┋d+6!

2.9K 659 214
                                    

❛ 𝙡𝙪𝙠𝙖 ❜

awalnya, semuanya terasa tenang, semilir angin di taman belakang sekolah terasa nyaman dan membuatnya mengantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

awalnya, semuanya terasa tenang, semilir angin di taman belakang sekolah terasa nyaman dan membuatnya mengantuk. hanya saja, donghyun melawannya karena setelah ini, dia masih ada jam mata pelajaran terakhir. maka dari itu, dia memilih untuk memainkan ponselnya.

akan tetapi, kenyamanannya sirna ketika sebuah pop up pesan muncul di layar ponselnya.

donghyun terkejut, ia buru-buru bangkit dan pergi dari sana.

“ck, apa-apaan, sih!” gumamnya kesal, juga khawatir.

tak membutuhkan waktu lama, dirinya kini berada di depan sebuah pintu di samping lorong menuju kantin.

pintu uks.

donghyun menghela napas, sebelum membuka pintu uks tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

tepat ketika ia membuka pintu, beberapa orang di dalam sana menoleh ke arahnya, termasuk yunseong, plus dengan raut terkejut yang tercetak pada wajah sedikit babak belurnya.

“permisi, kak.”

dua orang lainnya yang tak donghyun terlalu kenal tapi ia yakin mereka adalah teman yunseong, berdiri memberinya senyum.

“seong, kita cabut, ya. nanti gue yang bales mereka.”

setelahnya, kedua teman yunseong pergi, meninggalkannya bersama donghyun di dalam sana.

donghyun tak banyak bicara, anak itu lebih memilih untuk mengobrak-abrik lemari uks, mencari sesuatu.

yunseong hanya diam memperhatikan kekasih manisnya itu, yang kini terlihat sibuk dengan menunggu air panas dari dispenser, sedikit mengisi baskom kecil di tangannya, sebelum beralih untuk mencampurnya dengan air biasa.

“geser.”

yunseong menurut, sedikit menggeser duduknya, membagi akses untuk donghyun duduk di sampingnya.

“a-awh..”

ia meringis kecil, ketika permukaan handuk basah itu meyentuh sedikit lebam di tulang pipinya.

“kakak kenapa bisa gini?” tanya donghyun.

raut itu terlihat begitu khawatir.

“dikeroyok,” jawab yunseong.

“kok bisa?”

“ya... bisa.”

donghyun mendengus sebal.

“ya karena apa?” tanya donghyun sedikit meninggikan nada bicaranya.

yunseong tersenyum, tangannya terangkat untuk mengusak surai bubbly manisnya.

“biasa, musuh di sekolah sebelah.”

“udah sma, mainannya masih musuh-musuhan? norak!”

ia sedikit meringis, bukan karena lukanya, ia hanya baru tahu jika donghyun dapat sesarkas ini dengan wajah seriusnya.

kalopsia, hwangkeum✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang