itu pasti nggak pernah beres.
"Woy, Jelangkung! Taruhan itu dilarang dalam agama, dosa!" ketus Ruri tidak suka.
"Ngatain orang jelangkung juga dosa dalam agama! Ape lo? Ape lo? Ape lo?"
"Gue nggak minta taruhan duit! Tapi, taruhan posisi!"
"Maksud lo?"
"Begini. Ehem ..." Sasti berdeham panjang. "Kalo cinta lo diterima Kak Aji, posisi Kapten tetap jadi milik lo. Tapiiii, kalo lo ditolak ... gue yang jadi Kapten."
"Eh Sastro, apa hubungannya jadi Kapten dengan diterima nggaknya si May?" Terpancing emosi, Ruri menarik kerah Sasti hingga ia terpaksa berdiri.
"Rur!" Maira menarik tangan Ruri lepas dari Sasti. "Oke! Gue terima tantangan lo! Lo jual, gue beli!"
KAMU SEDANG MEMBACA
May & Aji || #wattys2019 (Completed)
RomanceArsan Fahrurazi, gue nggak akan pernah jatuh cinta sama lo lagi. Nggak akan! (Maira) Tapi ... (suara kaset rusak) ... benarkah begitu? Dasar namanya hati, bawaannya selalu jujur. Rasa yang tertinggal itu masih di sana, berlonjakan setiap kali pria i...