19. Patah Hati

4.6K 331 1
                                    


Ini bukanlah diksi
Bukan pula cintamani
Melainkan teriakan nurani
Untuk kamu, sang permaisuri

- Aji -

*****


13 Tahun Yang Lalu

Hiruk pikuk sorak-sorai siswa - siswi kelas XII terdengar di lapangan sekolah. Hari ini merupakan hari pengumuman kelulusan di SMA Maira dan Razi.
Untungnya saja seratus persen siswa - siswi di sekolah itu dinyatakan lulus. Babak selanjutnya dalam hidup mereka baru akan dimulai, termasuk Razi.

Beruntung bagi Razi, berkat otaknya yang encer, ia tidak perlu pusing memikirkan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri seperti teman-temannya. Razi sudah dipastikan diterima di perguruan tinggi negeri ternama di Yogyakarta lewat jalur undangan.

Itu artinya, ia akan segera meninggalkan ibukota, keluarganya, dan juga perempuan yang masih mengisi hatinya.

Tanpa ia sadari, matanya melirik ruang kelas Maira. Ia hapal betul posisi duduk Maira di pinggir kanan jendela. Kadang - kadang mereka saling bersitatap, saat itu pula Razi sering melempar senyum pada Maira. Tapi, sejak drama penolakannya yang berlangsung tiga bulan yang lalu di kantin, Maira tidak pernah sekalipun menatap keluar jendela. Bahkan jika mereka berpapasan pun, Maira hanya memandang lurus seperti halnya berpapasan dengan orang asing.

Razi memang membencinya, tapi juga merindunya. Dan anehnya, rindu itu tak mampu untuk dibendungnya.

"Ji, kenapa lo? Bengong aja, bukannya ikutan foto - foto." tepukan di bahunya membuat Razi menoleh ke arah sang pelaku.

"Eh, foto - foto apaan, Dit?

"Ya foto - foto sekelas-laaah! Sama foto bareng anak-anak kelas lain juga." jelas Radit, teman sekelasnya.

"Ooh, pake kamera siapa?"

"Gue, pinjem kamera kakak gue. Buruan ke kelas! Udah ditungguin anak-anak 'tuh!"

Dengan enggan, Razi menuruti ajakan teman sekelasnya itu. Potret demi potret di ambil oleh Radit.

Setelah selesai berfoto bersama dalam beberapa jepretan, tercetus sebuah ide di pikiran Razi. Razi mengangkat sebelah sudut bibirnya, lalu mendekati Radit.

"Dit, bisa minta tolong nggak? tanya Razi berbisik di sebelah Radit.

"Apaan?"

Razi membisikkan sesuatu ke telinga Radit, khawatir terdengar oleh teman-temannya yang sedang ramai di ruang kelas.

Radit menaikkan kedua alisnya saat mendengar permintaan Razi.

"Hah?? Lo beneran suka sama dia?" tanya Radit dengan intonasi naik. Razi langsung memberi isyarat dengan telunjuk di depan mulut agar Radit menurunkan volume suaranya.

"Ji, kalo lo suka kenapa lo tolak dia? Pake drama segala lagi!" tanya Radit kembali, kali ini dengan suara pelan.

"Gue punya alasan sendiri. Tolong ya, Dit!" mohon Razi sambil menangkup kedua tangannya.


-------------------

Masa Kini

"Apa kamu bilang? Cerai?" tanya Razi tidak percaya.

"Ya, cerai! Ini yang terbaik untuk kita." ucap Maira dengan tegas sambil menahan sesak di dadanya.

Tanpa disangka oleh Maira, Razi menghambur pelukan padanya. Tangan kanannya merangkul kepala Maira.

"Jangan bicara yang tidak - tidak. Aku cinta kamu, May." ucap Razi pelan di samping telinganya.

May & Aji || #wattys2019 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang