❛ 𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧 ❜
sebuah tangan menepuk pundak donghyun, membuat ia sedikit terkejut kemudian mengangkat kepalanya―yang sebelumnya ia telungkupkan di antara lipatan lengan―menoleh ke arah samping.
lee eunsang, teman sebangku, sekaligus salah satu sahabat baiknya menunjuk ke arah jendela di samping donghyun.
donghyun mengikuti arah telunjuk eunsang.
“pacar, tuh. dari tadi ngetuk-ngetuk gak didenger,” kata eunsang.
memang, di sana, tepatnya di depan jendela kelas donghyun, ada yunseong dengan senyum tipisnya.
“sang, aku nyamperin kak yunseong dulu, ya.”
setelah mendapat anggukkan dari eunsang, donghyun buru-buru bangkit untuk menghampiri sang kakak kelas sekaligus kekasihnya itu.
“ada apa, kak?”
“jamkosnya bosenin, gak?” tanya yunseong.
“bosen banget, kak.”
sebenarnya, tanpa yunseong bertanya, terlihat jelas raut bosan dan mengantuk dari bubbly manisnya ini. matanya yang sipit semakin tak terlihat karena mengantuk.
“ke perpus, yuk!” ajak yunseong, sambil meraih pergelangan tangan donghyun.
“ngapain?”
“ajarin kakak materi fisika kelas sebelas, kalau kamu masih inget sekalian juga materi kelas sepuluh.”
kening donghyun mengkerut, “buat?” tanyanya.
“bentar lagi un, bubb. ajarin aku, ya? kamu, kan, pinter.”
“kakak juga pinter kalo gak bandel.”
bukan rahasia lagi, yunseong ini termasuk salah satu dari golongan murid nakal di sekolahnya.
dari yang donghyun lihat saat pertama kali yunseong menunjukkan rokok di hadapannya, ia sudah berspekulasi luas.
dan benar saja, dari yang ia dengar lewat mulut sahabat-sahabat baiknya, bolos sekolah dan bolos pelajaran sering dilakukan kekasihnya yang sudah menginjak tingkat akhir sma itu, tentu saja bersama teman-temannya.
donghyun tak keberatan juga meski perilaku yunseong kurang baik seperti itu. toh, itu hidup yunseong, untuk apa donghyun banyak bicara menyinggung pribadi yunseong?
KAMU SEDANG MEMBACA
kalopsia, hwangkeum✔
Short Story[finish✓] ternyata, semembahagiakan ini mencintai seseorang.