15. I still Love You

4.8K 372 8
                                    


- Ternyata cinta itu masih ada,
tumbuh subur di antara lara.
Dan kini semakin indah merekah, bagai mawar di antara durinya -
- May -

*****

Maira mengutak - atik gelombang radio di mobil. Daripada menghabiskan waktunya hanya untuk memandang jalanan dalam sepi, ia lebih memilih mendengarkan lagu - lagu yang diputar di radio. Beruntung jika yang diputar ternyata lagu - lagu kesukaannya.

Sejak kejadian di rumah tadi, sudah jelas Razi kembali melanjutkan aksi bungkam mulutnya. Salah Maira juga karena kelewat batas dengan ucapannya. Tapi ia harus segera menjalankan gencatan senjata dengan suaminya ini sebelum tiba di rumah orangtuanya. Demi kelangsungan masa depannya, ia harus rela mengalahkan egonya.

Maira akhirnya menemukan stasiun radio yang sedang memutar lagu dari penyanyi favoritnya, Ed Sheeran. Maira pun ikut menyenandungkan liriknya,
"How would you feel, if I told you I loved you?
It's just something that I want to do
I'll be taking my time, spending my life
Falling deeper in love with you
So tell me that you love me too..."

Tanpa disadarinya, Razi yang sedang menyetir di sebelahnya turut menyungging senyuman. Melihat suaminya itu, Maira langsung menghentikan nyanyiannya.

"Kenapa senyam - senyum?"

"Suara kamu bagus."

"Udah tau, kok."

Ucapan percaya diri yang keluar dari mulut Maira malah membuat Razi tertawa kecil.

"Malah ketawa!" cibir Maira.

"Apa ketawa dilarang juga?" Kali ini kepalanya ditolehkan ke arah Maira

"Dih, siapa juga yang melarang? Emangnya aku ratu tega?!"

"Kalo aku bilang iya?"

"Iih, jangan mulai lagi deh! Aku nggak mau ribut - ribut lagi."

"Kamu 'kan yang ribut. Aku sih maunya damai." Razi mengacungkan dua jarinya.

"Aku juga maunya damai. Lagian, sekarang waktunya gencatan senjata. Jangan sampai orangtuaku tau..."

"Iya, aku mengerti."

"Emmm...jadi...aku harus panggil kamu apa?" Maira bertanya dengan wajah tertunduk malu.

"Sudah dibahas 'kan waktu itu." sebentar - sebentar Razi mengalihkan wajahnya untuk menatap istrinya ini.

"Iya, tapi 'kan...belum jelas."

"Terserah kamu aja. Yang penting, panggilan yang baik dan sopan."

"Aku nggak ngerti! Aku ngikut maunya kamu aja, deh." Maira terlihat pasrah. Ia tidak mau dipusingkan dengan masalah beginian.

"Yakin?" Razi mengangkat sebelah alisnya.

"Iya. Emang kamu maunya dipanggil apa?"

"Hmmm...panggilan istri untuk suami pada umumnya."

"Emangnya umumnya para istri pada manggil apa sih ke suami? Bunda manggil Ayah juga tetap Ayah."

"Itu kalo sudah punya anak. Nah teman kamu Ruri, manggil suaminya apa?"

"Mas Galang."

"Kalo manggil Mas Galang secara langsung?" Razi mulai memancingnya.

"Sayang...eh, hah? Kamu mau aku panggil..." Maira menghentikan kalimatnya. Wajahnya kini terlihat memerah.

Razi langsung menganggukkan kepalanya untuk memberi jawaban, "Terserah aku 'kan? Lagipula, terdengar lebih meyakinkan di depan Ayah Bunda." Razi mengangkat sebelah alisnya sembari mengulum senyum.

May & Aji || #wattys2019 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang